Kepsek SMA 3 kumpulkan orang tua murid korban dan pelaku bullying
Merdeka.com - Kasus bullying kembali terjadi di SMA 3 Jakarta. Korbannya adalah murid kelas X berinisial A (15). Korban mengaku mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan dari empat seniornya usai pulang sekolah pada Kamis (28/4).
Untuk menyelesaikan kasus ini, Kepsek SMA 3 Ratna Budiarti hari ini, Selasa (3/5) mengumpulkan sejumlah orang tua murid. Belum diketahui agenda pertemuan namun diduga untuk memediasi.
Pantauan merdeka.com, rapat digelar di ruangan kepala sekolah. Informasi yang dihimpun, pagi tadi, Ratna juga sempat mendatangi Polsek Setiabudi. Di lokasi rapat juga terdapat beberapa polisi berpakaian 'Turn Back Crime'.
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Bagaimana video korban tersebar? Setelah handphone selesai diperbaiki, selang beberapa hari sejumlah rekaman video syur milik korban bersama seorang pria beredar di media sosial dan menjadi viral.
-
Siapa yang dituduh menyebarkan video ancaman tersebut? Para peneliti dari Pusat Analisis Ancaman Microsoft menyebut video itu berasal dari kelompok yang biasa menyebarkan disinformasi asal Rusia.
-
Siapa yang mengunggah video itu? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @rodopapat memperlihatkan seorang driver ojol yang sedang bekerja membawa penumpang berbadan besar.
-
Apa narasi video Youtube tersebut? 'SIDANG DPR ANCUR ANCURAN‼️J0K0WI TERSERET, DPR & ERICK THOHIR SEPAKAT BONGKAR SMUA KASUS JKW' tulis akun @SATU BANGSA di keterangan video.
-
Apa yang terjadi di video tersebut? Dalam video tersebut, pasukan Israel menembak mati empat warga sipil Palestina menggunakan drone. Empat warga sipil dipastikan tidak bersenjata dan ditembak saat sedang berjalan di sebuah tempat.
Kasus bullying ini sebelumnya terungkap melalui rekaman video yang diunggah di Youtube. Kepala Sekolah SMAN 3 Jakarta, Ratna Budiarti membenarkan adanya aksi bullying yang dilakukan anak-anak didiknya.
"Aksi bullying memang ada. Saat ini kami sedang mencari data dan menginvestigasi kasus tersebut," kata Ratna saat dikonfirmasi wartawan, Jakarta, Selasa (3/5).
Aksi bullying yang terjadi bermula saat korban menghadiri acara ulang tahun temannya di sebuah restoran di kawasan Sudirman. Dalam acara itu, sang pemilik hajat rupanya mengundang siswa kelas XII. Kala itu, korban datang diantar oleh orangtuanya.
Kemudian, pada Kamis (28/4) aksi bullying pun terjadi di sekolahnya usai kegiatan KBM di sekolahnya. Empat senior yang datang di acara ulang tahun itu kemudian membawa korban keluar sekolah. Saat itulah korban dimarahi, dimaki hingga disiram dengan air minuman dalam botol.
"Jadi pelajar kelas X dibawa keluar sekolah oleh pelajar kelas XII," ujar Ratna.
Untuk mengungkap kasus ini, kata Ratna pihak sekolah tengah mengumpulkan informasi dari wali murid dan orangtua. Dari keterangan korban, tidak ada tindak kekerasan yang dialami selain berupa omongan saja. Diduga aksi bullying itu lantaran korban dinilai anak manja oleh sang senior.
"Nanti kita rundingkan sanksi yang akan diberikan pada para pelajar yang melakukan aksi bullying. Karena pelajar kelas XII sudah selesai mengikuti ujian dan KBM," tutup Ratna.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengungkapkan awal mula kasus bullying di SMA Binus School Serpong.
Baca SelengkapnyaVideo berdurasi 34 detik itu, korban menerima pukulan bertubi-tubi dari pelaku
Baca SelengkapnyaSaat ini, tiga orang siswa yang melakukan tindak perundungan atau bullying sudah diperiksa.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus perundungan, yang dilakukan oleh gerombolan siswa SMA Binus BSD Serpong.
Baca SelengkapnyaAksi perundungan itu diduga dilakukan di perkampungan dekat SMPN 1 Babelan.
Baca SelengkapnyaMendapat perlakuan kasar, korban menangis histeris
Baca SelengkapnyaSelain mengamankan pelaku, polisi juga telah memeriksa sebanyak 5 orang saksi.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di dalam kelas saat jam istirahat
Baca SelengkapnyaKorban sudah meminta maaf dan menangis, tetapi tidak diindahkan pelaku.
Baca SelengkapnyaKasus bullying itu terjadi pada Senin (20/5) lalu sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca SelengkapnyaDiketahui, kasus yang dilaporkan RE (16) pada Januari 2024 dan ditangani Polres Metro Jakarta Selatan ini telah naik ke tahap penyidikan.
Baca SelengkapnyaPihaknya pun tetap melakukan mediasi antara pihak pelapor dengan terlapor.
Baca Selengkapnya