Kesaksian pegawai BEI, selasar lantai ambrol timpa banyak perempuan
Merdeka.com - Debbie, karyawan Bursa Efek, tak menyangka, tempat dia bekerja terjadi bencana. Selasar lantai satu Tower 2 ambrol, bersama para mahasiswa yang tengah karyawisata.
Ibu-ibu mengenakan pakaian serba putih itu, tanggap membantu proses evakuasi korban. Bunga, korban yang ia tangani, tak hentinya mengucurkan air mata. Sesekali ia pingsan. Debbie hanya bisa berikan minyak agar korban sadar.
Kaki dan tangannya patah. Arah tulangnya tak lagi beraturan. Banyak yang sudah dislokasi. Hanya rasa sakit yang mendera dirinya. Sementara, Debbie, hanya bisa berbincang ringan agar mengurangi rasa sakit korban.
-
Siapa yang membantu Ibu Dewi? 'Ada bagian yang khusus mengupas bawang, ada bagian mengiris bawang pakai mesin, terus bagian menggoreng. Semua pekerja yang bantu saya tetangga sekitar rumah,' kata Dewi.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Siapa yang bantu tim evakuasi? Dalam pencarian dan evakuasi korban, tim gabungan di Sumatera Barat juga turut dibantu kantor SAR Bengkulu, kantor SAR Jambi dan Kantor SAR Medan.
-
Siapa yang terlibat dalam evakuasi korban? Mereka menggenapi ratusan personel tim SAR gabungan yang sudah lebih dulu berada di lokasi, terdiri dari Kantor SAR Gorontalo, Korem, Kepolisian Daerah, Palang Merah Indonesia, Kelompok Pencinta Alam, serta grup relawan dan lainnya.
-
Bagaimana SalingJaga Ibu Berdaya membantu ibu? Terlepas dari itu, bersama content creator sekaligus momfluencer Dwi Handayani dan Dhannisa Cho, serta dipandu oleh psychotherapist dari Sanggar Jiwa Tumbuh, para ibu diajak untuk melakukan body psychotherapy, social dreaming, dan support circle sebagai proses menjaga kesehatan mental serta memproses berbagai emosi yang muncul dalam perjalanan menjadi seorang ibu.
"Korban sempet pingsan beberapa menit saya sempet ngobrol dia teriak kesakitan terus badan enggak bisa digerakin kakinya enggak bisa digerakin mau coba telepon ke orang tua dia enggak mau," ujar Debbie yang menceritakan dengan haru.
Korban, tak ingat apa yang terjadi. Kejadian begitu cepat. Kurang dari semenit, selasar itu roboh dan menjebak para mahasiswa yang kebanyakan perempuan di bawahnya.
"Korban nangis mungkin karena mereka ngerasa darimana tapi dia enggak inget ada kejadian apa, dia selalu nanya, ini ada apa bu? ini ada apa bu?" kata Debbie.
"Saya bilang enggak apa-apa biar enggak panik," sambungnya.
Proses evakuasi pun tergolong cukup cepat, tak hanya petugas gedung saja. Para karyawan yang berhamburan ikut membantu korban dari reruntuhan. Ada yang menandu untuk mereka yang tak bisa gerakan tubuh, ada juga yang memapah bagi mereka yang tak bisa berjalan.
"Pegawai yang bantu. Sebagian udah diangkut enggak bisa gerakin (tubuh). Sebagian yang bisa kita papah bawa ke mobil, ada yang gerakin pake tandu, cepet sih," cerita Debbie.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah wanita cantik dan rambut panjang melakukan aksi solidaritas dan kepedulian untuk para korban yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaUang yang terbakar didapat dari hasil arisan pedagang Pasar Klewer.
Baca Selengkapnya