Kesaksian penggali kubur saat Mozes Gatutkaca dimakamkan
Merdeka.com - Basri (62), warga Cungkuk, Soropadan, masih ingat betul bagaimana suasana pemakaman Mozes Gatutkaca. Ribuan orang, hadir dan memenuhi tempat pemakaman umum (TPU) Cungkuk.
Basri yang saat itu bertugas untuk menggali liang lahat Gatut, sapaan akrab Mozes Gatutkaca, sampai kesulitan masuk ke dalam area pemakaman karena banyaknya pelayat yang mengantarkan jenazah Gatut ke peristirahatan terakhir. Untuk sampai ke liang lahat Gatut yang ada di bagian belakang TPU Cungkuk, Basri harus berulang kali meminta izin kepada pelayat untuk lewat.
"Penuh sekali waktu itu. Yang datang banyak sekali. Ada yang mahasiswa, ada yang ormas pakai loreng-loreng terus pakai surban. Polisi juga banyak waktu itu. Pakai baju komplet," terang Basri, Sabtu (13/5).
-
Siapa yang dimakamkan di kuburan massal? Pak Darmadi mengatakan di sanalah letak kuburan massal para anggota PKI yang dieksekusi.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Dimana kuburan massal ditemukan? Dalam Konferensi Alekseyev Readings di Institut Riset Anuchin dan Museum Antropologi Moskow, ilmuwan mengungkapkan ditemukan total 300 mayat pada sembilan liang lahat di Yaroslavl.
-
Apa yang terjadi di kuburan massal? Menurut Pak Darmadi, di makam yang berada tepat di bawah sutet tegangan tinggi itu terdapat puluhan jasad korban anggota PKI.
-
Apa yang terjadi di Kampung Mati di Bantul? Hingga akhirnya, rumah-rumah itu menjadi terbengkalai. Tak hanya tempat tinggal, beberapa bangunan rumah makan yang berdiri di kawasan pantai itupun tidak terpakai lagi.
Basri selain bertugas sebagai tukang gali kubur juga merupakan juru kunci di TPU Cungkuk. Sudah sejak tahun 1992, Basri kerap dimintai tolong untuk membantu membuat liang lahat di TPU Cungkuk.
"Sejak pertama membantu di TPU Cungkuk, baru pertama kali saya melihat jumlah pelayat yang begitu banyak hingga sampai area pemakaman penuh. Di luar tembok makam juga masih banyak pelayat. Lha mobil sama motor pelayat aja parkirnya sampai SD Soropadan (dari TPU Cungkuk hingga SD Soropadan berjarak kurang lebih 1 kilometer)," ujar Basri.
Basri menceritakan bahwa saat pemakaman, suara-suara teriakan dari pelayat sangatlah ramai. Sejak jenazah Gatut diturunkan dari mobil jenazah, teriakan sudah terdengar.
"Saat jenazah turun dari ambulan, pada rebutan ingin menggotong peti jenazah. Teriakan-teriakan terdengar ramai. Ada yang Allahu Akbar. Ada yang meminta pembunuhan Mozes diungkap. Ada yang teriak meminta petugas bertanggung jawab meninggalnya Mozes. Ada yang minta turunkan Pak Harto dan reformasi. Pokoknya seperti orang demo," pungkas Basri.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedatangan jenazah korban kecelakaan maut tersebut disambut duka mendalam oleh keluarga dan para tetangga.
Baca SelengkapnyaAda 10 ambulans berjalan beriringan. Rombongan keluar dari exit Tol Sawangan, Depok.
Baca SelengkapnyaSyawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu
Baca SelengkapnyaKasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama mengungkapkan, korban bernama Nimih (55) asal Cipayung, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBanyak warga lokal yang baru tahu jika bangunan tersebut adalah makam.
Baca SelengkapnyaPesanggrahan ini dibangun pada tanggal 18 Mei 2010 oleh PT Gudang Garam TBK
Baca SelengkapnyaDulunya tempat itu merupakan kawasan pemakaman Tionghoa
Baca SelengkapnyaPada dinding-dinding rumah itu masih terdapat lubang-lubang bekas peluru yang ditembakkan pada saat perang meletus.
Baca Selengkapnya