Kepala BKN: Soal TKW KPK Wajar, Untuk Lihat Derajat Radikalisme Peserta
Merdeka.com - Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang menjadi syarat peralihan pegawai KPK menjadi ASN menuai polemik. Sebabnya, dalam soal tes tersebut menyinngung soal HTI, FPI hingga terorisme yang dinilai tak berkaitan dengan kerja KPK.
Salah seorang sumber di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang juga peserta tes mengungkapkan, soal yang dibuat tidak relevan. Misalnya terkait pandangan peserta ujian mengenai HTI, FPI, OPM, DI TII.
Namun terkait hal tersebut, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana menilai, wajar dengan adanya pertanyaan menyangkut radikalisme dan organisasi massa. Sebab, menurut dia, asesmen tersebut bertujuan untuk melihat derajat radikalisme para peserta.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Apa yang di periksa KPK? 'Yang jelas terkait subjek saudara B (Bobby) ini masih dikumpulkan bahan-bahannya dari direktorat gratifikasi,' kata Jubir KPK, Tessa Mahardika Sugiarto di Gedung KPK, Kamis (5/9).
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Mengapa KPK menelaah laporan tersebut? 'Bila ada laporan/pengaduan yang masuk akan dilakukan verifikasi dan bila sudah lengkap akan ditelaah dan pengumpul info,' kata Tessa dalam keterangannya, Selasa (4/9).
"Asesmen ini kan sebetulnya juga untuk melihat derajat radikalisme peserta test. Jadi saya kira wajar saja ada pertanyaan atau pancingan dalam wawancara seperti itu untuk menggali tingkat keyakinan peserta," katanya kepada merdeka.com, Rabu (5/5).
Terkait pembuatan soal, Bima mengklaim, tidak terlibat dalam penyusunan materi. Menurut dia yang berwenang adalah asesor yaitu dilakukan oleh Dinas Psikologi AD untuk wawasan kebangsaan. Kemudian untuk Asesor interview dilakukan dari BAIS, BNPT dan Pusat Intelijen Angkatan Darat (PusintelAD).
"Saya tidak terlibat dengan materi soal. Itu kewenangan asesor," katanya.
Sementara itu, dia juga menjelaskan alasan mengapa penyusun soal TWK menggunakan indeks moderasi bernegara (IMB) milik TNI AD. Sebab IMB68 kata Bima sudah siap untuk dilaksanakan.
"Jadi tidak ada yang spesial, kenapa IMB68, karena saat itu test yang paling siap untuk dilaksanakan," ungkapnya.
Dia menjelaskan dengan menggunakan IMB68 artinya pegawai KPK diuji untuk membela negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.
"Membela negara itu kan juga berarti membela Pancasila, UUD 45, dan mentaati seluruh peraturan perundang-undangannya. Itu sumpah ASN," bebernya.
Salah seorang sumber di KPK yang juga peserta tes memberikan pendapatnya. Menurut dia, keterlibatan BIN, Dinas Psikologi Angkatan Darat, BNPT, BAIS patut dipertanyakan.
"Terlalu berlebihan melibatkan itu semua," ujar dia saat dihubungi, Rabu (5/5).
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Johan Budi mengaku ingin mengembalikan marwah KPK.
Baca SelengkapnyaKusnadi berada di lantai dasar ketika Hasto sedang menjalani pemeriksaan
Baca SelengkapnyaYudi berharap salah satu dari mereka bisa terpilih menjadi pimpinan KPK untuk setidaknya memperbaiki KPK dari dalam.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, korupsi lebih dari sekadar pelanggaran hukum.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan membongkar pelemahan di KPK saat ini dilakukan lewat pegawainya yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca SelengkapnyaCak Imin buka suara soal panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Baca SelengkapnyaEmpat mantan pegawai KPK itu mendaftar capim KPK berkaca dari banyak masalah di internal lembaga antirasuah dari segi pimpinan hingga pegawai.
Baca SelengkapnyaGhufron cukup banyak berguyon dengan awak media usai menjalani seleksi tes tertulis Capim KPK.
Baca SelengkapnyaKetua MK Suhartoyo menanyakan kepada Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari tentang dampak yang ditimbulkan dari pelanggaran kode etik oleh petugas KPPS.
Baca SelengkapnyaKPK menjelaskan penyidik hanya bekerja sesuai sebagaimana tugasnya dalam memberantas korupsi
Baca SelengkapnyaPenasihat Hukum Hasto Kristiyanto, Rony Talapesy melaporkan penyidik KPK ke Dewan Pengawas terkait tindakan penyidik yang tidak profesional.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang menyebut 70 persen komisioner KPU se-Indonesia tidak layak.
Baca Selengkapnya