Keris Kyai Buntit, simbol Paku Alam yang sah
Merdeka.com - Dalam prosesi Jumenengan Paku Alam X, pusaka yang paling penting adalah Keris Kyai Buntit. Keris tersebut merupakan simbol Paku Alam yang sah setelah Jumenengan atau pelantikan naik takhta.
Keris Kyai Buntit tersebut diselipkan di pinggang Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Suryodilogo sebagai bukti bahwa dia adalah Paku Alam penerus.
Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Indrokusumo menjelaskan keris Kyai Buntit pertama kali dikenakan pada penobatan Paku Alam III. Selanjutnya diteruskan gunakan oleh Paku Alam penerus.
-
Siapa sesepuh yang babat alas di Kaliasin? Mengutip Instagram @lovesuroboyo, ia adalah sesepuh yang melakukan babat alas di wilayah Kaliasin, Kota Surabaya.
-
Siapa pemilik makam kuno? Berdasarkan artefak yang ditemukan, arkeolog menduga makam ini adalah makam dari seorang bangsawan yang memiliki kekuasaan.
-
Siapa pemilik keris Klungkung? Asal-usul belum dapat memastikan apakah keris ini dimiliki oleh Dewa Agung Jambe II atau kerabat dekatnya, tetapi keberadaannya menjadi saksi bisu dari peristiwa tragis yang terjadi pada zaman itu.
-
Apa yang istimewa dari Keris Klungkung? Berhulu emas, ukiran Batara Bayu, dan bilah nikel bergelombang, keris ini repatriasi penting dalam 472 objek sejarah dari Belanda.
-
Siapa yang terlibat dalam tradisi ini? Setelah itu, tuan rumah akan mengundang tetangga untuk mengikuti acara kepungan dengan menyantap tumpeng tawon.
-
Mengapa Keris Klungkung penting? Keris Pusaka yang Menyimpan Sejarah Peristiwa Puputan Klungkung Peristiwa Puputan Klungkung menjadi titik awal terpisahnya keris pusaka Klungkung dari tanah airnya.
"Secara sejarah keris ini sudah jelas. Karena memang diwariskan turun temurun," katanya pada wartawan, Kamis (7/1).
Keris Kyai Buntit ini diselipkan oleh kerabat Pakualaman yang tertua. Hal itu menandakan legitimasi dari kerabat jika KGPH Suryodilogo adalah pewaris yang sah.
"Yang memasangkan tidak sembarangan. Setelah itu diselipkan, itu berarti sudah sah," tegasnya.
Dalam prosesi Jumenengan, setelah keris Kyai Buntit disematkan, Suryodilogo sudah menjadi Paku Alam X. Dia pun langsung membacakan sabda pertamanya. Sabda tersebut berisi janji Paku Alam X untuk meneruskan kebudayaan yang diwariskan oleh leluhurnya.
"Sebagai orang yang mendapatkan amanat untuk menjalankan tugas sebagai KGPAA Paku Alam X, saya sampaikan dengan jujur bahwa kewajiban yang akan laksanakan adalah tugas yang berat karena saya akan melanjutkan kewajiban leluhur Mataram sebagai pengemban kebudayaan," kata Paku Alam X.
Setelah pembacaan Sabda, dia pun duduk. Prosesi Jumenengan ini diakhiri dengan ditandai tarian Bedoyo Angron Akung yang merupakan ciptaan Paku Alam II.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lubang yang ada di Batu Batikam itu merupakan simbol dari perdamaian antar suku yang tengah berkuasa pada saat itu.
Baca SelengkapnyaTradisi Puter Kayun bukan hanya warisan budaya, tetapi juga menjadi daya tarik wisatawan.
Baca SelengkapnyaRombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam
Baca SelengkapnyaMata pencaharian sebagai perajin keris telah diwariskan secara turun-temurun, melintasi berbagai era peradaban.
Baca SelengkapnyaBatik-batik ini sarat nilai sejarah dan budaya. Batik Madiun masih terus dilestarikan hingga kini.
Baca SelengkapnyaKeris Bali bukan senjata biasa, ia sangat dekat dengan kehidupan spiritual dan budaya masyarakat Pulau Dewata
Baca SelengkapnyaDalam kehidupan masyarakat Batak Toba masih mengenal sebuah tongkat sakti yang menjadi sejarah lisan sampai saat ini.
Baca SelengkapnyaPermainan alat musik tradisional itu dilakukan untuk mengisi waktu kebersamaan mereka di rumah panjang.
Baca SelengkapnyaDahulu, tarian ini hanya dimainkan oleh kalangan tertentu. Namun kini tarian ini boleh dimainkan oleh masyarakat yang tinggal di luar keraton
Baca SelengkapnyaDi Bukit Siguntang ditemukan beberapa makam yang dipercaya sebagai keturunan dari Kerajaan Sriwijaya di masa lampau.
Baca SelengkapnyaMasjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaSebuah kesenian tradisional dari Lampung ini pada umumnya kerap ditampilkan ketika pembukaan suatu acara baik formal maupun non formal.
Baca Selengkapnya