Kenangan manis ibunda dengan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur

Merdeka.com - Surati, ibunda korban kerusuhan berdarah di Mako Brimob, Brigadir Satu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas (20) terkenang perhatian anak bungsunya. Pada 5 April kemarin, putranya sempat berkirim pesan singkat mengucapkan selamat ulang tahun.

Sebulan lebih, rasa perhatian seorang anak itu kini jadi kenangan. Pada Rabu (9/5) pukul 17.00 kepolisian setempat menyambangi rumahnya memberitahukan kabar duka. Putranya, dikatakan meninggal dunia.

"Wahyu lahir 24 Mei 1998. 14 Hari lagi semestinya saya telepon, memberi ucapan dan mendoakan. Tapi takdir berkata lain," katanya.

Wahyu sendiri merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Ayahnya, Purnawiraman Serma Pudjiono (60). Mereka tinggal di Dusun Kebayeman RT 2 RW 2 Desa Kamulyan, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Wahyu baru bertugas di Densus 88 Anti Teror pada 2 April. Ia ikut seleksi dan menyisihkan 500 peserta se-Indonesia. "Hanya diambil enam orang," kata Pudjiono usai pemakaman Wahyu.

Kematian Wahyu, oleh keluarga sudah diikhlaskan. Jenazah tiba di rumah duka, sekitar pukul 02.45 WIB, Kamis (10/5). Situasi haru tak terelakkan saat peti kayu berbalut bendera merah putih melangkah masuk rumah duka.

Hingga menjelang Subuh, digambarkan Pangat tetangga korban, lantunan doa terus mengiringi anak ke empat pasangan Purn Serma Pujiono (60) dan Surati (48). Jenazah dimakamkan 09.00 di pekuburan setempat.