Kerusuhan di Meranti, 17 polisi terancam dipecat
Merdeka.com - Janji Kapolda Riau Brigjen Supriyanto akan menindak tegas anggotanya terlibat kasus di Kepulauan Meranti bukan hanya janji semata. Sebab, sebanyak 17 anggota kepolisian di Riau sedang dalam proses hukuman dan terancam dipecat dari Korps Bhayangkara.
Penindakan terhadap belasan polisi itu karena tewasnya Apriadi Pratama yang diduga sebagai pelaku pembunuhan Brigadir Adil S Tambunan. Tak hanya itu, sejumlah petugas juga diduga terlibat atas kematian Is Rusli, warga yang diduga tertembak pada bagian kepalanya saat demo di Mapolres Meranti terkait kasus itu.
Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, membenarkan hal tersebut. Dikatakannya, proses internal 17 anggota polisi tersebut sudah diajukan untuk menjalani sidang kode etik kepolisian di Mapolda Riau.
-
Siapa anggota TNI AD yang tewas di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kenapa anggota TNI AD ditemukan tewas? Saat ditemukan pada tubuh korban terdapat luka di bagian lengan kanan dan kepala bagian belakang.
-
Apa yang dilakukan Polda ke Aiman? 'Tim penyelidik kembali telah melayangkan surat undangan klarifikasi terhadap Aiman Witjaksono untuk dilakukan klarifikasi yang diagendakan dilakukan pasa hari Selasa, 5 Desember 2023 pukul 09.00 Wib di ruang riksa Subdit Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya,' kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak dalam keterangannya, Minggu (3/12).
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kapan anggota TNI AD ditemukan tewas? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
"Ancamannya beragam, tapi yang paling berat itu adalah dipecat tidak dengan hormat dari anggota kepolisian," ujar Guntur kepada merdeka.com, Senin (5/9).
Menurut Guntur, bidang Propam Polda Riau di bawah Komando AKBP Pitoyo Agung Yuwono juga sudah menetapkan ke 17 polisi itu sebagai tersangka secara internal. Namun, jadwal sidang kode etik terhadap mereka belum ditentukan.
Selain 17 anggota yang diproses secara internal, Guntur menyebut Polda Riau telah menetapkan 3 tersangka dalam kasus di Kabupaten Kepulauan Meranti dari sisi pidananya. Hal ini terkait kematian Apriadi saat proses penangkapan yang dinilai tidak sesuai prosedur.
Jumlah tersebut bisa saja bertambah karena Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau masih terus mengusut kasus tersebut. Sementara, barang bukti hingga kini masih dikumpulkan penyidik.
"Bisa saja ada tersangka baru dalam kasus ini," ungkapnya.
Guntur juga mengimbau masyarakat tetap memantau kasus ini. Transparansi penyidikan akan dilakukan Polda Riau dan masyarakat bisa mengaksesnya secara terbuka.
Sementara untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, Polda Riau menginstruksikan jajaran Polres Meranti selalu berada di tengah masyarakat. "Polisi harus ada di tengah masyarakat, melaksanakan salat berjemaah bersama dan menghadiri kegiatan warga lainnya. Misalnya kenduri," kata Guntur.
Di samping itu, Guntur mengimbau upaya sinergitas Polri dan masyarakat terus didukung pemerintah dan tokoh-tokoh serta pemuka agama dan warga.
Tak hanya itu, Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, mendatangi Mapolda Riau dan menggelar pertemuan dengan sejumlah perwira. Hasilnya, Natalius memuji Polda Riau yang dinilainya sangat transparan dalam menangani kasus Meranti.
"Saya kira keterbukaan informasi ini penting. Dan saya memuji ketegasan Pak Kapolri karena Kapolres (Meranti) langsung diganti," ujar Natalius.
Menurut Natalius, keterbukaan yang dilakukan Polda Riau ini sangat penting. Karena, sebaik apapun proses internalnya, tapi tidak disertai akuntabilitas, diuji dan dikontrol masyarakat, juga tak ada gunanya.
"Susah nantinya (jika ditutupi), jadi harus terbuka. Dan Komnas HAM akan terus memantau perkembangan kasus ini," tegas Natalius.
Selain itu, Natalius juga menyampaikan beberapa point seputar penanganan hukum pasca bentrokan. Di antaranya, meminta Polri untuk mengusahakan santunan kepada keluarga Apri dan Isrusli. Bantuan ini diupayakan bisa dapat dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti.
Kemudian, kendaraan yang rusak sewaktu demonstrasi berlangsung, baik dari masyarakat dan polisi, diusahakan diperbaiki serta diganti.
Selanjutnya, untuk keluarga Apri diusahakan supaya menjadi pegawai negeri sipil. Pasalnya, Apri selama ini menjadi tulang punggung dari keluarganya. Terakhir, anak dari Isrulis diusahakan mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dan disekolahkan hingga SMA. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IPW mendesak agar Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Suharyono memproses 17 anggotanya
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, Laksamana Yudo memastikan akan mengawal langsung proses hukum
Baca SelengkapnyaKapolda Sumbar Akui 17 Anggota Sabhara Lakukan Pelanggaran, Kematian Pelajar SMP Masih Diselidiki
Baca SelengkapnyaMeski sempat diamankan, Kapolda pastikan belasa remaja itu tidak mengalami luka serius.
Baca SelengkapnyaDalam beberapa tahun terakhir, sudah banyak kejadian naas tersebut yang merusak citra Kepolisian Tanah Air.
Baca SelengkapnyaDua polisi itu ditahan untuk menunggu proses sidang kode etik.
Baca SelengkapnyaPolri sebelumnya telah menerjunkan tim Propam untuk mengusut dugaan pelanggaran dilakukan polisi saatt menangani kasus tawuran pelajar di Padang tersebut.
Baca SelengkapnyaKapolres Salatiga secara simbolis mencoret foto sebagai tanda pemberhentian polisi yang bertugas.
Baca SelengkapnyaPaspampres dan dua anggota TNI mengaku sebagai anggota polisi saat menculik paksa Imam.
Baca SelengkapnyaKepolisian Polda Bali memecat atau melakukan pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) kepada 17 polisi yang terlibat narkotika di Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan kasus tersebut telah ditangani oleh Kodam XVII/ Cendrawasih maupun dengan Korem 172. Dengan profesional selama proses penyelidika
Baca SelengkapnyaPengeroyokan terhadap seorang anggota polisi, merupakan kasus ketiga yang menjeratnya.
Baca Selengkapnya