Kerusakan Hutan jadi Penyebab Banjir Bandang di Garut Selatan
Merdeka.com - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut yang juga merupakan Sekretaris Daerah Garut, Nurdin Yana mengakui bahwa bencana yang terjadi di Garut Selatan, Jawa Barat bukan hanya karena intensitas hujan saja. Hal lainnya yang memicu adalah kondisi hutan yang menjadi daerah resapan air masih rusak dan belum tertangani dengan baik.
Nurdin mengatakan bahwa kerusakan di hulu sungai Cipalebuh atau di kawasan hutan menjadi persoalan pada bencana yang menerjang Garut pada Kamis (22/9) malam. Hal itu pun menjadi pemicu pada bencana serupa di tahun 2020 lalu, saat banjir bandang menerjang Garut Selatan.
"Namun untuk masalah kehutanan ini kewenangannya ada di pemerintah provinsi dan pusat. Kita tidak diperkenankan untuk melakukan perbaikan hutan. Opsi rehabilitasi lahan tidak bisa masuk (memperbaiki), kalau masuk malah bisa bermasalah karena kewenangannya bukan di kita," kata Nurdin, Jumat (23/9).
-
Kenapa banjir dan longsor terjadi di Pesisir Selatan? Untuk diketahui 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan yang menguyur wilayah tersebut pada Kamis, (7/3). Selain banjir, pada beberapa daerah juga terjadi longsor dan pohon tumbang, salah satunya adalah Pesisir Selatan.
-
Kenapa terjadi banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terdampak bencana menyusul tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah itu, Kamis (7/3). Salah satunya terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.
-
Kenapa banjir bandang terjadi di Sumbar? Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Oleh karena itu, diungkapkan Nurdin, banjir dan longsor yang terjadi di wilayah selatan Garut diakuinya bukan hanya karena intensitas hujan yang tinggi saja. "Tapi bisa jadi karena kerusakan lahan di kawasan hutan," ungkapnya.
Ia menyebut bahwa di tahun 2020, pasca kejadian banjir bandang di Garut Selatan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat itu, Doni Monardo sempat melakukan pemantauan udara terkait kondisi hutan.
Dalam pemantauan itu juga, menurutnya, Kepala BNPB sempat mengisyaratkan kekecewaan karena kondisi hutan yang rusak namun kegiatan penanamannya masih kecil. Dan bencana yang terjadi saat ini pun, menurutnya terjadi masih di lokasi yang sama dengan tahun 2020 namun tidak lebih parah.
"Bencana yang terjadi (Kamis 23 September 2022), karena (kegiatan) rehabilitasi (lahan hutan) belum maksimal dan belum berjalan fungsional. Karena (terjadi akibat) rendahnya serapan air di kawasan konservasi, reboisasi yang dilakukan masih kurang. Gerakan (reboisasi) ada tapi belum membuahkan hasil yang representatif," sebutnya.
Pemerintah Kabupaten Garut, menurut Nurdin, sudah meminta bantuan agar dampak dari luapan Sungai Cipalebuh bisa diminimalisasi. Pihaknya mengajukan bantuan untuk penembokan di sekitar sungai agar lebih tinggi sehingga tidak ada loncatan air ke perkampungan warga.
Bila peninggian tembok di sungai Cipalebuh tidak dilakukan dan rehabilitasi lahan hutan yang rusak di hulu sungai tidak dilaksanakan, maka warga masih akan selalu terdampak saat hujan turun dengan intensitas tinggi.
"Sebetulnya kita memang ada dua pendekatan untuk meminimalisasi, mulai peninggian tembok sungai dan relokasi. Karena perkampungan yang di Cipalebuh itu padat karena ada di kawasan perkotaan dan nempel dengan Sungai Cipalebuh," ucapnya.
Nurdin mengatakan bahwa hingga saat ini, bencana dilaporkan terjadi di tiga kecamatan, mulai Pameungpeuk, Singajaya, dan Cisompet.
"Di Pameungpeuk, hasil laporan terakhir dari Camat ada lima desa yang terdampak. Di Cisompet satu rumah tertimbun longsor dan satu orang meninggal dunia. Di Singajaya, jalan alternatif penghubung ke Kecamatan Cihurip amblas tidak bisa dilewati sama sekali," katanya.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan sehingga mengakibatkan jalan nasional jalur Demak-Semarang lumpuh total.
Baca SelengkapnyaBanjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Bandung pada Kamis (11/1) lalu.
Baca SelengkapnyaPj Gubernur mengimbau warga selalu waspada mengingat cuaca hujan masih akan terjadi beberapa saat ke depan.
Baca SelengkapnyaBanjir merupakan bencana alam yang dapat menimbulkan dampak negatif yang luas dan serius bagi lingkungan, masyarakat, dan perekonomian.
Baca SelengkapnyaBanjir adalah salah satu bencana alam yang paling umum dan merusak di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSahara sebelumnya dinobatkan sebagai salah satu tempat paling gersang di dunia.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaPuluhah unit mobil di area parkir basemen Apartemen Serpong Garden, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang terendam air limpasan anak Kali Cisadane,.
Baca SelengkapnyaTingginya air berdampak pula pada ruas jalan sehingga akses lalulintas terganggu.
Baca SelengkapnyaLongsor diakibatkan curah hujan tinggi melanda wilayah Sumbar.
Baca SelengkapnyaPrediksi hujan tersebut akan terjadi diberbagai daerah diantaranya Sumatera Barat, Bengkulu hingga Jawa Barat.
Baca Selengkapnya