Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kesabaran Dokter Komang di Tengah Kepanikan Akibat Wabah Corona

Kesabaran Dokter Komang di Tengah Kepanikan Akibat Wabah Corona RSPI Sulianti Saroso. ©2020 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Banyak cerita dirasakan petugas medis selama bertugas di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19. Seperti diketahui, petugas medis berada di baris terdepan dalam menangani pasien terpapar virus Corona atau Covid-19.

dr.Komang Jananuraga mengisahkan bagaimana hari-hari dia lalui selama menangani pasien yang datang ke Rumah Sakit William Boots Semarang karena diduga terinfeksi corona. Beberapa kali dia menemukan pasien tidak jujur dengan kondisinya. Hal ini menjadi hambatan tersendiri untuk para dokter dalam mengambil langkah selanjutnya.

Katanya, beberapa pasien mengaku hanya mengalami gejala batuk dan pilek saat ditanya keluhan apa yang dirasakan. Mereka juga mengaku tidak pernah merasakan sesak napas.

Orang lain juga bertanya?

"Itu yang membuat kami ekstra hati-hati mendiagnosa pasien. Meski begitu kami tetap konsultasikan dengan dokter spesialis," kata Komang Jananuraga saat berbagi cerita dengan awak media, Rabu (25/3).

Komang sehari-hari bertugas di ruangan IGD, di mana penanganan awal pasien ada di tangannya. Setiap pasien datang, dia melakukan screening terhadap pasien dengan cara tatap muka. Terakhir, dia mendapati pasien dengan kondisi pengawasan atau PDP.

"Kita tangani langsung diisolasi sebab gejalanya sama. Dari hasil tracking pasien tidak pernah bepergian ke luar kota saja bisa tertular virus Covid-19," ungkapnya.

Tetapi ada pula kasus sebaliknya. Pernah, cerita Komang, seorang pasien masuk dalam kategori pemantauan melakukan pemeriksaan diri karena mengalami demam 38 derajat celcius. Usai pemeriksaan, pasien itu langsung masuk kategori pengawasan.

"Jadi cepat banget statusnya berubah. Ada dugaan, dia kena virus dari local transmission, sebab kota Semarang sendiri sudah masuk zona bahaya penularan virus tersebut," ungkapnya.

Mengingat jumlah kasus di tingkat nasional terus bertambah, dia berharap Pemkot Semarang mempercepat tes Covid-19 secara massal. Sebab saat ini, katanya, penularan virus Corona tidak cuma terjadi pada warga yang bepergian keluar kota melainkan sudah menjalar pada local transmission.

"Kami minta pemerintah daerah untuk segera menggelar tes masal virus Corona. Dengan Rapid tes nantinya hasil seorang menunjukkan positif, lebih memudahkan tim medis menangani. Tahapan tes massal adalah kunci dari penanggulangan kasus ini," jelasnya.

Komang menjelaskan bahwa penularan virus Corona justru lebih berbahaya jika sudah masuk fase kedua dengan kondisi pasien mengalami pneumonia. "Sedangkan fase kedua rata-rata kerap terjadi pada para lansia dan anak-anak," tuturnya.

Untuk perlengkapan medis, diakuinya baju Hamzat sebagai alat pelindung diri kian menipis karena semakin banyak pasien yang ditangani.

"Saat ini hanya punya lima baju Hazmat di IGD, dan enam di ruang ICU. Kita tentunya nunggu bantuan dari pemerintah juga untuk alat pelindung diri, soalnya penting," jelasnya.

Pihak rumah sakit lini ketiga penanganan kasus Corona juga kewalahan ketika menangani pasien karena kehabisan alat Virus Transport Media (VTM) untuk mengecek hasil swab tenggorokan pasien.

"Alat VTM kita tidak punya. Sedangkan sehari yang piket tiga shift dengan persediaan baju hazmat yang minim tidak cukup buat seminggu," terangnya.

Untuk menyiasati soal alat pelindung diri, pihaknya memakai baju bedah agar tim medis bekerja tetap aman dari virus yang sudah merebak.

"Kita pakai baju bedah lengkap dengan sepatu boot dan harus dicuci lagi kalau mau dipakai. Itu memang tidak standar tapi minimal bisa digunakan ketimbang tidak ada sama sekali," ungkap Komang. (mdk/lia)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemenkes Sebut Penyakit Pneumonia Misterius Menular Lewat Droplet
Kemenkes Sebut Penyakit Pneumonia Misterius Menular Lewat Droplet

Kemenkes menelusuri kontak erat enam pasien terkonfirmasi pneumonia misterius.

Baca Selengkapnya
Begini Gejala yang Dialami 6 Pasien Pneumonia Misterius di Indonesia
Begini Gejala yang Dialami 6 Pasien Pneumonia Misterius di Indonesia

Kemenkes mengumumkan, terdapat enam kasus pneumonia misterius di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.

Baca Selengkapnya
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari

Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.

Baca Selengkapnya
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa

Kepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Dokter Paru: Bakteri Mycoplasma Penyebab Pneumonia di China Sudah Lama Ada di Indonesia
Dokter Paru: Bakteri Mycoplasma Penyebab Pneumonia di China Sudah Lama Ada di Indonesia

Mycoplasma merupakan bakteri penyebab utama pneumonia misterius di China.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19

Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
Pekerja Konstruksi IKN Setiap Hari Ada yang Sakit, Tak Punya Uang untuk Berobat
Pekerja Konstruksi IKN Setiap Hari Ada yang Sakit, Tak Punya Uang untuk Berobat

Kesehatan pekerja konstruksi dalam naungan PT Adhi Karya yang bekerja di IKN itu menjadi perhatian perusahaan.

Baca Selengkapnya