Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kesaksian Mayor TNI bawa meriam ke istana minta DPR dibubarkan

Kesaksian Mayor TNI bawa meriam ke istana minta DPR dibubarkan Kemal idris. ©2013 Merdeka.com/repro/pustaka sinar harapan

Merdeka.com - 17 Oktober 1952, tepat 62 tahun lalu, TNI mengarahkan meriam ke istana. Mereka mendesak Presiden Soekarno membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat Sementara.

TNI kesal gonjang-ganjing politik terus terjadi. Kabinet hanya berumur enam bulan dan terus berganti. Puncak kekesalan mereka saat para politikus ikut campur urusan tentara.

Adalah Komandan Resimen Tujuh Mayor Kemal Idris yang mengarahkan meriam dan tank ke istana, atas perintah Kolonel Nasution. Pengamanan Jakarta memang saat itu berada di bawah kendali Kemal Idris.

Orang lain juga bertanya?

Kisah ini dikisahkan Kemal dalam biografinya yang berjudul Kemal Idris Bertarung Dalam Revolusi terbitan Pustaka Sinar Harapan 1997.

Kemal mengaku diajak bicara oleh Kepala Staf Angkatan Darat Kolonel Nasution soal kondisi bangsa saat itu. Pada awal 1950an, ekonomi Indonesia masih morat-marit. Selain itu perpolitikan juga kacau sehingga pembangunan mandek.

"Saya ikut dalam gerakan itu karena yakin tujuannya benar. Saya menganggap perlu ada perubahan, perlu ada peremajaan dalam pimpinan. Baik di kabinet maupun di DPR serta perlu dilaksanakan pemilu secepat mungkin," kata Kemal Idris.

Dia menambahkan saat itu masih berusia muda dan avonturir sehingga cepat terbawa suasana.

"Saya bertanya kepada Nasution, di mana harus menempatkan senjata?"

"Ya sudah, saudara taruh saja di depan istana," jawab Nasution.

Kemal mengerahkan meriam, panser dan tank ke depan istana. Dia beralasan hal itu untuk menjaga keamanan istana dari para demonstran yang sebenarnya juga didukung oleh Angkatan Darat.

"Sebenarnya kalau meriam yang moncongnya menghadap istana itu ditembakkan, pasti jatuh melewati istana. Kenapa saya setuju dengan ucapan Nasution, jawabannya mudah. Kalau Bung Karno bertanya saya akan menjawab: Untuk melindungi Bung Karno dari serbuan demonstrasi." katanya.

Sebenarnya walau jatuh melewati istana pasti akan jatuh korban karena Kemal menggunakan peluru meriam sungguhan alias peluru tajam, bukan peluru kosong.

Kemal Idris hanya berjaga di luar, dia tak ikut saat Nasution dan para perwira lain menemui Soekarno. Para perwira Angkatan Darat itu menyampaikan permintaan agar Soekarno membubarkan parlemen, tapi ditolak. Soekarno hanya berjanji menggelar Pemilu secepatnya.

Kemal menilai para perwira ini tak berkutik karena kemampuan bicara Soekarno. Dia menyebut aksi ini sebuah kegagalan. Apalagi saat para demonstran yang didukung Angkatan Darat pun berbalik mendukung Soekarno. Termasuk para prajurit Kemal yang berada di balik meriam dan tank.

Walau begitu, Kemal mengaku tak pernah ada niatan untuk kudeta. Para perwira itu hanya ingin membuka mata Soekarno soal kondisi masyarakat dan politik yang kacau balau.

"Saya berpendirian, massa bisa berubah mendukung Bung Karno karena dia adalah orator ulung, yang mampu menggerakkan massa. Bagi saya adalah suatu kesalahan, membiarkan Bung Karno tampil berpidato di depan massa, sehingga target yang diinginkan semula idak tercapai," beber Kemal.

Gerakan 17 Oktober 1952 gagal. Nasution berhenti sebagai Kepala Staf Angkatan Darat sebelum akhirnya nanti diangkat kembali oleh Soekarno. Karir Kemal Idris pun berantakan. Kemal juga sempat memusuhi Nasution karena dianggap tak pernah membelanya.

Dia kelak menjadi salah satu jenderal pendiri Orde Baru. Namun Kemal Idris akhirnya berseberangan dengan Soeharto dan turut menjadi pendukung Petisi 50 bersama Nasution, Ali Sadikin, Hoegeng dan lain-lain.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kecam Prajurit TNI Geruduk Polrestabes Medan, DPR: Jangan Sampai Merusak Kepercayaan Publik
Kecam Prajurit TNI Geruduk Polrestabes Medan, DPR: Jangan Sampai Merusak Kepercayaan Publik

Agar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.

Baca Selengkapnya
15 Prajurit TNI Ditahan Buntut Pengeroyokan Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali
15 Prajurit TNI Ditahan Buntut Pengeroyokan Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali

Kasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.

Baca Selengkapnya
Usulan Polisi di Bawah Kemendagri, PDIP Diingatkan Pemisahan TNI-Polri Bagian dari Reformasi
Usulan Polisi di Bawah Kemendagri, PDIP Diingatkan Pemisahan TNI-Polri Bagian dari Reformasi

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menilai, wacana Polri akan digabung di bawah kementerian, tidak boleh ditanggapi secara apriori.

Baca Selengkapnya
Megawati Singgung Aparat Tak Netral, Hasto PDIP: Karena Rasa Sayang Bu Mega ke TNI Polri
Megawati Singgung Aparat Tak Netral, Hasto PDIP: Karena Rasa Sayang Bu Mega ke TNI Polri

“Mengapa Bu Mega menyampaikan hal itu, sebenarnya memang karena rasa sayang terhadap institusi TNI dan Polri," kata Hasto

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pensiunan Jenderal Kader PDIP Beri Pesan Tegas ke Panglima TNI Jelang Pilkada Serentak
VIDEO: Pensiunan Jenderal Kader PDIP Beri Pesan Tegas ke Panglima TNI Jelang Pilkada Serentak

Anggota Komisi I Mayjen (Purn) Tubagus Hasanuddin mewanti-wanti Panglima agar prajurit TNI agar netral saat Pilkada

Baca Selengkapnya
TNI Buka Suara Heboh Tentara Geruduk Polrestabes Medan Minta Prajurit Dibebaskan
TNI Buka Suara Heboh Tentara Geruduk Polrestabes Medan Minta Prajurit Dibebaskan

Sebelumnya, Sebuah video yang memperlihatkan puluhan anggota TNI berseragam lengkap sedang menggeruduk Mapolrestabes Medan.

Baca Selengkapnya
Saat Brimob Bersenjata Laras Panjang 'Mejeng' di Depan Ruangan Rapat Baleg DPR Bahas RUU Pilkada
Saat Brimob Bersenjata Laras Panjang 'Mejeng' di Depan Ruangan Rapat Baleg DPR Bahas RUU Pilkada

Menariknya, dalam rapat Baleg kali ini terlihat sejumlah anggota Brimob dilengkapi senjata laras panjang

Baca Selengkapnya
Megawati Sedih Lihat TNI-Polri Dibawa Lagi ke Politik Praktis
Megawati Sedih Lihat TNI-Polri Dibawa Lagi ke Politik Praktis

Megawati Sedih Lihat TNI-Polri Dibawa Lagi ke Politik Praktis

Baca Selengkapnya
7 Relawannya Dikeroyok TNI, Ganjar: Semena-mena Bukan Zamannya Lagi, Jangan Sakiti Rakyat
7 Relawannya Dikeroyok TNI, Ganjar: Semena-mena Bukan Zamannya Lagi, Jangan Sakiti Rakyat

Ganjar juga memastikan relawannya tidak ada yang meninggal pascapengeroyokn itu.

Baca Selengkapnya
Buntut Kantor Polrestabes Medan Digeruduk Puluhan TNI, Mayor Dedi Hasibuan Diperiksa
Buntut Kantor Polrestabes Medan Digeruduk Puluhan TNI, Mayor Dedi Hasibuan Diperiksa

Pemeriksaan Mayor Dedi Hasibuan dilakukan di Kodam I Bukit Barisan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tegas Masinton PDIP Suarakan Presiden Jokowi Turun & DPR Bubar Jika Rakyat Tak Didengar
VIDEO: Tegas Masinton PDIP Suarakan Presiden Jokowi Turun & DPR Bubar Jika Rakyat Tak Didengar

Masinton Pasaribu menemui para demonstran dalam aksi kawal putusan Mahkamah Konstitusi

Baca Selengkapnya
Megawati Sentil TNI-Polri: Mau Disetarakan, Apa yang Mau Disetarakan?
Megawati Sentil TNI-Polri: Mau Disetarakan, Apa yang Mau Disetarakan?

"Teruskan saya sudah ngomong saya enggak setuju yang namanya TNI-Polri mau disetarakan," tegas Megawati

Baca Selengkapnya