Kenapa yang jujur banyak orang kecil, bukan pejabat?
Merdeka.com - Orang kecil dengan penghasilan pas-pasan justru tak tergiur oleh harta yang mungkin bisa mengubah nasibnya. Mereka tak serakah memperkaya diri apalagi dengan cara-cara curang.
Mulyadi misalnya, seorang cleaning servis mengembalikan uang Rp 100 juta yang ditemukannya di Mall Kota Kasablanka. Dia juga menolak naik jabatan. Kisah serupa juga dilakukan oleh sopir taksi bernama Suharto.
Wakil Rektorat 1 Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar mengatakan orang kecil lebih jujur karena hidupnya sederhana. Mereka juga tak perlu uang banyak-banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, beda dengan para pejabat di negeri ini.
-
Bagaimana pria kaya ini hidup? Namun di tengah kekayaan yang dimiliki, dia mengaku telah hidup hemat sepanjang hidupnya.
-
Bagaimana orang merasa kaya? Seorang perencana keuangan bersertifikat dari North Haven, Connecticut, Paul Marrone mengatakan kekayaan bergantung pada gaya hidup, kebutuhan pengeluaran, dan sumber penghasilan, yang bisa berbeda dari satu orang ke orang lain. Singkatnya, kemampuan Anda untuk merasa kaya bergantung pada pengalaman dan persepsi Anda terhadap uang.
-
Siapa yang bisa mencapai gaji ratusan juta? Sebagai contoh, seorang Head Manager konstruksi bisa memperoleh gaji Rp80 juta sampai Rp250 juta per bulannya dengan pengalaman 10 sampai 15 tahun.
-
Apa saja ciri kepribadian yang berhubungan dengan kekayaan? Jadi, apa saja lima ciri kepribadian utama yang dinilai oleh para peneliti, dan bagaimana ciri-ciri tersebut dikaitkan dengan kekayaan?
-
Apa yang membuat orang kaya? Menurut studi Northwestern Mutual tahun 2024, hanya 1 dari 3 jutawan yang merasa benar-benar kaya. Beruntung, rasa kaya tidak hanya tentang jumlah uang di rekening Anda, tetapi lebih kepada sikap Anda terhadap uang yang sudah dimiliki.
-
Dimana pekerjaan dengan gaji tinggi di Indonesia? Melansir laman ocbc.id, pekerjaan dengan gaji tertinggi di Indonesia di urutan pertama adalah level corporate suite, atau orang-orang dengan gelar chief/director.
"Asal dapat pekerjaan, hidupi keluarga dan bisa sekolahkan anak sudah cukup," kata Musni saat berbincang dengan merdeka.com.
Sedangkan para elite, kata Musni, sudah terbiasa dengan gaya hidup mewah sehingga terkadang tak sesuai dengan penghasilannya. Bagi yang berkuasa kadang kala menyalahgunakan kekuasaan untuk raup keuntungan.
"Orang-orang gede terkontaminasi hidup yang hedonistik, mimpinya sangat tinggi sedangkan pendapatan belum tentu sesuai dengan mimpi yang ingin dicapai. Untuk wujudkan itu mereka salahgunakan kekuasaan, itu bedanya orang besar dan kecil," jelasnya.
Dalam pekerjaan, lanjut Musni, orang kecil dengan pendidikan yang tak terlalu tinggi berusaha sebaik mungkin dalam pekerjaan. "Tidak ada udang di balik pengabdian. Tapi pekerjaan para elite bukan mengabdi, tapi ada undang di balik batu," tuturnya.
Dalam beberapa kisah kejujuran, menurut Musni, orang-orang itu harus diapresiasi. "Sisihkan bagi anak-anak mereka, penghargaan penting jangan sampai tak ada penghargaan bagi orang jujur," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka yang benar-benar kaya seringkali memilih gaya hidup yang lebih sederhana.
Baca SelengkapnyaUmumnya, mereka sengaja berpenampilan seperti orang kaya agar produk atau jasa yang dipasarkannya bisa diterima masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menghargai setiap orang tanpa memandang status finansial, dan lebih fokus pada nilai-nilai dan kualitas pribadi.
Baca SelengkapnyaAntusiasme itu tidak hilang bahkan ketika orang mencapai tingkat kekayaan yang sangat tinggi.
Baca Selengkapnya