Kemunculan tiga buaya di Sungai Karang Mumus Samarinda bikin resah warga
Merdeka.com - Warga Samarinda sore tadi ramai-ramai mulai berburu buaya yang terlihat di anak Sungai Karang Mumus (SKM) kawasan permukiman Perumahan Pondok Surya Indah, Jalan PM Noor. Buaya diperkirakan tidak kurang dari 3 ekor itu berukuran 2-3 meter.
Buaya itu terlihat berjemur di pinggir sungai dalam sepekan terakhir. Warga khawatir buaya menyasar rumah disaat pasang sungai.
"Pas Imlek kemarin, hari Jumat (16/2), kami warga perumahan gelar senam pagi. Buaya itu terlihat berjemur di pinggir sungai," kata Sekretaris RT 30 Kelurahan Sempaja Selatan, Zainal Abidin, kepada merdeka.com di lokasi kejadian, Selasa (20/2) petang.
-
Kenapa warga khawatir tentang buaya? Kalau buaya yang masih kecil itu hidup liar, dikhawatirkan ada induknya yang masih berkeliaran di sekitar sungai Desa Kebonagung.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Dimana buaya paling berbahaya? Spesies yang paling mematikan adalah buaya Nil yang mendiami sekitar sungai Nil.
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
Zainal dan warganya sempat menyaksikan beramai-ramai dengan mata kepala sendiri, satwa liar itu memang sedang berjemur. "Ukurannya berbeda-beda, yang jelas ada 3 ekor. Ada lagi warga melihat buaya lain. Jadi, ada sekitar 5 ekor di anak SKM ini," ujarnya.
Zainal dan para orang tua menjadi khawatir dengan kemunculan buaya itu. "Yang dikhawatirkan anak-anak, karena sering main pinggir sungai. Khawatir diterkam. Ya, saya lihat sendiri, buaya itu sekitar 2 meteran," terangnya.
Tim BKSDA Kalimantan Timur, bergegas ke lokasi. Petang tadi, mereka tiba dengan membawa peralatan. Mereka berencana mengumpan buaya, agar bisa segera ditangkap.
"Kita pasang umpan ayam hidup," kata Petugas Polhut Seksi Wilayah Konservasi Wilayah II Tengarong, Surya Darmawan.
Mengamati sekitar sungai, yang memiliki areal rawa, Zainal memperkirakan, anak SKM itu bukan habitat sang predator. "Diperkirakan jenis buaya muara. Karena makan mereka di sungai mahakam berkurang, buaya ini menyusuri SKM dan anak SKM. Jadi, lokasi ini diperkirakan masih banyak ikan," ujarnya.
Diperkirakan ada lebih dari 3 ekor buaya, yang rencananya akan ditangkap. "Dilihat dari ukurannya, itu buaya dewasa, jenis muara dan itu buaya ganas," kata Surya.
Sampai malam, warga terus berdatangan. Tidak hanya warga perumahan, melainkan relawan kebencanaan. Rencananya, umpan akan dipasang malam ini untuk menangkap sang predator.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaKeberadaan buaya itu terlihat cukup lama. Kemunculannya diketahui terjadi saat air Sungai Musi dalam keadaan pasang.
Baca SelengkapnyaMusim hujan yang identik dengan musim kawin buaya.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaTiga warga di Desa Terusan Laut, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, nekat beternak buaya dalam rumah mereka.
Baca SelengkapnyaPenemuan tiga buaya dari dalam jalan rusak tersebut membuat panik warga.
Baca SelengkapnyaWisata Laguna Kalondes berlokasi di daerah Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
Baca Selengkapnya