Kepala BNN sebut stres tinggi jadi penyebab anggota DPRD terlibat narkoba
Merdeka.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Winarko menyampaikan, narkoba bisa masuk ke semua kalangan masyarakat. Anggota legislatif sekali pun berpotensi menjadi pemakai tergantung sejumlah faktor. Salah satunya akibat tingkat stres tinggi.
"Yang jelas kalau tingkat stresnya tinggi dan bisa masuk bandar ya," tutur Heru di Gedung BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (27/9).
Menurut Heru, BNN akan terus melakukan sosalisasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di setiap kementerian dan lembaga negara. Khususnya agar motivasi diri tiap personal semakin kuat dalam melawan godaan narkoba.
-
Siapa yang paling berisiko terkena dampak narkoba? Penggunaan narkoba terbukti memengaruhi semua lapisan masyarakat dan tingkat status sosial ekonomi tanpa pandang bulu.
-
Siapa yang paling rentan terhadap kecanduan narkoba? Narkoba dianggap segelintir orang dapat menenangkan pikiran.
-
Kenapa narkoba sangat berbahaya? Bukan hanya itu, narkoba bisa menimbulkan ketergantungan atau adiksi alias kecanduan yang berujung mengancam nyawa penggunanya.
-
Siapa yang menurut Marthinus Hukom terancam dengan narkoba? 'Teroris berapa orang mungkin, tapi narkotik siapa pun juga, sama dengan teroris tapi narkotik dia menyerang sampai ke saraf-saraf, merusak manusia dan ini berbahaya dan bisa terancam generasi muda, bahkan mengancam keberlanjutan negara,' ucapnya.
-
Apa bahaya narkoba menurut Marthinus Hukom? Marthinus menyebut, narkotika menyerang manusia hingga ke saraf-saraf dan mengancam generasi muda. Dia berkata, narkotika juga mengancam keberlanjutan negara.
-
Kenapa DPR khawatir akan lonjakan narkoba? Saya jadi khawatir momentum mudik kemarin dijadikan sebagai jalur transaksi oleh para pengedar. Dia bawa narkoba ntah dari luar negeri atau suatu daerah, masuk ke daerah lainnya. Untuk itu setiap Polda, Polres, hingga Polsek, wajib pantau wilayahnya masing-masing. Pastikan tidak ada lonjakan narkoba,' tambah Sahroni.
"Solusinya bagaimana sosialisasi dan ada ketahanan (diri) di sana," jelas Heru.
Sebelumnya, Anggota DPRD Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), berinisial OH ditangkap di kawasan Jakarta Barat lantaran mengonsumsi narkotika jenis sabu. Berdasarkan keterangan, dia mengaku dalam kondisi depresi akibat kematian anak keduanya.
"Dia pakai karena depresi, anaknya meninggal mendadak, sudah 2 tahun lalu," kata Kanit II Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKP Arif Oktora saat dihubungi, Jakarta, Rabu 26 September 2018.
Wakil rakyat lainnya yang diciduk BNN adalah anggota DPRD Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Ibrahim Hasan (45). Dia diamankan petugas terkait kepemilikan 105 kilogram sabu dan 30 ribu pil ekstasi.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Kemenkumham, saat ini ada sebanyak 135.823 orang yang mendekam di lapas se-Indonesia, terdiri atas 21.198 orang tahanan dan 114.625 orang narapidana.
Baca SelengkapnyaHasbiallah menyinggung Jenderal Fadil Imran yang sukses memerangi narkoba saat menjadi Kapolda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaAlat penghisap narkoba ditemukan di tempat Indra Septiarman (26), tersangka pembunuh NKS, ditangkap.
Baca SelengkapnyaSupriansa mengatakan, ada banyak jalur tikus yang bisa menjadi jalur pelarian bagi buronan narkoba
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, dari data Badan Narkotika Nasional (BNN) ada 3,6 juta jiwa penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPPP angkat bicara setelah seorang mantan calegnya, Sri Antika (SA) terjerat kasus narkotika. Caleg gagal ini ditangkap karena mengonsumsi sabu-sabu.
Baca SelengkapnyaRW ternyata salah satu anggota Komisi III DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaPolitikus Partai Gerindra itu meminta agar kasus anggota polisi bermain judi online diselesaikan secara internal.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Marthinus Hukom menyatakan narkotika lebih dahsyat dan berbahaya dari terorisme.
Baca SelengkapnyaMartinus menyebutkan para bandar beroperasi di sejumlah kampung narkoba dengan memanfaatkan situasi kondisi ekonomi masyarakat.
Baca SelengkapnyaUntuk permasalahan narkotika tidak memandang usia. Contoh sekarang sintetis cannabinoid yang beredar sekarang yaitu sabu, kokain, heroin dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaMartinus menyebut, ketika struktur aparat terlibat dalam peredaran narkoba, maka kekuatan jaringan itu akan semakin kuat.
Baca Selengkapnya