Kesaksian warga saat penangkapan terduga teroris Dedy Sulistianto di Surabaya
Merdeka.com - Terduga teroris, Dedy Sulistianto dan keluarga tinggal di lingkungan yang padat penduduk. Mereka sudah tiga kali berpindah kos-kosan dalam rentang sekitar lima tahun terakhir.
Belum genap setahun, Dedy bersama tiga anaknya menempati rumah kos-kosan berlantai dua di Jalan Sikatan IV Kelurahan Manukan Wetan, Kecamatan Tandes, Surabaya. Ia menyewa dua kamar bagian depan di antara belasan kamar yang disewakan tersebut.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Dimana penggerebekan terjadi? 'Bukan (prajurit TNI), sipil TO (Target Opetasi). (Lokasi) bukan di kompleks, bukan di asrama, cuma di jalannya, tapi memang jalan itu ke arah asrama, ada asrama Polisi, TNI,' kata Kabid Humas dihubungi, Kamis (2/5).
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
Rumah itu yang kemudian digerebek oleh Densus 88 dan menewaskan penghuninya, Dedy, Selasa (15/5) petang. Ia menolak diringkus bahkan melawan petugas dengan menggunakan senjata tajam, sebelum kemudian ditembak oleh Tim Densus 88 hingga meregang nyawa.
"Saya mengira itu petasan, kan ini mau Ramadan, tapi tidak tahunya banyak petugas yang sudah mengepung," kata Sarmi, penjaga sebuah warung di sekitar lokasi, Rabu (16/5).
Sarmi hanya berani mengintip dari dalam warungnya yang berjarak sekitar 15 meter. Karena personel Densus 88 memintanya untuk masuk kamar. Ia hanya memberanikan diri dengan mengintip dari kejauhan, ke arah rumah yang ditinggali oleh keluarga Dedy.
Sementara para warga sekitar, saat itu penasaran untuk melihat peristiwa tersebut. Kendati dihalau di setiap penjuru, warga tetap ingin mendekati lokasi.
Kini rumah kos-kosan yang disewa Dedy harus dikosongkan. Para penghuninya yang lain pun harus meninggalkan rumah berpagar biru tersebut, entah ke mana.
Tampak di depan rumah beberapa petugas berjaga, sementara di balik pagar terlihat jamuran pakaian yang sudah mengiringi berjajar. Nampak juga peralatan dapur, sebuah sepeda motor dan sepeda anak-anak terparkir.
Semua pintu rapat tertutup, para penghuni dengan sebagaian barangnya harus mengungsi. Rumah yang diapit oleh lorong di kedua sisinya itu masih di-police line.
Memang, sekitar Jalan Sikatan banyak kos-kosan yang disewa oleh para pendatang. Mereka bekerja dari luar kota yang bekerja di Surabaya.
"Kalau di sini kos-kosan berkisar Rp 350 ribu sampai Rp 500 ribu per bulan. Tergantung besar kecilnya kamar," kata warga yang mengaku bernama Fadli di sekitar lokasi.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasakan informasi di lapangan, warga berinisial S tersebut diamankan Tim Densus 88 Jumat pekan lalu.
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca SelengkapnyaDE ditangkap pada Senin (14/8) siang di rumah kontrakannya di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Jalan Raya Bulak Sentul RT07 RW27, Bekasi.
Baca SelengkapnyaPenangkapan terduga teroris dilakukan pada hari Rabu (2/8) di rumahnya.
Baca SelengkapnyaKapolresta Tangerang Kombes Pol Sigit Dany Setiyono membenarkan adanya penggeledahan yang dilakukan oleh tim Densus 88 Polri.
Baca SelengkapnyaWarga menyebutkan bahwa penggerebekan terduga teroris sudah berlangsung sejak Sabtu dini hari.
Baca SelengkapnyaMuka Bonyok, Ini Tampang Maling Motor di Bekasi yang Todongkan Pistol ke Warga saat Tepergok
Baca SelengkapnyaAnak-anak itu bahkan takut ke sekolah karena khawatir akan menjadi sasaran meski tak tahu apa-apa.
Baca SelengkapnyaTerduga pelaku dan korban diketahui sempat cekcok di jalan gang dekat rumah, tepat di depan rumah tetangganya.
Baca SelengkapnyaDE adalah pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero) ditangkap lantaran dirinya diduga terlibat aksi terorisme.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat kembali jadi sasaran demonstrasi.
Baca SelengkapnyaSaat melakukan perlawanan, para perampok langsung kabur.
Baca Selengkapnya