Kepala BNPT Ingatkan Radikalisme Menyasar Anak Muda Lewat Dunia Digital
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengingatkan, bonus demografi yang diterima Indonesia saat ini, turut berdampak rentannya anak muda terpapar paham radikal dari kelompok terorisme.
"Terutama yang kita ingatkan adalah generasi muda Indonesia. Karena kita hari ini sedang bonus demografi di mana usia produktif itu lebih dominan. Dan radikalisme itu menyasar di anak muda," kata Boy saat saat jumpa pers di Kantor BNPT Jakarta, Selasa (28/12).
Faktor yang membuat anak muda lebih mudah terpapar radikalisme, lanjut Boy, karena keaktifan dalam dunia digital, telah menjadi dorongan bagi para kelompok terorisme untuk dengan mudah menyebarkan konten propagandanya.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Kenapa BPIP butuh anak muda? “Jadi kalau dibilang Indonesia butuh anak muda, alasan pertama karena negeri ini, negerinya anak muda. Aku yakin tidak akan ada satu kejadianpun yang membentuk negeri ini kalau bukan karena tangan kalian,“ terang Najwa.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Apa saja fakta kenakalan remaja di Indonesia? Fakta menunjukkan bahwa perilaku menyimpang di kalangan remaja semakin beragam dan kompleks, mulai dari tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga perilaku seksual yang berisiko.
"Dikarenakan anak muda kita ini sudah menggunakan sangat dekat dengan dunia digital. Sedangkan propaganda jaringan kelompok terorisme ini, kebanyakan melalui dunia digital," katanya.
"Inilah yang harus kita berupaya jangan sampai narasi yang dibangun kelompok teroris ini pada akhirnya menjadi pilihan generasi muda indonesia," tambahnya.
Dia pun berharap agar para anak muda tidak terhasut dengan propaganda-propaganda yang disebarkan para kelompok terorisme. "Karena kita tahu apa yang digagas kelompok terorisme ini adalah gerakan yang anti kemanusiaan," tuturnya.
Adapun tindakan masif kelompok terorisme dalam menyebarkan konten propaganda di sosial media tercermin, sebagaimana hasil pencegahan dari BNPT yang telah men-take down sebanyak 650 konten terindikasi radikal dari ratusan situs internet dan sosial media.
"BNPT telah memonitoring, akun di dunia maya yang berpotensi mengandung pemahaman radikal, sejak januari sampai desember 2021 BNPT telah mencatatkan lebih dari 600 situ akun yang berpotensi radikal. Dengan rincian konten propaganda sebanyak 650 konten," kata Boy
Dari 650 konten propaganda itu terinci dalam 409 adalah konten umum yang merupakan konten informasi serangan, 147 konten anti NKRI, 85 konten anti Pancasila, 7 konten intoleran dan 2 konten takfiri. Selain itu, terdapat juga konten pendanaan sebanyak 40 konten, dan konten pelatihan sebanyak 13 konten.
"Apabila ada berkaitan pelanggaran hukum, misalkan terkait undang-undang ITE, UU no 19 tahun 2019, itu kita koordinasikan dengan penyidik Bareskrim Polri termasuk Densus 88," sebutnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ma'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaHabib Jafar mengatakan jika pemuda melakukan tindakan teror maka bisa terdampak seperti kepercayaan dunia kepada Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaBangbang menegaskan, BNPT terus mendukung kaderisasi kepemimpinan yang menyasar perempuan dan anak sebagai upaya perdamaian
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaSaat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaDiperlukan gotong royong dan kerja bersama demi masa depan anak bangsa.
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut aksi teror di Indonesia terus menurun sejak tahun 2018.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaMa’ruf menyampaikan, media sosial dapat dimanfaatkan sejumlah pihak untuk memecah belah umat.
Baca SelengkapnyaSeluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda
Baca Selengkapnya