Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kesaksian penggali kubur saat Mozes Gatutkaca dimakamkan

Kesaksian penggali kubur saat Mozes Gatutkaca dimakamkan Makam Mozes Gatutkaca. ©2017 merdeka.com/purnomo edi

Merdeka.com - Basri (62), warga Cungkuk, Soropadan, masih ingat betul bagaimana suasana pemakaman Mozes Gatutkaca. Ribuan orang, hadir dan memenuhi tempat pemakaman umum (TPU) Cungkuk.

Basri yang saat itu bertugas untuk menggali liang lahat Gatut, sapaan akrab Mozes Gatutkaca, sampai kesulitan masuk ke dalam area pemakaman karena banyaknya pelayat yang mengantarkan jenazah Gatut ke peristirahatan terakhir. Untuk sampai ke liang lahat Gatut yang ada di bagian belakang TPU Cungkuk, Basri harus berulang kali meminta izin kepada pelayat untuk lewat.

"Penuh sekali waktu itu. Yang datang banyak sekali. Ada yang mahasiswa, ada yang ormas pakai loreng-loreng terus pakai surban. Polisi juga banyak waktu itu. Pakai baju komplet," terang Basri, Sabtu (13/5).

Basri selain bertugas sebagai tukang gali kubur juga merupakan juru kunci di TPU Cungkuk. Sudah sejak tahun 1992, Basri kerap dimintai tolong untuk membantu membuat liang lahat di TPU Cungkuk.

"Sejak pertama membantu di TPU Cungkuk, baru pertama kali saya melihat jumlah pelayat yang begitu banyak hingga sampai area pemakaman penuh. Di luar tembok makam juga masih banyak pelayat. Lha mobil sama motor pelayat aja parkirnya sampai SD Soropadan (dari TPU Cungkuk hingga SD Soropadan berjarak kurang lebih 1 kilometer)," ujar Basri.

Basri menceritakan bahwa saat pemakaman, suara-suara teriakan dari pelayat sangatlah ramai. Sejak jenazah Gatut diturunkan dari mobil jenazah, teriakan sudah terdengar.

"Saat jenazah turun dari ambulan, pada rebutan ingin menggotong peti jenazah. Teriakan-teriakan terdengar ramai. Ada yang Allahu Akbar. Ada yang meminta pembunuhan Mozes diungkap. Ada yang teriak meminta petugas bertanggung jawab meninggalnya Mozes. Ada yang minta turunkan Pak Harto dan reformasi. Pokoknya seperti orang demo," pungkas Basri.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Tangis Histeris Keluarga Pecah saat Jenazah Siswa SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Maut di Ciater Tiba di Rumah Duka
FOTO: Tangis Histeris Keluarga Pecah saat Jenazah Siswa SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Maut di Ciater Tiba di Rumah Duka

Kedatangan jenazah korban kecelakaan maut tersebut disambut duka mendalam oleh keluarga dan para tetangga.

Baca Selengkapnya
Tiba di Rumah, Jenazah Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Disambut Isak Tangis Keluarga
Tiba di Rumah, Jenazah Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Disambut Isak Tangis Keluarga

Ada 10 ambulans berjalan beriringan. Rombongan keluar dari exit Tol Sawangan, Depok.

Baca Selengkapnya
Mengenal Syawalan Gunung, Cara Masyarakat Magelang Gali Cerita Sejarah Leluhur
Mengenal Syawalan Gunung, Cara Masyarakat Magelang Gali Cerita Sejarah Leluhur

Syawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu

Baca Selengkapnya
Puncak Macet Parah, Satu Wisawatan asal Jakarta Timur Meninggal Dunia
Puncak Macet Parah, Satu Wisawatan asal Jakarta Timur Meninggal Dunia

Kasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama mengungkapkan, korban bernama Nimih (55) asal Cipayung, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Bangunan di Tengah Jalanan Purwokerto Ini Ternyata Makam
Tak Banyak yang Tahu, Bangunan di Tengah Jalanan Purwokerto Ini Ternyata Makam

Banyak warga lokal yang baru tahu jika bangunan tersebut adalah makam.

Baca Selengkapnya
Berbatasan Langsung dengan Samudera Hindia, Desa Terpencil di Tulungagung Ini Jadi Tempat Pelarungan Abu Jenazah
Berbatasan Langsung dengan Samudera Hindia, Desa Terpencil di Tulungagung Ini Jadi Tempat Pelarungan Abu Jenazah

Pesanggrahan ini dibangun pada tanggal 18 Mei 2010 oleh PT Gudang Garam TBK

Baca Selengkapnya
Menguak Misteri Makam Tunggal di Tanjakan Gombel Semarang, Masih Dikasih Sesaji hingga Sekarang
Menguak Misteri Makam Tunggal di Tanjakan Gombel Semarang, Masih Dikasih Sesaji hingga Sekarang

Dulunya tempat itu merupakan kawasan pemakaman Tionghoa

Baca Selengkapnya
Rumah Kayu di Semarang Ini Jadi Saksi Bisu Sengitnya Pertempuran Melawan Penjajah, Ini Kisah di Baliknya
Rumah Kayu di Semarang Ini Jadi Saksi Bisu Sengitnya Pertempuran Melawan Penjajah, Ini Kisah di Baliknya

Pada dinding-dinding rumah itu masih terdapat lubang-lubang bekas peluru yang ditembakkan pada saat perang meletus.

Baca Selengkapnya