Kesaksian Keluarga Ungkap Tindakan Tak Terpuji Prada DP saat Pacari Fera
Merdeka.com - Prada DP (22) menjalani sidang di Pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang, Kamis (1/8). Ia membunuh pacarnya, Fera Oktaria (21) secara keji. Dalam sidang tersebut, keluarga korban menjadi saksi dan membeberkan sifat asli Prada DP saat pacaran dengan Fera.
Berikut kesaksian keluarga korban tentang sifat kasar Prada DP terhadap Fera:
Sering Melakukan Kekerasan
-
Dimana pertemuan keluarga APD dan pelaku berlangsung? 'Ia saya ayah korban bersama kedua orangtua pelaku datang ke Polda Jambi, untuk mencabut laporan polisi,' kata Rikarno Widi saat diwawancarai pada Senin (04/12).
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Bagaimana cara keluarga APD dan pelaku mencapai kesepakatan? 'Orangtua pelaku juga sudah membuat kesepakatan dengan kami ada poin yaitu membantu biayanya pengobatan anak sampai dirinya sembuh dan ada nominal yang sudah disepakati hanya saja tidak pantas saya sebutkan,' imbuhnya.
-
Bagaimana cara TNI AD mengklarifikasi klaim pelaku? 'Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
Kakak kandung korban, Putra Baladewa, memberikan kesaksian di depan majelis hakim yang dipimpin Letkol CHK Khazim. Dalam kesaksiannya, Putra menyebut Prada DP memiliki sifat tempramen dan selalu berbuat kekerasan.
"Dia selalu melakukan kekerasan kepada korban yang mulia, orangnya tempramen," kata Putra.
Karena sifat tempramen itu, keluarga Fera tak setuju jika Prada DP memiliki hubungan dengan Fera. Mereka tak ingin kekerasan semakin membahayakan dan mengancam jiwa kasir minimarket itu.
"Kami ingin korban berpisah dengan dia (terdakwa)," kata dia.
Puncaknya, keluarga menguliahkan korban ke Bengkulu dengan harapan mereka jarang bertemu dan akhirnya berpisah. Namun usaha itu gagal karena korban dijemput terdakwa.
Prada DP Cemburuan
Tak hanya kakak korban, ibunda Fera juga memberikan kesaksian dalam sidang tersebut. Suhartini melihat gelagat anaknya, Fera, yang merasa takut dengan Prada DP. Awal mula rasa takut itu muncul saat Fera menolak ajakan Prada DP untuk berjalan-jalan.
Mengapa fera menolak? Karena Prada DP kerap berbuat kasar dan cemburuan.
Saking takutnya, korban enggan menghadiri pelantikan terdakwa sebagai anggota TNI di Kabupaten Lahat beberapa bulan lalu. Padahal, korban dijemput orangtuanya terdakwa.
"Pernah suatu waktu karena ajakannya untuk jalan ditolak, dia (terdakwa) marah-marah, terus membenturkan kepalanya ke teralis rumah, saya kira anak saya dipukuli. Memang sering begitu, sering kasar, orangnya cemburuan," kata Suhartini.
Keluarga Fera Mengetahui Prada DP jadi Buronan
Keluarga korban sempat mendapat kabar bahwa Prada DP kabur dari pendidikan. Kabar itu diberitahukan oleh komandan dari Prada DP. Mengetahui kabar tersebut, ibunda korban, Suhartini, berpesan agar Fera berhati-hati.
"Komandannya menelepon kakak Fera. Kami mulai curiga dan cemas. Saya pesan ke Fera hati-hati, dia ini buronan. Saya bilang pulang kerja dijemput saja, tapi dia tidak mau," kata Suhartini.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komandan Denpom XIV/3 Kendari, Mayor CPH Usamma mengaku Prada F telah ditahan. Penahanan tersebut dilukan guna melakukan penyelidikan.
Baca SelengkapnyaDua orang yang diduga pelaku penganiayaan Prada MZR, Pratu W dan Pratu D sudah diamankan.
Baca SelengkapnyaKeluarga Terpidana Kasus Vina Cirebon melaporkan Ketua RT Abdul Pasren atas kesaksian bohong ke Bareskrim Polri
Baca SelengkapnyaKeenam pelaku terancam hukuman penjara diatas lima tahun serta sanksi pemecatan dari TNI
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI yang menjadi tersangka penganiayaan yang menewaskan junior di Batalyon Zeni Tempur 4/Tanpa Kawandya bertambah menjadi enam orang.
Baca SelengkapnyaKeluarga Dini Sera Afriyanti, pacar Gregorius Ronald Tannur anggota DPR RI yang tewas dianiaya tak terima dilaporkan balik.
Baca SelengkapnyaSeorang prajurit Batalyon Reider 200 Kodam II Sriwijaya, Prada JF (23), tewas usai mengalami kecelakaan.
Baca SelengkapnyaDuduk Perkara Prajurit TNI Terlibat Pengeroyokan Warga Sipil di Depan Polres Jakpus
Baca Selengkapnya20 Prajurit TNI tersangka tersebut masuk dalam kategori pangkat tamtama sampai bintara.
Baca SelengkapnyaDi persidangan tahun 2016, Pasren mengaku salah satu tersangka bersimpuh meminta agar berbohong di persidangan.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan kronologi penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang terhadap dua anggota TNI yakni Prada DSK dan Pratu AS di Medan.
Baca SelengkapnyaKubu pelaku telah melaporkan pengacara dan keluarga korban dengan ancaman Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) dan pidana umum KUHP.
Baca Selengkapnya