Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Keraton Solo Kembali Memanas, Raja PB XIII Tertibkan Belasan Kerabat

Keraton Solo Kembali Memanas, Raja PB XIII Tertibkan Belasan Kerabat Keraton Surakarta Hadiningrat. ©2018 Merdeka.com/Arie Sunaryo

Merdeka.com - Setelah hampir 2 tahun berlalu, konflik keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali muncul. Raja Pakoe Boewono (PB) XIII kembali melakukan penertiban terhadap belasan kerabat yang menggunakan/menduduki/memanfaatkan bangunan tanpa izin. Surat peringatan tersebut utamanya ditujukan kepada kerabat yang selama ini tergabung dalam Lembaga Dewan Adat.

Dalam surat yang ditandatangani Raja Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Pakoe Boewono (PB) XIII, Senin (26/8) tersebut, raja meminta 14 kerabat mengosongkan tanah dan bangunan yang telah diduduki/dipakai/dimanfaatkan tanpa izin, mulai Senin (2/9) pukul 10.00 WIB. 14 kerabat tersebut termasuk putri Raja GRAy Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.

Selain Rumbai, ikut terusir dari keraton adalah adik kandung raja GRM Suryo Bandono/GPH Puger. Kemudian kerabat lainnya, GRAy Koes Moertiyah, KP Eddy Wirabhumi, GRAy Koes Supiyah, GRAy Koes Handariyah, GRAy Koes Isbandiyah, GRAy Koes Indriyah, BRM Adityo Soeryo Herbanu, BRM Sardiatmo Brotodiningrat, BRM Djoko Marsaid, RM Djoko Budi Suharnowo dan KRMH Bambang Sutedjo.

Orang lain juga bertanya?

Berikut bunyi surat tersebut "Bahwa agar penertiban terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang menduduki/memakai/memanfaatkan tanah dan bangunan tanpa izin Sinuhun di kawasan cagar budaya Keraton dapat berjalan dengan aman dan tertib, demi tegaknya hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri, maka kami mengimbau dan memerintahkan bapak/ibu/saudara/saudari (nama tercantum) untuk paling lambat pada Senin (2/9/2019) pukul 10.00 WIB agar mengosongkan tanah dan bangunan yang telah diduduki/dipakai/dimanfaatkan tanpa izin dari kami selama ini."

Sejumlah kerabat yang tercantum dalam surat perintah itu merasa terusir dari keraton. Terutama mereka yang selama ini tergabung dalam Lembaga Dewan Adat. Berbeda dengan GPH Puger, yang sejak pengusiran pertama tahun 2017 lalu sudah tidak beraktivitas di keraton.

"Sejak 2017 saya sudah tidak beraktivitas di keraton dan itu bisa dicek. Lagi pula saya bukan anggota ormas atau badan hukum apapun yang dimaksud dalam surat peringatan tersebut," ujar GPH Puger kepada merdeka.com, Rabu (4/9).

Dia menganggap andaikata surat tersebut ditujukan kepada kerabat lainnya, maka ia menganggap kebijakan tersebut sebagai pengabaian terhadap keputusan pemerintah.

"Pak Wiranto selaku Menkopolhukam kan sudah menyatakan bahwa konflik keraton selesai. Katanya sudah rukun, ini kok muncul masalah lagi. Ini jelas tidak menghormati keputusan pemerintah," tandasnya.

Gusti Puger menyatakan, hingga kini dia belum pernah diajak untuk berkomunikasi dengan raja. Ia berharap tidak hanya dia, namun semua kerabat dekat diajak berdiskusi menyelesaikan permasalahan di keraton peninggalan dinasti Mataram itu. Karena bagaimanapun ia dan kerabat lainnya mempunyai pengetahuan di bidangnya masing-masing untuk menyelesaikan permasalahan di keraton.

"Bagaimanapun saya ini juga punya hak atas dinasti Mataram. Kalau mau rukun seharusnya bicara secara baik-baik dengan cara kekeluargaan, bukan dengan surat peringatan," tandasnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kronologi Kericuhan di Tengah Prosesi Tabuh Gamelan Sekaten Keraton Surakarta
Kronologi Kericuhan di Tengah Prosesi Tabuh Gamelan Sekaten Keraton Surakarta

Seseorang berambut panjang yang mengenakan kaos hitam juga memukul pesilat Pagar Nusa yang mengawal rombongan Rizki.

Baca Selengkapnya
Viral Video Keluarga Keraton Surakarta Ribut-Ribut sampai Adu Mulut, Ini Duduk Perkaranya
Viral Video Keluarga Keraton Surakarta Ribut-Ribut sampai Adu Mulut, Ini Duduk Perkaranya

Sebuah video berisi perselisihan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat viral di sejumlah media sosial.

Baca Selengkapnya
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten

Kali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.

Baca Selengkapnya
Menengok Panggung Sangga Buwana, Tempat Meditasi Raja Surakarta yang Mulai Rusak
Menengok Panggung Sangga Buwana, Tempat Meditasi Raja Surakarta yang Mulai Rusak

Panggung Sangga Buwana dulunya dibuat untuk mengintai musuh dari ketinggian.

Baca Selengkapnya
Selamatkan Ndalem Sasono Mulyo, Keluarga Keraton Surakarta Saweran
Selamatkan Ndalem Sasono Mulyo, Keluarga Keraton Surakarta Saweran

Pemkot Solo dan Kementerian PUPR lebih memprioritaskan Alun-alun Utara dan Selatan untuk revitalisasi awal.

Baca Selengkapnya
Revitalisasi Keraton Sempat Terhambat, Gibran Sowan Raja Surakarta
Revitalisasi Keraton Sempat Terhambat, Gibran Sowan Raja Surakarta

Revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tahap selanjutnya akan dimulai pada September hingga Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
Dimakan Usia, Ndalem Sasono Mulyo Keraton Surakarta Nyaris Roboh
Dimakan Usia, Ndalem Sasono Mulyo Keraton Surakarta Nyaris Roboh

Dimakan usia, Ndalem Sasono Mulyo Keraton Surakarta nyaris roboh

Baca Selengkapnya
Kisah Perjalanan Akbar Sunan Pakubuwono X di Masa Penjajahan, Bentuk Perlawanan pada Pemerintahan Belanda
Kisah Perjalanan Akbar Sunan Pakubuwono X di Masa Penjajahan, Bentuk Perlawanan pada Pemerintahan Belanda

Pada saat berkuasa di Kasunanan Surakarta, Pakubuwono X kerap melakukan kunjungan ke berbagai daerah.

Baca Selengkapnya
Moeldoko Klaim Warga Rempang Banyak yang Sadar Salah Beli & Tertipu Akhirnya Serahkan Lahan ke Pemerintah
Moeldoko Klaim Warga Rempang Banyak yang Sadar Salah Beli & Tertipu Akhirnya Serahkan Lahan ke Pemerintah

Moeldoko menyadari ada komunikasi yang tak tepat dalam proses relokasi ini. Sehingga memancing emosi warga.

Baca Selengkapnya
Sakralnya Kirab 7 Pusaka Keraton Surakarta, Dipimpin 5 Kerbau Bule
Sakralnya Kirab 7 Pusaka Keraton Surakarta, Dipimpin 5 Kerbau Bule

Selama kirab, peserta tidak boleh mengenakan alas kaki dan dilarang berbicara

Baca Selengkapnya
Raja Surakarta PB XIII Pimpin Kirab 1.000 Tumpeng Sambut Lailatul Qadar
Raja Surakarta PB XIII Pimpin Kirab 1.000 Tumpeng Sambut Lailatul Qadar

1.000 tumpeng dibawa ke Sriwedari untuk diserahkan Pemkot Solo. Usai didoakan para ulama keraton, tumpeng dibagikan ke masyarakat.

Baca Selengkapnya
Melihat Puing Bekas Reruntuhan Keraton Kaibon di Banten, Dibangun Abad ke-18
Melihat Puing Bekas Reruntuhan Keraton Kaibon di Banten, Dibangun Abad ke-18

Lokasi ini jadi salah satu destinasi sejarah untuk mengenang kejayaan Kesultanan Banten yang pernah berkuasa.

Baca Selengkapnya