Kepala Ombudsman DIY: Pelemparan batu bentuk teror, kami tak gentar
Merdeka.com - Pelemparan batu hingga mengakibatkan kaca depan kantor Ombudsman Republik Indonesia (ORI) perwakilan DIY terjadi pada Minggu (9/7) pagi diduga merupakan bentuk teror. Teror yang dilakukan ini diduga terkait dengan tugas ORI DIY yang tengah mengusut dugaan maladministrasi di sejumlah instansi.
"Jika pelemparan batu ini bertujuan untuk meneror kami tidak gentar. Kami akan tetap melakukan tugas dalam pengawasan publik," tegas Kepala ORI DIY, Budhi Masthuri, Minggu (8/7).
Budhi menerangkan bahwa ORI DIY memang sedang mendalami sejumlah kasus yang berkaitan dengan pelayanan publik. Meskipun demikian pihaknya tidak ingin berandai-andai apakah perusakan terkait kasus yang ditangani ORI DIY.
-
Siapa yang memimpin Ombudsman RI? Ketua Ombudsman RI Muhammad Nadjih mengatakan, dari 45,64 persen tersebut, sebanyak 4,17 persen atau 190 puskesmas di Indonesia tak memiliki dokter.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan terhadap ojol? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini? SOPHOS menyebut serangan ini sebagai 'SEO poisoning,' sebuah teknik di mana peretas memanipulasi hasil pencarian untuk menempatkan situs mereka di posisi teratas.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan? Seorang juru bicara Qualcomm menyatakan bahwa patch telah dikirimkan, namun kini tanggung jawab ada di tangan pengguna.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
"Bisa teror tapi tidak menutup kemungkinan orang iseng juga kan. Kami pasrahkan saja pada pihak kepolisian untuk penyelidikannya," jelas Budhi.
Sedangkan koordinator bidang penyelesaian laporan ORI DIY, Jaka Susila Wahyuana menuturkan bahwa teror biasa diterima oleh para asisten. Bentuk teror, kata Jaka, biasanya hanya berupa pesan singkat saja.
"Biasanya teror lewat SMS (short message service). Untuk teror pelemparan ini yang pertama kali sejak kami di sini sejak 2004," urai Jaka.
Jaka menyampaikan bahwa ORI DIY saat ini menangani beberapa kasus terkait pelayanan publik. Namun, sambung Jaka ada tiga kasus yang saat ini menjadi fokus di ORI DIY.
"Yang kami tangani diantaranya regulasi taksi online, kasus penelanjangan sopir taksi online dan pengawasan penerimaan peserta didik baru (PPDB)," pungkas Jaka.
Seperti diketahui, kantor ORI DIY yang berada di Jalan Walter Monginsidi nomor 20 menjadi sasaran pelemparan batu dari orang tak dikenal. Sebuah kaca di teras kantor ORI DIY pecah akibat lemparan batu ini. Dari tempat kejadian perkara ditemukan dua buah batu berukuran kepalan tangan orang dewasa. Batu ini diduga digunakan untuk melempar kantor ORI DIY.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyerangan diduga lantaran keributan personel Batalyon 757/WMS dengan warga di Lapangan Futsal Pilamo.
Baca SelengkapnyaOrang tak dikenal melemparkan batu ke arah anggota yang bertugas. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini.
Baca SelengkapnyaPolisi juga tengah memberikan perlindungan kepada Komisioner KPU Jakut
Baca SelengkapnyaAksi pelemparan bom molotov itu terjadi pada Selasa (17/12).
Baca SelengkapnyaDemo sopir truk di Jambi berujung pada perusakan kantor gubernur
Baca SelengkapnyaPelaku yang hanya seorang diri menghancurkan kaca kantor dan mengacak-acak seluruh ruangan Pospol
Baca SelengkapnyaDE adalah pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero) ditangkap lantaran dirinya diduga terlibat aksi terorisme.
Baca SelengkapnyaPolisi menyelidiki dugaan kasus teror ke salah satu komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jakarta Utara, Abie Maharullah Madugiri oleh orang tak dikenal.
Baca SelengkapnyaKantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mimika dirusak oleh Orang Tak Kenal (OTK).
Baca SelengkapnyaPolisi memburu pelaku perusakan gedung DPR saat demo Apdesi.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaPeran kedua tersangka adalah mengadang mobil Kajari Kediri.
Baca Selengkapnya