Keren, Mahasiswa UMM Bawa Indonesia Juarai Kontes Robot Dunia
Merdeka.com - Tim robotik Indonesia yang diwakili mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, meraih kemenangan dalam 'Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest di Trinity College Hartford'. Kontes itu digelar di Amerika Serikat (AS) pada 13-15 April 2019.
Tim itu memenangkan dua jenis kategori, yaitu kategori Robot Berkaki (juara 1 dan 2) dan kategori Robot Beroda (juara 2).
"Kami sangat bangga dengan prestasi mahasiswa ini yang berhasil menjuarai kejuaraan dunia. Kami akan memberikan mereka penghargaan," ujar Direktur Kemahasiswaan, Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti, Didin Wahidin di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Jumat (19/4).
-
Apa yang bisa dilakukan robot kecil ini? Mengutip IFLScience, Sabtu (17/2), anggota tim menjelaskan bahwa alat tersebut dapat berjalan, bermain sepak bola, menari, dan bahkan melakukan kung-fu.
-
Kenapa robot mungil ini dibuat? Dengan merancang perangkat sekecil mungkin, mereka mengatakan biaya produksi massal dapat dikurangi, sehingga membuat robot lebih terjangkau dan dapat diakses oleh rumah tangga kurang mampu.
-
Mengapa para peneliti mengembangkan robot ini? Ini merupakan terobosan pertama dalam bidang biokomputasi. Mengutip South China Morning Post via NYPost, Jumat (4/7), melaporkan bahwa hal ini dapat mengarah pada 'pengembangan kecerdasan hibrida manusia-robot.'
-
Apa kemampuan utama dari robot Figure 01? Didirikan pada tahun 2022, Figure AI telah merancang robot serbaguna bernama Figure 01 yang memiliki kemampuan untuk bergerak dan berperilaku seperti manusia.
-
Apa keunggulan robot AI dalam memecahkan Rubik? Dalam bidang kecepatan pemrosesan informasi pada komputer robot, TOKUFASTbot memiliki keunggulan karena bantuan AI. Sistem AI membantu TOKUFASTbot membedakan warna pada panel kubus Rubik dengan memperhitungkan perubahan kecil yang disebabkan oleh posisi, pencahayaan, dan bayangan yang dapat mengacaukan sensor warna standar yang tidak menggunakan AI.
-
Bagaimana robot itu mengendalikan gerakannya? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
Anggota Tim Robotika UMM itu terdiri atas lfan Achmadillah Fauzi sebagai perancang pemograman, Rohmansyah sebagai perakit perangkat keras, serta Ken Dedes Maria Khunty yang mengurusi bagian mekanik.
Tim dari UMM itu menyatakan kunci keberhasilan sebagai tim yang jadi juara dunia ialah koordinasi.
"Koordinasi itu harus, terutama dari mas Rohman dan mbak Ken di awal-awal itu harus sesuai dengan keputusan riset masing-masing," ujar seorang anggota tim, Achmadillah Fauzi.
Koordinasi itu, kata dia, menghasilkan setidaknya dua keunggulan yang menjadikan robotnya mampu menjungkalkan tim pesaing dari negara-negara lain, seperti Tiongkok yang menjadi saingan berat.
Keunggulan pertama mereka ialah soal dimensi robot yang cukup kecil sehingga manuver di setiap ruangan dan rintangan dapat lebih akurat.
"Kita membandingkannya dengan di Indonesia, jadi di Indonesia itu rintangannya selalu rumit. Jadi untuk robot yang besar, itu selalu menabrak rintangan. Jadi oke, kita gimana caranya bikin robot kita sekecil mungkin," kata Fauzi.
Keunggulan kedua, kata dia, adalah soal robot berkaki yang memiliki tantangan kesulitan tersendiri dalam pergerakannya. Diperlukan waktu empat bulan untuk merakit robot pemadam kebakaran.
Di bulan-bulan awal, Tim Robotika UMM merancang desain dan riset sebaik mungkin sebelum mengeksekusi perancangan robot.
Setelah itu mereka melakukan evaluasi dari robot yang telah dirancang, misalnya dalam urusan sensor.
Terakhir, menyusun pemrograman dan mematangkan keberhasilan robot yang mampu memadamkan api.
"Algoritmanya, gerak robotnya, metode pemadamannya seperti apa, begitu. Yang paling susah itu di gas karena nyari alatnya juga susah. Kedua di algoritmanya susah," katanya.
Fauzi berharap ke depan pihaknya bisa mengharumkan nama bangsa lagi.
Sebelum berangkat ke Amerika, Tim Robotika UMM ini menjadi juara I pada kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) dalam gelaran Kontes Robot Indonesia (KRI) yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemahasiswaan, Belmawa.
Setelah menjadi juara, melalui surat penugasan Ditjen Belmawa Kemenristekdikti Republik Indonesia No. T/274/B3.1/KM/02.04/2019 mereka diberangkatkan ke AS untuk mengikuti kontes robot internasional yang kini mereka juarai.
Tujuan pengiriman juara KRI pada kompetisi Internasional adalah untuk memberikan kesempatan bagi ilmuwan potensial untuk mengasah kemampuannya dan mencapai prestasi dalam tingkat internasional.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka berhasil membawa kemenangan pada ajang Championship of World Robotic Center Competition 2024 di Multimedia University, Cyberjaya Malaysia.
Baca SelengkapnyaSebanyak 400 peserta dari seluruh Indonesia bertanding memperebutkan Piala Ketua MPR RI dan tiket menuju World Robotic Center Competition di Singapura.
Baca SelengkapnyaBerikut aksi robot terkecil di dunia bisa peragakan gaya apa saja.
Baca SelengkapnyaTim robotik sekolah yang diwakili oleh dua siswa berbakat, Naufal Najih Mumtaz dan Andi Alvonso, berhasil meraih Juara II.
Baca SelengkapnyaPemeran ini menampilkan robot-robot canggih dengan berbagai aplikasi yang dirancang untuk mempermudah kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Indonesia dari berbagai Perguruan Tinggi di tanah air meraih prestasi gemilang di Shell Eco-marathon Asia-Pacific and the Middle East 2024. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaIlmuwan mengaku sejauh ini belum ada robot yang mampu mengalahkan kecepatan lari hewan.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Serang Banten mengenalkan mobil hemat energi karya mereka
Baca SelengkapnyaProgram Shell Eco-Marathon sukses menjadi wadah mahasiswa Indonesia untuk berinovasi!
Baca SelengkapnyaSiswa SMP Kharisma Bangsa menjadi perwakilan Indonesia yang mendapatkan Grand Award!
Baca SelengkapnyaInilah yang membuat China berhasil di atas negara-negara yang sudah maju dalam 20 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSejauh ini gerak robot yang diciptakan masih berjalan tak alami. Ilmuwan ini sukses melakukan uji coba itu.
Baca Selengkapnya