Kengerian Daeng Koro, gembong teroris paling dicari di Indonesia
Merdeka.com - Daeng Koro, terduga teroris tewas saat baku tembak dengan Densus 88 di Poso. Rekan Daeng Koro langsung ngacir ke hutan karena merasa terpojok.
Peristiwa baku tembak itu berawal saat Daeng Koro bersama rekan-rekannya mendatangi pemukiman warga sembari menenteng senjata laras panjang dan bom rakitan. Setelah beberapa hari dalam pelarian, kelompok bersenjata yang diduga kehabisan perbekalan itu mencari makanan di rumah warga di sekitar hutan jalur mereka lalui.
Namun keberadaan mereka tercium aparat, setelah warga melaporkan adanya orang tak dikenal sambil menenteng beberapa pucuk senjata api. Akhirnya, pada sekitar pukul 14.30 Wita, anggota Polres Parigi Moutong dan tim Densus 88 Antiteror tiba di lokasi.
-
Siapa anggota KORPRI? Korps Pegawai Republik Indonesia atau Korpri adalah wadah untuk menghimpun seluruh pegawai Republik Indonesia demi meningkatkan perjuangan, pengabdian, dan kesetiaan pada cita-cita perjuangan bangsa.
-
Siapa yang menjadi target serangan bom di Kano? Emir Kano, Mohammad Sanusi II, yang dikenal sebagai penentang Boko Haram, sering menghadiri salat di masjid tersebut, sehingga ia mungkin menjadi target.
-
Siapa yang memimpin Kopassus? Saksikan Video ini: Komandan Jenderal Baru Korps baret Merah
-
Dimana serangan bom terjadi di Kano? Tiga bom meledak di luar masjid Central Mosque di Kano, yang menewaskan sekitar 120 orang dan melukai sekitar 260 jamaah saat mereka sedang melaksanakan salat Jumat.
-
Apa yang terjadi pada serangan bom di Kano? Tiga bom meledak di luar masjid Central Mosque di Kano, yang menewaskan sekitar 120 orang dan melukai sekitar 260 jamaah saat mereka sedang melaksanakan salat Jumat.
-
Siapa yang memimpin Kopassus di Timor Timur? Kisah ini Disampaikan Jenderal (Purn) Agum Gumelar Saat itu Agum masih berpangkat perwira menengah dan bertugas di Timor Timur tahun 1982. Dia memimpin Komando Pasukan Sandi Yudha (kini Kopassus).
Polisi awalnya meminta segerombolan orang asing tersebut untuk menyerahkan diri namun dibalas dengan tembakan dan lemparan bom rakitan. Kontak tembak akhirnya terjadi dalam waktu sekitar 45 menit, dan menewaskan Daeng Koro.
Kelompok bersenjata tersebut akhirnya melarikan diri ke tengah hutan. Diduga ada beberapa orang dari kelompok bersenjata yang terluka akibat baku tembak itu.
Lalu siapakah Daeng Koro?
Daeng Koro alias Mas Koro alias Sabar Subagyo merupakan salah seorang gembong teroris paling dicari. Menurut kepolisian, sosok Daeng Koro bahkan lebih menakutkan dari Santoso.
Untuk diketahui, Santoso merupakan gembong teroris yang juga paling dicari keberadaannya. Bahkan, ada yang bilang kalau Santoso hanyalah nama besar yang diciptakan oleh Daeng Koro untuk menyembunyikan keganasan dia.
Daeng Koro juga memiliki dasar militer. Bahkan, ada kabar yang mengatakan kalau Daeng Koro merupakan pecatan Kopassus.
Dengan menyandang pecatan pasukan elite TNI, Daeng Koro mempunyai keahlian dalam strategi dan perang bergerilya. Oleh karena itu, aparat kerap kesulitan mengendus keberadaan Daeng Koro dan Santoso.
Sejumlah aksi Daeng Koro yang menjadi catatan Densus 88 sudah banyak dilakukan. Pertama, dia sebagai pelatih dan ketua pelaksana beberapa kegiatan tadrib asykari yang dilaksanakan di daerah Tuturuga, Kabupaten Morowali, tadrib di Sulbar, tadrib di Mambi, serta kegiatan tadrib yang dilaksanakan di Gunung Tamanjeka, Poso.
Kedua, sebagai aktor intelektual dalam pembunuhan Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman di Tamanjeka. Keduanya ditemukan tewas mengenaskan di lubang hutan.
Ketiga, pelaku penghadangan dan penembakan anggota Brimob di Kalora. Keempat, sebagai perakit dan eksekutor bom Pantangolemba.
Kelima, kontak senjata dengan anggota di Gunung Gayatri, Desa Maranda, Poso. Keenam, pengadaan senjata yang saat ini menjadi senjata inventaris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Tujuh, sebagai penghubung antara kelompok MIT dengan kelompok Makassar. Delapan, sebagai ahli strategi bagi pergerakan kelompok MIT. Terakhir, aktor intelektual penembakan warga masyarakat di Desa Masani.
Polisi dan TNI terus meningkatkan kewaspadaan. Mereka juga terus menyisir daerah tempat latihan kelompok Santoso di Poso.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kopassus didirikan pada tanggal 16 April 1952. Selamat ulang tahun ke-72, Kopassus! Berikut kata-kata ucapan selamat HUT Kopassus.
Baca SelengkapnyaPerintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.
Baca SelengkapnyaKopral Bagyo mengidolakan seorang purnawirawan TNI AL Djoni Liem yang mendapatkan julukan Semburan Mulut Berbisa.
Baca SelengkapnyaDua orang diantaranya yaitu RR dan AS ditangkap di Kabupaten Tojo Una-Una, dan satu orang lagi inisial MW diamankan di Penaraga, Nusa Tenggara Barat.
Baca SelengkapnyaDua jenderal TNI Polri rela terjun langsung ke medan pertempuran sambil bawa senjata demi dapat mengamankan DPO teroris di Poso.
Baca SelengkapnyaDensus 88 mengamankan beberapa komponen elektronik dan bahan peledak
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya akan memberikan pernyataan terkait ini nanti sore
Baca SelengkapnyaDE adalah pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero) ditangkap lantaran dirinya diduga terlibat aksi terorisme.
Baca SelengkapnyaDito Mahendra tiba di Gedung Bareskrim Polri sekitar pukul 15.47 WIB.
Baca SelengkapnyaDE ditangkap pada Senin (14/8) siang di rumah kontrakannya di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Jalan Raya Bulak Sentul RT07 RW27, Bekasi.
Baca SelengkapnyaTak hanya CIA, ada sepak terjang Dinas Intelijen Israel di Jakarta saat penumpasan PKI. Apa peran mereka?
Baca SelengkapnyaRichard sendiri merupakan lulusan Akademi Militer 1992 dan berasal dari Kopassus.
Baca Selengkapnya