Kenapa Marwah Daud yang berpendidikan tinggi percaya Dimas Kanjeng?
Merdeka.com - Psikolog Dr MG Bagus Ani Putra menilai kondisi masyarakat yang mengalami 'materialistic value oriented' (MVO) atau menghargai materi secara berlebihan itu menyuburkan fenomena Padepokan "Dimas Kanjeng" Probolinggo yang dipimpin Taat Pribadi.
"Itu sebenarnya bukan fenomena baru, namun MVO itu terjadi sejak era industrialisasi atau sekitar tahun 1970-an," kata ahli psikologi sosial dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu di Surabaya, Minggu (9/10).
Menurut dosen Fakultas Psikologi Unair itu, MVO (nilai-nilai materialistik) itu menggerus nilai-nilai sosial bangsa Indonesia, seperti gotong royong, sukarela (tanpa pamrih), dan 'gugur gunung' (kerja bakti bersama).
-
Siapa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi? Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi biasanya lebih berhasil dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan pribadi, profesional, dan sosial.
-
Kenapa marah bisa bikin bahagia? Saat marah, seseorang sering merasa dirinya adalah pihak yang dirugikan atau diperlakukan tidak adil. Dalam kondisi ini, mengekspresikan kemarahan menjadi bentuk perlawanan untuk kembali merebut kendali atas situasi tersebut. Meski masalah belum tentu selesai, meluapkan emosi dapat memberikan rasa lega.
-
Apa makna utama dari kata-kata bijak tentang perasaan? Kata-kata bijak tentang perasaan memiliki kekuatan untuk menyentuh hati dan memberi inspirasi. Melalui ungkapan-ungkapan ini, kita dapat merenungkan berbagai aspek kehidupan, mulai dari cinta, persahabatan, hingga perjuangan hidup.
-
Kenapa Danang merasa Allah menyayangi dia? Danang menulis, 'Saya merasa Allah sangat menyayangi saya. Terima kasih Allah atas banyak kebaikan yang Engkau berikan kepada kami. Mohon tetap mengingatkan dan mendekatkan saya agar selalu berada di jalan-Mu. Amiin.'
-
Siapa yang bisa memiliki kecerdasan emosional tinggi? Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi dapat menghadapi berbagai situasi dengan lebih baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
-
Apa itu kedewasaan emosional? Kedewasaan emosional adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan untuk mengatasi emosi, berkomunikasi dengan baik, dan merespons situasi dengan tenang dapat memengaruhi kualitas hubungan sosial dan pribadi kita.
"Nilai-nilai itu sudah digantikan dengan materi sebagai ukuran, karena itu fenomena Dimas Kanjeng pun terjadi terus-menerus, meski tidak pernah ada yang terbukti, seperti Uang Logam Bung Karno, Uang Brazil, Peti Nyai Roro Kidul, dan semacamnya," katanya.
Ditanya solusi untuk keluar dari serangkaian kebodohan dengan fenomena serakah itu, Bagus yang pernah menjabat Kepala Humas Unair itu menyatakan masyarakat seharusnya memberikan sanksi sosial seperti dikucilkan.
"Bukan seperti sekarang yang justru dimaklumi, karena keberadaan Padepokan Dimas Kanjeng yang dimanfaatkan membuka kantin, lahan parkir, menjadi petugas pengaman, dan sebagainya, sehingga Dimas Kanjeng merasa benar dan berterima oleh masyarakat," katanya.
Secara tidak sengaja, sikap berterima dari masyarakat itu justru menjadi legitimasi bagi Dimas Kanjeng, sehingga dia dapat memiliki tiga modal yakni informational power, media sosial, dan kredibilitas internal-eksternal.
"Modal informational power atau kekuatan informasi adalah informasi yang beredar dari pengikut kepada masyarakat, seperti dia memiliki kehebatan ini-itu, lalu media sosial juga mempromosikan, seperti Youtube," katanya.
Selain itu, dia juga memiliki kredibilitas internal, seperti jubah, celak, berwajah Arab, dan sebagainya, sedangkan kredibilitas eksternal yang dimiliki antara lain memajang foto bersama tokoh seperti Dahlan Iskan, Jokowi, dan sebagainya.
Oleh karena itu, dia menyarankan pemerintah, tokoh agama, dan tokoh pendidikan untuk segera bersikap, karena masyarakat yang menjadi korban semakin banyak dan Dimas Kanjeng juga melecehkan agama, seperti Shalawat Fulus dan Kun Fa Yaqun.
"Pendidikan juga harus berbenah, seperti pendidikan agama tidak hanya mengajarkan agama secara normatif, seperti shalat, puasa, dan sejenisnya, melainkan agama hendaknya diajarkan secara moralitas, seperti ahlak yang 'rahmatan lil alamin'," katanya.
Bagus Ani Putra menambahkan pendidikan agama (akhlak) itu penting, karena pengaruh Dimas Kanjeng itu tidak hanya menimpa masyarakat menengah ke bawah, namun juga masyarakat kelas atas dan intelektual, seperti Marwah Daud.
"Kalau orang kaya terpengaruh itu berarti mengalami 'greedy phenomenon' atau fenomena keserakahan, sehingga terjadi 'loss of novelty' (hilang kenikmatan) dengan uang yang sudah banyak tapi ingin lebih banyak lagi," katanya.
Sementara itu, kalau orang intelektual yang terpengaruh berarti mengalami 'mindlessness condition' atau logika yang turun, sehingga emosi yang naik. Marwah Daud misalnya yang bergelar Doktor dan PhD.
"Emosi naik itu hukum alam atau sunnatullah, sehingga orang marah (negatif) dan orang bahagia (positif) akan menjadi tidak bisa logis. Nah, Marwah Daud mengalami mindlessness condition atau logika yang turun, sehingga emosinya mudah menerima Dimas Kanjeng," katanya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seseorang yang meluapkan kemarahannya ternyata bisa merasa bahagia, kenapa bisa begitu?
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai fakta psikologi yang menarik untuk disimak.
Baca SelengkapnyaEmosi dapat mempengaruhi pikiran dan tubuh seseorang. Yuk, simak bagaimana emosi dapat mempengaruhi kesehatan!
Baca Selengkapnya