Kena Gas Air Mata, Pendemo Gedung DPRD Kaltim Pingsan dan Sesak Napas
Merdeka.com - Ribuan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi menolak UU KPK di depan pagar DPRD Kaltim Jalan Teuku Umar, Samarinda. Polisi menembakkan gas air mata untuk memecah konsentrasi massa. Akibatnya sebagian besar mahasiswa kocar kacir, ada pula yang harus digotong lantaran sesak napas.
Pantauan merdeka.com di lokasi, mahasiswa sempat rehat saat tengah hari. Setelah selesai Salat Zuhur, mereka kembali bergerak meringsek ke depan Gerbang DPRD Kaltim. Massa bersikeras hendak masuk ke dalam halaman DPRD Kaltim.
Untuk meredakan situasi, polisi bersalawat mulai pukul 14.00 Wita. Mahasiswa bergeming, dan terus menyanyikan hymne dan yel-yel. Mahasiswa mencoba masuk dengan menggoyang gerbang lain di sisi kiri gedung DPRD.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa yang dilakukan Brimob di depan gedung Kejagung? 'Iya (benar ramai konvoi Brimob). (Kondisi Kejagung) Pintunya ketutup, enggak perhatiin cuma ya motornya doang. Rame-rame,' ucapnya saat ditemui, Minggu (26/6).
-
Siapa yang masuk ke lapangan dan membuat kerusuhan? Peristiwa itu berawal saat salah satu suporter tuan rumah masuk ke dalam lapangan.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang mengajak mahasiswa untuk menjaga kondusivitas pemilu? Bupati Ipuk mengajak mahasiswa agar berkontribusi positif dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan bermanfaat.
Sekitar pukul 14.45 Wita, polisi melepaskan 2 kali tembakan gas air mata. Walaupun sebagian besar massa berhamburan, namun ada beberapa mahasiswa tetap bertahan di depan gerbang Gedung DPRD Kaltim.
Massa yang masih bertahan, membuat polisi kembali mengambil tindakan. Pada pukul 15.05 Wita, polisi kembali menembakkan setidaknya 5 kali tembakkan gas air mata. Imbasnya, puluhan mahasiswa dan mahasiswi pingsan, sesak napas dan muntah
"Mata jangan dikucek, jangan dikasih air. Biarkan kering sendiri," seru mahasiswa kepada rekannya yang terkena gas air mata.
Sampai pukul 15.45 Wita, mahasiswa yang sempat keluar barisan kembali bergerak ke depan gerbang Gedung DPRD Kaltim. Dari pantauan merdeka.com, satu mahasiswa mengalami luka di kepala.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Koordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaBentrokan tersebut terjadi ketika massa demonstran merobohkan pagar Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaSetelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaDemonstran kini sudah sampai menutup Tol Dalam Kota tepat di depan gedung DPR, Kamis (22/8) sore.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa tiba-tiba menggeruduk gedung DPR, Jumat (17/5) sore.
Baca SelengkapnyaRatusan massa terdiri dari pelbagai elemen masyarakat itu melakukan demonstrasi di depan gedung DPR sejak Kamis (22/8) pagi.
Baca SelengkapnyaPolisi dan mahasiswa saling halau. Mahasiswa yang mundur ke depan kampung Universitas Diponegoro menghalau polisi kembali ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya