Kepala BNPT Ingatkan Bahaya Penyebaran Paham Radikal Terorisme
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius mengingatkan kepada calon pemimpin di institusi TNI dan Polri agar responsif terhadap penyebaran paham radikal terorisme. Mereka juga harus paham menangani masalah isu intoleransi.
"Harus aware, tidak boleh underestimate terhadap semua permasalahan bangsa ini. Diharapkan ke depannya menjadi calon-calon pimpinan TNI maupun Polri yang betul berkualitas, mengerti dinamika perkembangan masalah," ujar Suhardi dalam keterangannya, Selasa (29/10).
Suhardi menyampaikan ini saat memberikan kuliah umum bahaya penyebaran paham radikal terorisme dengan tema 'Strategi Pemberdayaan Mayarakat dalam Penanggulangan Terorisme' terhadap 62 Perwira Siswa (Pasis) Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) di Gedung Perkuliahan PTIK STIK, Jakarta.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Siapa yang diimbau TNI-Polri untuk menjaga keamanan? Mereka mengimbau agar warga berpartisipasi aktif dalam kegiatan siskamling.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Kenapa Pangkoopsudnas ingatkan netralitas TNI? Hal yang harus menjadi perhatian meliputi keimanan dan ketakwaan, peningkatan kualitas SDM, kepedulian lingkungan dan alutsista, ketahanan keluarga, lambangja, dan netralitas prajurit dalam Pemilu.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Apa tugas dari Panglima TNI? Dengan mempertimbangkan banyak aspek dan kepentingan nasional.
Menurut mantan Kabareskrim Polri ini, para Pasis Sespimti nantinya harus bisa menjaga masyarakat dari pengaruh bahaya paham radikal terorisme. "Karena kalau dia sudah tahu persis masalah yang dideteksi, maka dia bisa memberikan treatment siapa saja yang mungkin terpapar, tahu cara bertindak dan cara menangani dengan baik" tuturnya.
Jika seluruh permasalahan tersebut sudah dipahami, lanjutnya, tinggal bagaimana para Pasis Sespimti ini nantinya bisa memberdayakan seluruh komponen yang ada baik di masyarakat maupun negara.
"Harus diberdayakan semua, pemberdayaan masyarakat seperti tema yang sekarang pemberdayaan masyarakat. Apa yang berbahaya untuk masyarakat, bagaimana cara menghindarinya, lalu dikasih treatment itu. Sehingga masyarakat betul-betul punya kualitas yang baik dalam rangka berkompetisi," tuturnya.
Suhardi juga meminta kepada para Pasis Sespimti ini untuk membekali dirinya dengan moral dan akhlak mulia. "Jangan resisten terhadap koreksi dari anak buah dan juga lingkungan masyarakat sekitar. Semuanya juga harus menggunakan hati. Jangan kalian jadi pemimpin yang tidak memiliki moral. Orang hebat tidak lahir dari kemudahan fasilitas, tetapi dengan kerja keras," tandasnya.
Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Sespim Polri, Irjen Prasta Wahyu Hidayat mengatakan perlu mengundang Kepala BNPT untuk memberikan pembekalan dan pengetahuan secara utuh mengenai bahaya penyebaran paham radikal terorisme.
"Kami ingin para Pasis Sespimti ini untuk mendapat arahan dari Kepala BNPT. Di mana para siswa calon pimpinan di negara ini harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang utuh tentang bahayanya ancaman terorisme," tuturnya.
Seperti diketahui, Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Dikreg Sespimti) Sespim Lemdiklat Polri ke-28 T.A. 2019 ini diikuti sebanyak 62 orang Pasis yang terdiri dari 50 orang dari institusi Polri dan 12 orang lainnya dari unsur TNI baik dari Angkatan Darat, Laut dan Udara yang masing-masing matra terdiri dari empat orang Pasis.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaMa’ruf menyampaikan, media sosial dapat dimanfaatkan sejumlah pihak untuk memecah belah umat.
Baca SelengkapnyaMa'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaSementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berpesan kepada BNPT untuk lebih memperkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak.
Baca SelengkapnyaBustan menegaskan perlu adanya kolaborasi dan sinergisitas semua pihak, untuk memberantas paham radikalisme dan terorisme.
Baca SelengkapnyaBNPT Republik Indonesia (RI) baru saja meresmikan Museum Nasional Penanggulangan Terorisme.
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut aksi teror di Indonesia terus menurun sejak tahun 2018.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaBNPT hadir sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk menjalankan fungsi pencegahan terhadap virus-virus intoleransi.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan Global Terrorism Index semakin baik.
Baca SelengkapnyaRomo Benny menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan kebudayaan atau keagamaan.
Baca Selengkapnya