Kepergok tuntun motor curian, MS diamuk massa

Merdeka.com - MS (23) harus mendekam di Mapolsek Lawang, Kabupaten Malang, setelah sebelumnya babak belur menjadi sasaran amuk massa. Warga Desa Capang, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan itu ketahuan sedang mendorong sepeda motor curian dalam sebuah gang sempit.

MS kepergok oleh pemilik motor, Iwan Putra Pradana (24), yang kebingungan lantaran sepeda motor Honda Scoopy bernomor polisi N 2305 HHH miliknya raib. Motor itu diparkir di depan rumahnya di Jalan Anjasmoro, Gang 1, Kecamatan Lawang.

Motor diparkir di depan pintu, dengan sebagian badan motor berada di luar pagar. Pintu pagar dalam posisi sedikit terbuka. Iwan sendiri mengaku sedang mandi, tetapi tiba-tiba teringat kalau kuncinya tertinggal di motor.

Begitu keluar dari kamar mandi, Iwan tidak menemukan sepeda motornya dan buru-buru mengejar ke ujung gang. Saat itulah, dirinya melihat seorang pria sedang mendorong motor sambil berusaha menghidupkan.

"Saat itu, korban lupa mencabut kuncinya dan meninggalkan tergantung di lubang kunci. Merasa aman pemilik, meninggalkan ke dalam rumah," kata Kapolsek Lawang, Kompol Wachid Arifiani, Selasa (16/8).

Rupanya, pelaku yang saat itu bersama MW (masih buron), mengetahui sepeda motor diparkir di teras dengan kunci masih menancap.

"Motor tidak ada di teras, langsung pemiliknya keluar melihat motornya dibawa pelaku keluar gang. Tahu motornya dibawa orang tidak dikenal, langsung meneriaki maling," ujar Wachid.

Teriakan pemilik motor mengundang perhatian warga sekitar yang langsung mengejar pelaku. Pelaku berhasil ditangkap dan menjadi sasaran amuk massa, sebelum kemudian diamankan petugas Polsek Lawang yang sedang patroli.

Seorang teman pelaku berhasil kabur dengan meninggalkan sepeda motornya. Ia melarikan diri begitu melihat temannya tertangkap massa.

Kepada penyidik, pelaku mengaku telah melakukan aksinya sebanyak 5 kali dengan lima lokasi berbeda. Tiga aksinya dilakukan di Kecamatan Lawang, satu kali di Singosari dan satu kali di wilayah Blimbing Kota Malang.

"Setiap menjalankan aksi, posisi MS selalu sebagai eksekutor. Setiap beraksi selalu ditemani pelaku lain yang berbeda," tandas Arifiani.

Atas perbuatan, pelaku diancam Pasal 363 KUHP, dengan ancaman hukuman penjara selama 5 tahun.