Kesultanan Banten kecam pejabat Serang gelar pesta di Keraton Kaibon
Merdeka.com - Terkait digunakannya bangunan cagar budaya Kraton Kaibon untuk acara pernikahan oleh kerabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Serang, pihak keluarga Kesultanan Banten mengecam keras pejabat tersebut. Hal tersebut diungkapkan Ketua Keluarga Kesultanan Banten, Tb A. Abbas Wase.
"Kalau betul itu pesta pernikahan anaknya kepala BKD, mestinya beliau memberi contoh yang baik sebagai pejabat di lingkungan Pemkot Serang," ujar Tb Abbas Wase.
Tb Abas mengaku kecolongan dengan digelarnya pesta pernikahan di Situs keraton kaibon yang merupakan peninggalan kerajaan Islam. Menurutnya, situs tersebut bisa saja dipakai, namun bukan untuk kepentingan pribadi melainkan kepentingan umum seperti gelar seni budaya banten dan sebagainya.
-
Mengapa situs itu penting? Meskipun begitu, para ahli meyakini situs ini memiliki signifikansi religius dan kerajaan yang istimewa.
-
Dimana acara budaya tersebut diadakan? Diadakan di kompleks kawasan bersejarah Kota Tua, Semarang, hadir pada pagelaran budaya tersebut Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya, serta Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara.
-
Apa pusat peradaban Kerajaan Banten? Pada masanya dulu, Banten merupakan salah satu pusat peradaban Islam di Pulau Jawa.
-
Kenapa Banten Girang penting? Kawasan ini bisa jadi salah satu destinasi sejarah untuk melihat jejak Banten sebelum masuknya agama Islam.
-
Kenapa Pasar Gede disebut bangunan cagar budaya? Demi menjaga keunikan pasar, bangunan itu ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
-
Kenapa Stasiun Banjarnegara diusulkan jadi cagar budaya? 'Dari nilai sejarah, keberadaan kereta api di Banjarnegara sangat berperan dalam tumbuh suburnya pergerakan nasional dengan Syarikat Islam-nya, sehingga tokoh-tokoh nasional seperti HOS Tjokroaminoto dan Haji Agus Salim kerap berkunjung ke Banjarnegara,' Heni mengatakan.
"Ya iya lah kecolongan. Tidak ada pemberitahuan. Atau omong omong dengan kami. Sebenarnya kewenangan memang ada di suaka purbakala. Tapi kami dari keluarga besar kesultanan banten juga punya kewenangan dan sangat menyayangkan kegiatan tersebut. Makanya saya mendesak kepada pak walikota untuk segera mengesahkan pembentukan badan pengelola kawasan kesultanan banten, karena badan tersebut sudah sesuai dengan Undang-undang cagar budaya," ujarnya.
Sementara itu, mempelai wanita dalam seremoni tersebut, Nuri Sybli, meminta semua pihak melihat hal itu dalam konteks yang positif. "Dalam hidup ada yin dan yang, positif dan negatif. Saya melangsungkan pernikahan dengan niat baik. Saya ingin memperkenalkan Keraton Kaibon sebagai obyek wisata kepada pihak keluarga yang datang dari luar Banten," ujar Nuri.
Nuri mengatakan, ia prihatin dengan kondisi Keraton Kaibon yang tidak terawat. Dinding keraton yang penuh dengan coretan, pagarnya pun banyak difungsikan sebagai jemuran oleh warga sekitar.
"Saya membersihkan itu, termasuk membabat rumput dengan biaya sendiri," ujarnya.
Sedangkan BKD Kota Serang, Yoyo Wicahyono membenarkan, jika yang menyelenggarakan akad nikah di Kraton Kaibon keluarganya yakni adik iparnya. Yoyo mengaku, di saat pihaknya meminta izin penggunan bangunan cagar budaya tersebut untuk acara pernikahan sempat ditolak, namun dirinya kembali meminta izin secara lisan dan izinkan.
"Awalnya sempat mau pindah tidak dilakukan di Kraton Kaibon, tapi tidak jadi karena sudah ada izin, akan tetapi hanya secara lisan," ujarnya.
Yoyo juga mengetahui jika Keraton Kaibon yang merupakan bangunan cagar budaya tidak dibolehkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti pernikahan, akan tetapi pihak keluarganya hanya melakukan akad saja.
"Pekan kemarin malahan di Surosowan digunakan nikahan, dan itu tidak masalah, malahan buat hajatan rame," kata dia.
Ketika ditanya kenapa pihak keluarga memilih melakukan di Kraton Kaibon, Yoyo tidak bisa menjelaskan secara detail, karena yang menikah adalah adik iparnya, akan tetapi intinya untuk mempromosikan wilayah wisata di Banten yakni di Kasemen. sehingga orang luar daerah pada tahu, karena kedua belah pihak pengantin dari luar kota, dan tamu-tamunya juga kebanyakan dari luar kota semua.
"Dari pada buat ngangon (ngembala) kambing, lebih baik digunakan yang ada manfaatnya," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia juga menegaskan, bahwa dengan adanya kegiatan tersebut bisa menimbulkan gesekan antara ormas dan masyarakat lokal.
Baca SelengkapnyaSeseorang berambut panjang yang mengenakan kaos hitam juga memukul pesilat Pagar Nusa yang mengawal rombongan Rizki.
Baca SelengkapnyaLaporan ke Bawaslu ini dilakukan oleh Ketua Tim Hukum Nasional AMIN, Andry Ermawan.
Baca SelengkapnyaFestival Kuliner Nonhalal di Solo Tetap Berlangsung Meski Sempat Disorot, Ini Kata Dewan Syariah Surakarta
Baca SelengkapnyaMereka membakar lima wadah kemenyan dan melakukan aksi bisu.
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca SelengkapnyaTema 'Pelangi Nusantara' diangkat untuk menggambarkan keragaman budaya Indonesia yang luar biasa, yang ada di Kota Tangerang.
Baca SelengkapnyaDahulu, tarian ini hanya dimainkan oleh kalangan tertentu. Namun kini tarian ini boleh dimainkan oleh masyarakat yang tinggal di luar keraton
Baca SelengkapnyaHeru memastikan kontes tersebut tidak ada kaitannya dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaLokasi ini jadi salah satu destinasi sejarah untuk mengenang kejayaan Kesultanan Banten yang pernah berkuasa.
Baca SelengkapnyaWarga sekitar berebut air cucian dari gamelan tersebut.
Baca SelengkapnyaMeski gagal menggunakan Stadion Patriot, PKS menilai ada keberkahan dari kegiatan yang mulai digelar dari Posko Pemenangan PKS Kota Bekasi ini.
Baca Selengkapnya