Kerusuhan di Sorong, polisi tetapkan 1 tersangka pembunuhan remaja
Merdeka.com - Polres Kota Sorong telah menetapkan satu orang tersangka tewasnya Herman Semunya, pelajar yang ditikam orang tidak dikenal pada Rabu (3/2) lalu. Kapolres Kota Sorong AKBP, Karimudin Ritonga mengatakan pihaknya berhasil mengamankan dua orang yang diduga sebagai pelaku penusukkan Herman.
"Baru diamankan dua orang. Satu sudah kami tetapkan sebagai tersangka inisial S. Namun satu orang masih dalam pemeriksaan," kata Karimudin saat dihubungi merdeka.com, Jumat (5/2).
Namun, Karimudin menyebut, ada lima orang di TKP saat peristiwa terjadi. Meski demikian, belum semuanya diamankan karena masih dalam penyelidikan. "Ada lima orang. Dua diamankan, yang lain masih lidik," katanya.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden ini? Seorang driver taksi online di kawasan Jakarta Pusat tengah ramai jadi perbincangan usai kedapatan emosi ke penumpang wanita.
Dia menambahkan, saat ini situasi di Sorong sudah aman terkendali. Pihaknya selalu siap siaga untuk menertibkan hal-hal yang tidak diinginkan.
"Allhamdulillah sudah aman," ujar Karimudin.
Sebelumnya, ratusan warga Kota Sorong, Papua Barat, mengarak jenazah Herman Semunya, pelajar yang tewas diduga ditikam orang tidak dikenal ke kantor wali kota, aksi itu sebagai bentuk desakan keluarga korban agar pelaku segera ditangkap dan diadili.
Setibanya di kantor wali kota, massa berdialog dengan Wali Kota Lambertus Djitmau, meminta suku pelaku pembunuhan dikeluarkan dari Kota Sorong kembali ke daerah asalnya.
Wakil Kepala Suku Maybrat, Zefnath Sangkek, yang mewakili keluarga korban mengatakan, bahwa aksi arak-arak jenazah tersebut merupakan bentuk kemarahan masyarakat Maybrat atas peristiwa pembunuhan Herman.
Zefnath memaparkan, tuntutan masyarakat Maybrat dan keluarga korban agar polisi secepatnya menangkap pelaku pembunuhan, guna proses hukum lebih lanjut.
Tuntutan kedua, sambung Zefnath, pelaku yang diduga suku key harus membayar denda sesuai adat Maybrat senilai Rp 1 miliar, kepada keluarga korban Herman Semunya.
"Masyarakat Maybrat dan keluarga korban juga minta aparat penegak hukum agar menghukum mati pelaku pembunuhan korban,"pintanya, seperti dilansir Antara.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelima tersangka pelaku perundungan itu merupakan anak-anak.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap lima tersangka penculikan dan pembunuhan bocah perempuan berusia 5 tahun Aqilatunnisa Prisca Herlan di Banten.
Baca SelengkapnyaLima orang ditetapkan sebagai tersangka kematian warga Jalan Kamboja BBS II, Kelurahan Ciwedus, Kota Cilegon itu.
Baca SelengkapnyaDesmont mengaku tak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah. Alasannya, puluhan orang masih menjalani pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaAksi keji kelakuan 4 bocah di bawah umur yang perkosa dan bunuh seorang siswi SMP di Palembang.
Baca SelengkapnyaSelain itu, polisi juga menemukan kantong plastik yang berisikan air keras.
Baca SelengkapnyaPemicu pembunuhan karena uang dalam celengan pelaku dicuri dan hingga memancing kemarahan dan perkelahian.
Baca SelengkapnyaBerkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca Selengkapnya"Pelaku B kami tangkap di wilayah Cileungsi tanpa perlawanan. Masih ada 4 tersangka lain yang masih kita kejar,"
Baca SelengkapnyaKasus tersebut berhasil terungkap oleh kepolisian dengan menggunakan metode modern Scientific Crime Investigation.
Baca SelengkapnyaSelang tiga hari, dua dari tujuh mayat itu kemudian berhasil teridentifikasi oleh pihak Dokkes RS Polri Kramatjati. Sementara lima sisanya masih didalami.
Baca SelengkapnyaViral pengeroyokan sejumlah pria terhadap seorang pemuda inisial RH (21 tahun).
Baca Selengkapnya