Kena asap, bayi Arika meninggal sepulang dari rumah nenek
Merdeka.com - Meninggalnya bayi perempuan bernama Arika Patina Ramadhani (1,3), terkesan mendadak. Sebab sehari sebelum meninggal, Arika sehat-sehat saja saat menjenguk neneknya.
Ayah korban, Bakri (31) menuturkan, sebelum masuk rumah sakit, Arika dibawa berkunjung di rumah orangtuanya di kawasan Plaju Palembang mengendarai sepeda motor, Sabtu (10/10) siang. Saat itu, kondisi kabut asap memang sedang pekat.
"Waktu itu, anak saya sehat-sehat saja. Memang waktu itu asap lagi banyak, kami jalan pakai motor," ungkap Bakri, Senin (12/10).
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Apa yang membuat bayi meninggal? Jumaa dan Ali lahir prematur pada usia delapan bulan, namun dalam kondisi stabil pada saat itu. 5 bayi meninggal dalam 2 pekan akibat hipotermia
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
Malam harinya, mereka kembali ke rumah kontrakan mereka di Jalan Swadaya, Lorong Keluarga, Kelurahan Pakjo Palembang. Sesampai di rumah, Arika langsung demam tinggi.
"Saya ajak berobat ke klinik dekat rumah. Kata dokter memang kena asap. Klinik nyarankan bawa ke rumah sakit," ujarnya.
Melihat kondisinya makin parah, putri pertama pasangan Muhammad Bakri (31) dan Asnayanti (27) akhirnya dirujuk ke rumah sakit Siti Khadijah Palembang, Minggu (11/10) pagi.
"Cuma dirawat sepuluh jam, jam lima sorenya meninggal. Memang diagnosis dokter kena infeksi paru-paru karena asap," tuturnya.
"Kami minta asap cepat diatasi, jangan ada lagi korban. Kami pasrah, bagaimana pun ini yang terbaik buat anak saya," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil autopsi dari tim medis menunjukkan bahwa balita berinisial AGS (5) tidak meninggal akibat kekerasan seksual.
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang buka suara terkait meninggalnya pasien anak atas nama inisial AR (11) di RSUP M Djamil Padang.
Baca SelengkapnyaHasil autopsi dilakukan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati terhadap jenazah AGS pada 3 Desember 2024 lalu, tidak ada tanda-tanda kekerasan terhadap korban
Baca SelengkapnyaKorban sempat masih bernapas, kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSelama ini ibu korban jarang bersosialisasi dengan masyarakat dan ada dugaan depresi.
Baca SelengkapnyaPengacara menduga ada kelalaian yang dilakukan petugas jaga saat itu.
Baca SelengkapnyaSang ibu, RY telah ditahan, tapi polisi menemukan kendala saat memeriksanya.
Baca SelengkapnyaPolisi resmi menghentikan perkara ini usai merampung investigasi.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan kekasihnya yang datang ke indekos karena curiga teleponnya tak kunjung diangkat.
Baca SelengkapnyaKedua orang tua bocah malang itu sama-sama bekerja di rumah sakit S.K Lerik Kota Kupang
Baca SelengkapnyaBayi tersebut sudah dirawat oleh pasangan suami istri tersebut sejak usia 4 bulan.
Baca Selengkapnya