Kerja sosial di Baturraden, mahasiswi Belgia ikut bikin tembok
Merdeka.com - Adukan semen yang berada di dalam ember kecil perlahan diangkat. Sejurus kemudian, adukan semen basah itu dihempas ke dinding berbata putih.
Pekerjaan seperti itu lazim dilakoni pekerja bangunan di Indonesia. Namun, pekerjaan membuat dinding di bangunan berlantai dua, di Desa Kemutug Lor Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, digarap beberapa perempuan bule.
Mereka ternyata para mahasiswi dari Belgia. Silke Denoo (21), mahasiswi jurusan arsitektur di salah satu universitas di Belgia, menyatakan baru pertama kali membikin tembok bangunan dengan cara manual. Nantinya bangunan itu digunakan sebagai Pos PAUD Pangestu dan TK Pertiwi Desa Kemutug Lor.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Siapa yang tinggal di Desa Budaya Pampang? Desa ini menjadi tempat tinggal tetap masyarakat Suku Dayak Apokayan.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
-
Bagaimana warga di kampung itu? Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan rumput, warga di kampung tersebut dikenal ramah.
-
Gimana mahasiswa merantau jaga kesehatan mental? Latihan bersyukur dan memandang sisi positif dari setiap situasi dapat membantu Anda menjaga kesehatan mental. Ingatkan diri Anda akan hal-hal baik dalam hidup Anda dan apresiasikan pencapaian-pencapaian kecil.
-
Dimana imigran Jawa membangun komunitas? Sejak tingginya aktivitas imigrasi orang-orang Jawa ke Sumatera, mereka menetap dan membentuk sebuah komunitas. Kemudian, para petani Jawa itu mendirikan pemukiman sendiri.
"Saya belum pernah melakukan hal seperti ini. Sebelum melakukan ini, saya belajar dengan warga. Sekitar satu-dua hari sudah bisa," kata Silke, Jumat (22/7).
Silke datang bersama tujuh rekannya dalam misi kerja sosial. Salah satu temannya, Kelly Vandenbouhede (20), ikut melaksanakan kegiatan dilakukan sejak sebulan terakhir, di desa berada di kaki Gunung Slamet tersebut.
Sejak awal Juli, mereka menetap dan menyelami kehidupan masyarakat setempat. Tak jarang mereka berbaur untuk mengenal lebih dekat adat istiadat dalam struktur pedesaan di Jawa Tengah.
Kelly mengemukakan, pilihannya berada di tengah-tengah wilayah Baturraden lantaran sudah melihat aktivitas sosial yang dilakukan pendahulu mereka.
"Kami memilih Baturaden dengan melihat referensi yang ada. Ternyata tempatnya sangat indah. Di sini ada air terjun, hutannya masih lebat dan pemandian air panas," ujar mahasiswi jurusan komunikasi di Artereldehogeschool, Gent, Belgia.
Kedatangan mereka, jelas Koordinator Yayasan Tileng Indonesia, Tekad Santosa disponsori beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berkedudukan di Eropa.
Kedatangan mereka ke Indonesia dalam kerja sosial tersebut, jelas Tekad tidak hanya membawa tangan kosong. Justru, lanjut Tekad, sebelum datang ke Indonesia mereka harus mencari pendanaan untuk melakukan kerja nyata.
"Sebelum ke Indonesia, mereka berkeliling mencari sumber dana untuk biaya pembangunan dan perbaikan infrastruktur di daerah yang mereka tuju," jelasnya.
Proses tersebut, jelasnya, dilakukan dengan bersusah payah meyakinkan pendonor. "Biasanya para pendonor minta ada feedback. Feedback tersebut, disanggupi dengan mendokumentasikan kerja nyata mereka di sini yang nantinya akan dibawa ke Belgia," jelasnya.
Hasil dari sumbangan pendonor, terkumpul dana sebanyak Rp 130 juta. Menurut Tekad, uang tersebut nantinya akan digunakan untuk kebutuhan pembangunan lainnya di sarana pendidikan yang ada di desanya. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi mereka menjadi kuli bangunan merupakan sesuatu yang baru dan menyenangkan.
Baca SelengkapnyaSempat viral karena dibuatkan rumah baru untuk posko, ini yang dilakukan mahasiswa KKN sebelum pulang.
Baca SelengkapnyaMeskipun berdekatan langsung, kawasan elite PIK 2 dan desa-desa di sekitarnya dipisahkan dengan tembok beton yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaAksi sekelompok bule kondangan naik angkot dan pakai kebaya lengkap dengan sanggul di Baturraden ini viral.
Baca SelengkapnyaDengan semangat gotong-royong dan dedikasi tinggi, mereka menghidupkan kembali tempat ibadah yang sebelumnya terlantar selama bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaBerawal dari lahan kosong yang perlahan diubah menjadi pemukiman, kawasan transmigrasi ini memperlihatkan cerita perjuangan dan adaptasi para penduduknya.
Baca SelengkapnyaSebelum jembatan itu jadi, warga harus bertaruh nyawa seberangi sungai yang arusnya deras.
Baca SelengkapnyaSaat kapal mulai meninggalkan Pulau Wakatobi, warga desa yang mengantar hingga dermaga pun melambaikan tangan mereka.
Baca SelengkapnyaPlangisasi atau pemasangan plang biasanya menjadi salah satu program KKN mahasiswa di desa-desa.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merantau dan berhasil memperoleh kesuksesan di tanah rantau
Baca SelengkapnyaAwalnya tak saling kenal, mahasiswa KKN datang ke desa mereka untuk mengabdi hingga akhirnya akrab bak keluarga sendiri.
Baca SelengkapnyaIkut semarakkan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-79, aksi bule ikut lomba balap karung di Bantul ini viral.
Baca Selengkapnya