Kesaksian mantan anggota Gafatar diharuskan buka hijab
Merdeka.com - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Makassar resmi dideklarasikan Mei 2012 lalu di gedung Celebes Centre Convention (CCC), Jl Tanjung Bunga, Makassar. Ribuan manusia memadati gedung yang akrab juga disebut gedung triple C itu karena yang hadir bukan hanya orang-orang dari Makassar atau Sulsel pada umumnya, melainkan juga dari seluruh Indonesia.
Selain mendengarkan pidato-pidato, hadirin masing-masing dibekali alat bambu layaknya alat musik angklung. Berkali-kali mereka memukul-mukul bambu itu dan membuat irama sesuai komando yang tidak diketahui maksudnya apa.
Demikian kesaksian Andi Besse, (25), seorang guru SD, warga Palopo Selatan, Kabupaten Luwu, Sulsel yang dikonfirmasi via ponselnya Selasa malam, (12/1) pukul 21.00 wita.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
-
Siapa yang melakukan itu? Toh kamu juga tidak sendirian, karena banyak orang melakukan hal kamu juga lakukan.
-
Kenapa Batu Batikam ditikam? Sebagai tanda persetujuan antara Datuk Perpatih Nan Sabatang dengan Datuk Ketumanggungan, Datuk Perpatih Nan Sabatang menikamkan kerisnya kepada sebuah batu. hal ini sebagai peringatan bagi anak cucunya di kemudian hari.
-
Dimana pemukulan itu terjadi? Ajang Porprov Jawa Timur 2023 yang digelar di Sidoarjo Jawa Timur terciderai insiden kekerasan.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Andi Besse sempat aktif selama seminggu dalam organisasi tersebut, dan kemudian diundang datang ke Makassar untuk menghadiri deklarasi peresmian organisasi yang belakangan dinyatakan terlarang itu.
"Saya masuk Gafatar diajak adik saya Andi Muliani yang sekarang menghilang bersama Burhan Faisal suaminya dan anaknya yang masih balita," tutur Andi Besse seraya menambahkan, tertarik masuk organisasi itu karena aksi sosialnya cukup menyentuh seperti donor darah yang pernah digelar di daerahnya.
Andi Besse memilih tidak aktif lagi di organisasi itu karena merasakan kejanggalan saat hadiri deklarasi di Makassar. Kata Andi Besse, di antara ribuan orang yang hadir, hanya mereka berdua yang berhijab. Saat baru saja hendak melangkahkan kaki masuk ke gedung triple C itu, serta merta mereka dihampiri oleh pengurus Gafatar. Keduanya diminta masuk setelah membuka jilbab.
Andi Besse kaget dengan aturan itu sehingga dia bertanya, tapi tetap diharuskan buka jilbab. Spontan dia menarik tangan Andi Muliani untuk meninggalkan tempat itu karena dirasanya aneh. Dia mulai berpikir ini organisasi apa, kenapa ada aturan membuka hijab sementara pengurus itu tahu keduanya seorang muslimah.
"Tapi saat saya tarik tangan adik saya keluar, pengurus Gafatar itu menahan dan membujuk agar tidak pulang. Lalu membolehkan kami masuk ke gedung itu dengan mengenakan jilbab. Setiba dalam ruangan, ketua umum Gafatar sementara pidato. Saya tidak menyimak apa isi pidatonya karena saya lebih fokus memperhatikan apa yang terjadi di ruangan ini dengan mengambil gambar pakai ponsel. Di antaranya ambil gambar orang-orang membunyikan alat bambu yang mirip alat musik angklung itu yang dibagikan panitia," tuturnya.
Saat kembali ke kampung di Palopo Selatan, Andi Besse dihubungi lewat ponsel oleh Ustaz Rahman dari Forum Pembela Islam (FPI) di Makassar. Dia ditanya apakah bergabung dengan Gafatar atau tidak. Dia pun menjawab, pernah bergabung tapi hanya seminggu tapi belum sempat terdaftar sebagai anggota.
"Ustaz Rahman ini menyampaikan ke saya untuk tidak bergabung dengan Gafatar karena organisasi itu beraliran sesat. Saya diminta untuk menyadarkan Andi Muliani adik saya. Setelah ditelepon sama ustaz itu, saya lalu sampaikan ke adik saya tapi jawabnya bahwa ustaz itu hanya memprovokasi," kata Andi Besse.
Dari situlah, imbuhnya, dia terus mewaspadai kondisi adiknya. Lalu tahun 2013 kemudian adiknya itu menikah dengan Burhan Faisal yang ternyata sama-sama penganut aliran organisasi Gafatar itu.
Suatu hari Andi Muliani kemudian pamit ke keluarga hendak Kendari, Sulawesi Tenggara, lalu ke Kalimantan Timur dengan alasan suami pindah tugas. Kontak terakhir Mei 2015.
"Kontak hilang sejak Mei 2015 itu. Keluarga sudah mencari dengan berbagai cara misalnya lewat media sosial, hubungi keluarga suaminya di Kabupaten Sinjai. Serta mendatangi kantor suaminya yang pernah mengaku kerja di salah satu perusahaan pembiayaan. Namun nyatanya setelah dicek di perusahaan yang dimaksud, nama Burhan Faisal tidak pernah tercatat sebagai karyawan," ujarnya.
"Lalu saat ini setelah media banyak memberitakan tentang Gafatar dan orang hilang ini, kami pun berinisiatif melaporkan ke polisi dan sudah kami masukkan di Polres Luwu dengan harapan adiknya bisa juga ditemukan sebagaimana dokter Rica dari Yogyakarta itu," tutur Andi Besse penuh harap.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok Dzawata Maghfura, Paskibraka asal Aceh yang ramai jadi perbincangan publik.
Baca SelengkapnyaKali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.
Baca SelengkapnyaCholil mengatakan, pelarangan pemakaian jilbab bagi anggota Paskibraka justru malah melanggar aturan konstitusi dan Pancasila.
Baca SelengkapnyaMenpora mengatakan kewenangan Paskibraka telah diambil sepenuhnya oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sejak tahun 2022.
Baca SelengkapnyaDihadiahi Tembakan, Penikam Imam Musala di Jakbar Sempat Ngumpet di Toilet dan Membahayakan Polisi
Baca SelengkapnyaKhaidar ditanya oditur terkait penganiayaan yang dilakukan Praka RM kepadanya dan Imam Masykur.
Baca SelengkapnyaDirjen HAM: 7 Paskibraka Putri Memilih Melepas Hijab Secara Sukarela saat Pengukuhan
Baca Selengkapnya