Kesulitan ekonomi, ibu jual bayi sebelum merantau ke Malaysia
Merdeka.com - Kesulitan ekonomi dan cekcok dengan suami membuat NA (36) tega menjual bayinya yang berusia 5 bulan seharga Rp 2,8 juta. NA kini menjadi tersangka dan mendekam di penjara.
NA diketahui merupakan warga Jalan Durian, Datuk Bandar, Tanjung Balai. Perempuan ini diamankan sebelum berangkat ke Malaysia dengan menggunakan uang hasil penjualan bayinya.
"Tersangka diamankan, Sabtu (3/3) kemarin setelah kita menerima laporan dari suaminya PH (52)," kata Wakapolres Tanjung Balai, Kompol Taryono Raharja, Selasa (6/2).
-
Mengapa pelaku memperdagangkan bayi? Motif ketiga pelaku memperdagangkan bayi-bayi malang itu hingga kini masih diselidiki.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Siapa saja yang diperiksa terkait penjualan bayi? Polda Bali dan Polres Depok, Jawa Barat, memeriksa Yayasan Luh Luwih Bali yang berlokasi di Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, terkait sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat.
-
Siapa yang membuat boneka bayi seharga Rp97,5 juta? Seorang perempuan berusia 50 tahun, menggemparkan jagad media sosial karena menjual boneka bayi seharga Rp97,5 juta. Melansir South China Morning Post (SCMP), perempuan bernama Andrea Lee itu merupakan seniman yang sudah memiliki bakat melukis sejak kecil.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
NA dan PH menikah secara agama di wilayah Silo Lama, Air Joman, Asahan, pada April 2017. Ketika itu PH bekerja sebagai juru parkir sudah punya istri dan 9 orang anak.
Dari pernikahan NA dan PH, lahir bayi laki-laki RS. Belakangan pasangan ini diketahui sering cekcok. Salah satu pemicunya, NA menuding PH lebih peduli pada keluarga dari istri pertamanya. Sementara kebutuhan dia dan bayinya tidak dipenuhi. NA mengaku tak sanggup lagi menghidupi putranya RS yang sudah berusia 5 bulan dan ingin berpisah dari PH. Dia memilih menitipkan anaknya kepada orang yang mampu menjaga.
Belakangan NA diketahui menghubungi temannya berinisial I. "I kemudian menghubungi R, lalu R menghubungi DB, dan DB menghubungi LS," jelas Taryono.
NA kemudian menyerahkan anaknya kepada LS, yang mengaku akan mengasuh sang bayi pada Februari 2018. Ketika itu NA menerima imbalan Rp 2,8 juta.
Beberapa hari berselang, PH mengunjungi NA yang sedang bersiap berangkat ke Malaysia. Mengetahui anaknya sudah diserahkan kepada orang lain, pria ini langsung lapor polisi.
Laporan PH ditindaklanjuti. NA pun diamankan. Sementara bayi RS dititipkan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tanjung Balai.
"Modus dan motif terlapor menjual anaknya karena NA akan meninggalkan suaminya dan berangkat bekerja ke Malaysia," jelas Taryono.
Kasus ini masih dikembangkan penyidik. NA, LS dan saksi-saksi masih diperiksa. Dalam kasus ini NA sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dia dijerat dengan Pasal 83 Jo Pasal 76 F dari UU No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun penjara dan minimal Rp 60 juta dan maksimal Rp 300 juta.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karena tak kunjung dibayar, ibu korban melapor ke polisi dengan dalih anak hilang.
Baca SelengkapnyaBayi tak berdosa yang baru berusia 11 bulan itu dia jual senilai Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaKasus tersebut bermula saat pelaku RA melihat sebuah postingan di media sosial (medsos) facebook.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu muda tega menjual bayinya demi bisa pulang kampung.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu tega menjual anaknya seharga Rp30 juta untuk membayar utang.
Baca SelengkapnyaRD mengaku sempat putus asa setelah mengetahui suaminya menjual darah dagingnya.
Baca SelengkapnyaDi hari kejadian, ibu tersebut juga sempat terlibat pertengkaran dengan mertuanya.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaDari keterangan RAD, dia tega menjual anaknya pada pria hidung belang karena terlilit utang pinjaman online (pinjol). Jumlah utang RAD mencapai Rp 100 juta.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu berinisial I (39), warga Semanu, Gunungkidul, DIY, tega membunuh bayinya sendiri karena alasan faktor ekonomi.
Baca SelengkapnyaIbu berinisial T awalnya melaporkan bayinya diculik. Namun akhirnya terungkap fakta bayinya dijual.
Baca SelengkapnyaSaat menikah, pelaku ternyata tengah hamil empat bulan. Mereka malu hamil di luar nikah.
Baca Selengkapnya