Kepala BNPT ingatkan rektor dan mahasiswa bahaya radikalisme
Merdeka.com - Pihak Perguruan Tinggi mulai dari pimpinan, dosen dan staf diharapkan tidak acuh terhadap para mahasiswa. Pihak kampus harus sering-sering mengontrol agar para mahasiswa terhindar dari pengaruh paham radikalisme negatif.
"Karena komunikasi yang baik antara mahasiswa dan dosen tentunya akan menumbuhkan kepercayaan dan memudahkan kita untuk memerangi masalah radikalisme di lingkungan kampus. Sekarang ini sudah kelihatan responsnya sangat luar biasa," ujar Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius dalam keterangannya, Selasa (28/8).
Dikatakan mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas ini, para mahasiswa juga harus bisa ikut berperan serta, misalnya seperti mengidentifikasi dan bahkan memberikan solusi-solusi kepada dosennya jika menemukan hal-hal yang agak menyimpang yang ada di lingkungan kampusnya.
-
Gimana caranya anak kuliah menjaga kesehatan mental? Anak kuliahan sebaiknya memahami batasan kemampuan mereka dan belajar mengelola stres dengan baik. Olahraga, meditasi, dan mengatur waktu dengan bijak adalah cara-cara yang efektif untuk menjaga kesehatan mental.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Siapa yang mengajak mahasiswa untuk menjaga kondusivitas pemilu? Bupati Ipuk mengajak mahasiswa agar berkontribusi positif dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan bermanfaat.
-
Bagaimana mahasiswa berperan dalam menjaga kondusivitas Pemilu? “Saya minta mahasiswa berperan, jangan baperan. Keamanan adalah kesepakatan, bukan kebutuhan. Mari kita berfikir dan berperasaan yang positif,“ ujarnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab disiplin? Jika orang tua kandung mengambil tanggung jawab untuk disiplin, orang tua tiri dapat fokus pada ikatan dengan anak.
-
Siapa yang bertanggung jawab mencegah bullying? Orang tua memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak. Mereka dapat menghindari masalah dengan menciptakan suasana rumah yang harmonis, memberikan perhatian penuh, dan mengajarkan nilai empati sejak usia dini.
"Hati-hati dalam memilih mentor dan hati-hati juga dengan dosen. Jika menemukan sesuatu yang aneh-aneh di kampus segera laporkan. Demikian pula dengan dosen, kami minta untuk tidak acuh terhadap mahasiswanya, tetapi dosen juga harus ikut berperan aktif untuk mendeteksi. Jika pihak kampus tidak bisa, laporkan kepada kami (BNPT), nanti kami yang akan ikut asistensi," tuturnya.
Menurutnya, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, misalkan terjadi penyebarnya radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus, maka Rektor juga patut disalahkan. Suhardi membicarakan soal ini di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Pancasila.
"Beberapa waktu lalu saya juga sudah bilang sama Menristekdikti, peran rektor itu sangat besar, apa yang terjadi di kampus itu tanggung jawab rektor. Jika tidak mampu mengelola kampusnya, rektornya diganti saja," tuturnya.
Mantan Kapolda Jawa Barat ini mengakui kalau dirinya akhir-akhir ini sangat konsen untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa agar terhindar dari pengaruh radikalisme negarif dan terorisme. Hal ini dikarenakan para mahasiswa ini adalah generasi penerus bangsa, sehingga harus diberikan pencerahan.
"Kalau hari Minggu kemarin saya di Itenas Bandung, lalu pekan lalu di Universitas Indonesia (UI) dan sekarang saya ada bicara di Universitas Pancasila. Adik-adik mahasiwa ini adalah orang-orang yang baru diterima dan tentunya dengan menjadi pionir-pionir yang baik ini kita bisa yakinkan bahwa terbebas dari hal-hal yang sifatnya negatif di lingkungan pendidikan," jelasnya.
Dijelaskan mantan Kepala Divisi Humas Polri ini, selama ini para mahasiswa selalu menjadi sasaran target 'cuci otak' dari para kelompok kelompok teroris. "Ini karena para anak-anak muda emosionalnya masih belum stabil tetapi keinginantahuannya terhadap sesuatu itu sangat tinggi. Jadi mahasiwsa ini salah satu sasaran kelompok-kelompok teroris untuk dia pengaruhi lalu akan direkrut," ujar.
Namun demikian, Suhardi memastikan ke depannya tidak hanya kaum mahasiswa saja yang akan diberikan pembekalan mengenai bahaya radikalisme dan terorisme. Kalangan guru-guru di sekolah, tokoh masyarakat dan juga para tokoh agama pun nantinya akan ia berikan pencerahan mengenai fonomena dan bahaya radikalise-terorisme.
"Tentu semuanya, bukan cuma mahasiswa saja. Saya sudah bicara dengan Mendikbud, saya akan bicara di tataran guru-guru sekolah dan juga saya akan bicara kepada para tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk kita kasih pencerahan yang sama sehingga kita punya satu visi dan persepsi tentang masalah ini," tuturnya.
Rektor Uviversita Pancasila, Wahono Sumaryono mengaku sangat senang atas kehadiran Kepala BNPT untuk memberikan pencerahan kepada 2.817 mahasiswa baru di kampusnya tentang radikalisme dan terorisme.
"Dengan penjelasan bapak Kepala BNPT tadi maka kita semua wajib mewaspadai. Tidak hanya bagi mahasiswa saja, tetapi juga civitas akademika. Karena radikalisme terorisme dan sebagainya itu bisa jadi sulit dideteksi kalau itu menjadi bagian dari ideologi," katanya.
Menurutnya, berbagai langkah-langkah yang telah dilakukan Kepala BNPT bersama jajarannya selama ini dinilainya sangat konstruktif dan itu sangat bermanfaat bagi dirinya dan Universitas Pancasila pada khususnya.
Beberapa pejabat negara tampak hadir dalam acara yang mengambil tema besar 'Membangun Kecerdasan Intelektual Berdasarkan Iptek dan Karakter Generasi Milenial Berlandaskan Nilai-Nilai Luhur Pancasila dalam Rangka Berkontribusi kepada Masyarakat, Bangsa dan Negara'. Di antaranya adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang akan berdampak pada segala aspek kehidupan."
Baca SelengkapnyaPerbedaan pilihan dalam Pemilu jangan sampai menimbulkan polarisasi antara satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaPemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaWakil BPIP Berpesan Pancasila tetap jadi pilar utama pendidikan di universitas.
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaNamun sekolah berasrama dan pondok pesantren tidak terlepas dari potensi terjadinya perilaku menyimpang oleh pelajar.
Baca SelengkapnyaUGM melarang dosen killer atau dosen mengajar galak untuk menciptakan suasana belajar nyaman tanpa kekerasan fisik maupun psikis.
Baca Selengkapnya"Sebenarnya kita mengawasi semua kegiatan, mulai dari masjid lembaga pemerintah, dari upaya radikalisme," kata Wapres.
Baca SelengkapnyaDensus 88 memberikan pemahaman kepada para personel Polri dalam kegiatan pencegahan bahaya paham radikal.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaMa’ruf menyampaikan, media sosial dapat dimanfaatkan sejumlah pihak untuk memecah belah umat.
Baca SelengkapnyaMa'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.
Baca Selengkapnya