Kepada Capaja TNI-Polri, Kapolri Beberkan Potensi-potensi Perpecahan Bangsa
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengisi pembekalan terhadap 781 calon praja TNI-Polri di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Di hadapan para capaja, ia mengingatkan potensi-potensi perpecahan dalam berbangsa, salah satunya penetrasi budaya.
Semisal tokoh pahlawan super. Tito meyakini banyak dari masyarakat Indonesia lebih mengenal seluk beluk tokoh pahlawan super luar negeri seperti Superman, Batman, Spiderman ketimbang Gundala, Si Buta dari Gua Hantu.
"Budaya saja sudah dipenetrasi. Itu ancaman bagi bangsa. Itu kira-kira potensi perpecahan bangsa kita yang harus kita waspadai," ujar Tito, Jakarta, Jumat (12/7).
-
Siapa yang dibilang mirip Superman? Banyak yang bilang mukanya Junaid sekarang kayak Superman versi Henry Cavill.
-
Siapa yang memakai kostum superhero? Di sini para petugasnya berdandan layaknya tokoh superhero. Ada Batman, Superman, Thor, Iron Man, Captain America, hingga sosok villain Joker yang turut hadir untuk menyelenggarakan pemungutan suara.
-
Siapa pria perkasa itu? Peneliti menduga pria tersebut adalah pendukung raja yang berkuas di wilayah unifikasi Swedia, Denmark, dan Norwegia antara 1397 dan 1523.
-
Apa itu kekuatan super manusia? Kekuatan super manusia merujuk pada kemampuan luar biasa dalam menunjukkan kekuatan fisik yang luar biasa, terutama dalam situasi ekstrem.
-
Siapa saja yang berperan sebagai pahlawan? Fotografer dan sutradara video musik Yuda Julian membagikan karya indahnya dalam momen Hari Pahlawan 2023, mengabadikan sepuluh pejuang Indonesia.
-
Kenapa TPS di LPKA Kelas II Bandung bertema superhero? Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung menyelenggarakan pemilu dengan kondisi lancar dan kondusif. Karena ini LPKA khusus anak-anak, jadi untuk KPPS menggunakan seragam superhero,' Kepala Lapas LPKA Kelas II Bandung Mali Jumali.
Bukan menolak hadirnya para tokoh pahlawan super fiktif asing, namun ia mengimbau masyarakat kritis tepat tidaknya kultur dan pemahaman heroisme mereka yang dibawa lewat tokoh tersebut. Ia menambahkan, negara dalam hal ini juga patut dikritisi.
"Kita harus tanya dulu. Apakah perjalanan pembangunan bangsa sudah ada pada trek yang benar? Untuk mengangkat kesejahteraan rakyat?" ujarnya.
Selain penetrasi budaya, Tito juga menyebut dua faktor penyebab terjadinya pecah konflik, yakni faktor internal dan eksternal. Dari faktor internal, konflik bisa terjadi karena masyarakat kelas menengah belum mampu mendominasi segala sektor. Padahal, negara kuat adalah negara yang masyarakat kelas menengah memiliki peran dominan seperti ketahanan ekonomi.
"Kita harus jujur, kita belum mampu membuat bangsa kita dalam demografinya didominasi oleh kelas menengah, contoh Singapura, masyarakat kelas menengah mereka dominan," ujar Tito.
Tidak hanya menengah di sisi ekonomi, ia juga mengingatkan agar masyarakat juga dewasa dalam berpolitik dan demokrasi. Jika faktor internal tercukupi, secara otomatis potensi perpecahan konflik akan mengecil.
"Dewasa dalam berdemokrasi, potensi konflik jadi lebih rendah karena kecukupan," tegasnya. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaPrabowo begitu mengagumi sosok putra daerah tanah Batak.
Baca SelengkapnyaMega menanyakan, apakah TNI siap mengahadapi jika ada musuh asing datang menyerang
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Gerindra Prabowo Subianto hadir dalam Rakorkan Partai Amanat Nasional (PAN), Kamis (9/5).
Baca Selengkapnyaiapan TNI menghadapi ancaman. Buntutnya, Megawati turut menyindir institusi Polri. Bahkan, dia mengancam bakal datangi Kapolri jika aparat berani menangkap.
Baca Selengkapnya