Kepala BNPT ingatkan mahasiswa tak mudah terpengaruh paham radikal
Merdeka.com - Perguruan Tinggi adalah tonggak mempersiapkan generasi muda untuk mencapai masa depan bangsa. Untuk itu para mahasiswa harus terus diingatkan agar tidak mudah terpengaruh paham radikalisme.
"Kita berkepentingan betul untuk seluruh mahasiswa. Karena mahasiswa ini akan menjadi generasi penerus bangsa Indonesia sehingga harus betul-betul kita siapkan mereka dengan baik. Jangan sampai karena 'nila setitik, rusak susu sebelanga' karena hal-hal yang salah dari yang dia dapatkan," ujar Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius.
Hal itu disampaikan Suhardi saat memberikan kuliah umum di hadapan sekitar 600 orang yang terdiri dari para Rektor/Pengelola Perguruan Tinggi di Jawa Timur, mahasiswa beserta civitas akademika di lingkungan kampus Bela Negara, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Selasa (24/7).
-
Kenapa kata-kata semangat penting bagi mahasiswa? Kata-kata semangat kuliah bisa menjadi pilihan bacaan yang tepat saat rasa lelah sudah menghampiri. Jadwal yang padat, tugas menumpuk hingga ujian yang datang sewaktu-waktu memang menjadi salah satu rutinitas para mahasiswa. Tidak jarang, mereka merasa lelah dan jenuh saat menjalani rutinitas tersebut.
-
Apa dampak kata-kata semangat pada mahasiswa? Hal ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat menuntut ilmu sehingga bisa lulus dengan cepat.
-
Apa pesan wisudawan tentang masa depan? Akhirnya, kita lulus juga! Sekarang saatnya menghadapi masa depan yang penuh tantangan... dan semoga tidak banyak revisi.
-
Gimana caranya anak kuliah menjaga kesehatan mental? Anak kuliahan sebaiknya memahami batasan kemampuan mereka dan belajar mengelola stres dengan baik. Olahraga, meditasi, dan mengatur waktu dengan bijak adalah cara-cara yang efektif untuk menjaga kesehatan mental.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Kenapa kesehatan mental penting bagi mahasiswa? Transisi dari SMA ke dunia kuliah adalah perubahan yang signifikan dan dapat menimbulkan tantangan bagi kesehatan mental. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan mental adalah langkah penting dalam meraih kesuksesan akademik dan pribadi.
Untuk itu, menurut Suhardi, di kuliah umum tersebut dirinya menyampaikan materi-materi sangat mendasar yang harus dipahami khususnya terkait masalah penyebaran paham radikal yang mengarah kepada terorisme.
"Harus kita pahami pula bahwa radikal yang kami maksud di sini adalah yang berkonotasi negatif yaitu intoleransi, anti-Pancasila, anti-NKRI dan penyebaran paham-paham takfiri. Untuk itu tadi kita sampaikan bagaimana trik-trik atau cara-cara untuk menghindari hal-hal yang tidak baik untuk bangsa ini," kata mantan Kabareskrim Polri ini.
Suhardi menjelaskan bahwa dirinya memberikan suatu pencerahan yakni terkait masalah kebangsaan. Dirinya ingin memompa kembali semangat nasionalisme, kerekatan untuk saling bersinergi dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
"Tadi kami uraikan fakta-fakta lengkap yakni tentang bagaimana fenomena global, regional, nasional yang menjadi tantangan kita. Kita berikan challenge bagaimana terapi yang pas, bagaimana generasi muda penerus yang akan memimpin bangsa di masa depan ini punya kemampuan memilah dan memilih informasi yang masuk," jelasnya.
Alumni Akpol tahun 1985 ini mengungkapkan bahwa apa yang disampaikannya ini juga merupakan upaya untuk membentengi lingkungan perguruan tinggi dari upaya-upaya penyebaran paham-paham radikal yang berkonotasi negatif. Tak hanya itu, di tengah perkembangan teknologi informasi yang berkembang begitu pesat generasi muda diminta untuk waspada dan jangan mudah terpengaruh dengan informasi yang belum tentu benar sumbernya.
"Kami ingin mereka punya daya tahan terhadap segala informasi yang berkembang. Kalau dulu mungkin hitungan waktu sekian lama, tetapi sekarang hitungan detik sudah bisa terekspos segala sesuatu yang terjadi di dunia ini," imbuhnya.
Terkait seberapa parah penyebaran paham radikal di lingkungan Perguruan Tinggi, mantan Kapolda Jawa Barat ini menilai bahwa tebal-tipis penyebaran berbeda-beda. Untuk itu BNPT memberikan pemahaman dan penjelasan secara detail kepada seluruh civitas akademika bagaimana menghadapinya.
"Kalau yang sudah terinspirasi atau terpengaruh paham yang agak melenceng ya kita bawa dia ke jalan yang benar. Tetapi kalau yang belum terpengaruh kita kasih metode-metode untuk menghindari itu semuanya, sehingga nantinya kita punya generasi penerus yang betul-betul berkualitas untuk menghadapi itu."
Dia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama merapatkan barisan menghadapi realitas pembangunan sehingga seluruh komponen masyarakat dapat membangun bangsa ini dengan baik.
"Mari kita kembali ke jati diri bangsa kita. Kita kuatkan sehingga kita bisa mempertahankan eksistensi NKRI yang kita cintai ini," tuturnya.
Sementara itu Rektor UPN Veteran Jawa Timur, Teguh Soedarto mengatakan bahwa pihaknya merasa penting untuk menggelar acara tersebut dikarenakan UPN selama ini dikenal sebagai kampus kader bela negara dengan mendidik 11.000 mahasiswa yang di dalamnya ada 400 dosen dan 400 tenaga pendidikan.
"Ini mempunyai maksud dan tujuan untuk menanamkan wawasan kebangsaan kepada mereka semua di kampus. Mari kita jaga NKRI, kita kuatkan rasa nasionalisme kita melalui penalaran, pemahaman dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan-kekuatan ke depan yang lebih baik lagi," ujarnya.
Menurutnya, lembaga pendidikan tinggi harus bebas dari radikalisme yang bisa memporak porandakan persatuan dan kesatuan Republik Indonesia ini. Untuk itu lembaga pendidikan tinggi harus mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya secara riil apa sebenarnya yang terjadi dengan radikalisme dan apa yang terjadi dengan terorisme.
"Oleh karena itu kita mengundang bapak Kepala BNPT untuk memberikan ceramah umum yang saya yakini punya manfaat yang sangat besar sebagai lembaga pendidikan tinggi," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil BPIP Berpesan Pancasila tetap jadi pilar utama pendidikan di universitas.
Baca SelengkapnyaProf. Yudian meminta anak muda jangan sampai terpapar ideologi yang tak sesuai dengan Pancasila
Baca SelengkapnyaPerbedaan pilihan dalam Pemilu jangan sampai menimbulkan polarisasi antara satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaPemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaMa'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.
Baca Selengkapnya"Bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang akan berdampak pada segala aspek kehidupan."
Baca SelengkapnyaDiperlukan gotong royong dan kerja bersama demi masa depan anak bangsa.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengingatkan mahasiswa di masa depan jangan menjadi antek asing
Baca Selengkapnya