Kepsek SMPN 4 Sawah Besar: Pencabulan atas dasar suka sama suka
Merdeka.com - Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Sawah Besar, Jakarta Pusat Achmad Jazuli, mengakui terjadinya aksi pencabulan di sekolahnya. Namun, aksi pencabulan itu terjadi atas dasar suka sama suka. Kejadian itu terjadi saat para guru dan murid menjalankan ibadah Salat Jumat.
"Ada dasar suka sama suka, tanpa ada paksaan dari salah satu pihak," ujar Jazuli dalam konferensi pers di ruang perpustakaan sekolah, Jumat (18/10).
Menurutnya, pelaku pencabulan itu dua orang, berinisial AE dan FP. Menurutnya, peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (27/9) lalu. Keterangan ini berbeda dengan yang disampaikan oleh korban saat memberikan keterangan kepada polisi bahwa kejadian terjadi pada Jumat (13/9).
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Kenapa pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? Lebih lanjut, dia mengungkapkan AR sendiri tinggal sementara di rumah korban dan pelaku mengaku melakukan kekerasan seksual untuk kepuasan pribadi.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? 'Pamannya melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak empat kali kali sehingga korban hamil dan sudah melahirkan,' kata Tri.
Jazuli mengatakan, peristiwa pencabulan itu terjadi setelah pulang sekolah saat semua guru dan karyawan menjalankan ibadah Salat Jumat. "Saat pulang sekolah, harusnya mereka turun. Rupanya anak ini (korban) diajak ke lantai 4, ruang kelas VII. Sementara ruang kelas IX (korban) berada di lantai 3," ungkapnya.
Sementara Kepala Seksi Manajemen SMP-SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Tajuddin juga mengatakan hal serupa. Ia juga mengelak terjadinya hubungan intim antar siswa kelas VII dan siswi kelas IX ini.
"Bahwa kegiatan pelecehan seks yang dilakukan adalah hanya raba-raba dan cium-ciuman. Jangan dibayangkan itu terjadi buka-bukaan dan sebagainya," ujar Tajuddin.
Ia juga membantah korban diancam menggunakan senjata tajam oleh pelaku. Menurutnya, aksi itu terjadi tanpa ada unsur paksaan.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa itu bermula saat korban pulang sekolah berjalan kaki seorang diri di kawasan Sematang Borang, Palembang,
Baca SelengkapnyaSupriyani akan menghadapi persidangan pada Kamis (24/10) besok. Namun, sejak semalam penahanannya ditangguhkan.
Baca SelengkapnyaPerbuatan bejat tersangka bermula saat korban menonton perlombaan dalam rangka memperingati HUT RI ke-78. Lokasinya persis di depan rumah pelaku.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMA di Ogan Komering Ulu, MA (18), menjadi korban pencabulan oleh ayah kandungnya sendiri, ER (48).
Baca SelengkapnyaSupriyani dituduh menganiaya seorang siswa yang belakangan diketahui anak seorang polisi.
Baca SelengkapnyaKorban diketahui inisial M, siswa kelas V di salah satu SD di Palembang. Sementara pelaku adalah siswa kelas VI di sekolah yang sama.
Baca SelengkapnyaSekolah akan tegas terhadap siswa yang terlibat perundungan dan hukum.
Baca SelengkapnyaVideo aksi bullying ini sempat viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaOtto menegaskan tidak ada kasus perundungan, pelecehan seksual, ataupun pengeroyokan.
Baca SelengkapnyaKetika penamparan terjadi korban sedang bermain dengan temannya di dalam kelas.
Baca SelengkapnyaPengakuan kepala sekolah itu terungkap dalam sidang lanjutan digelar majelis hakim di Pengadilan Negeri Andoolo.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih melapor ke polisi setelah menilai pihak sekolah anggap sepele dengan permasalahan ini.
Baca Selengkapnya