Ketegasan Soekarno dan pesawat Rusia
Merdeka.com - Saat umur republik baru belasan tahun, Indonesia sudah memiliki pesawat kepresidenan. Pesawat yang dipakai Presiden Soekarno awal 60-an adalah Ilyushin Il-18 buatan Uni Soviet.
Pesawat ini adalah pemberian dari pemerintah Uni Soviet atau kini Rusia. Di dalam negeri, pesawat yang selalu membawa Bung Karno ke seluruh Nusantara ini, kemudian diberi nama Dolok Martimbang.
Sebelum menggunakan pesawat Rusia itu, Soekarno pernah punya masalah soal burung terbang dengan negeri Lenin itu. Pernah suatu saat Soekarno berencana mengunjungi Soviet dengan menggunakan pesawat PanAm jenis DC-8 buatan Amerika Serikat, musuh Soviet dalam perang dingin.
-
Apa yang membuat rumah Rano Karno terasa hangat dan nyaman? Bukan tanpa alasan, bangunan rumah Rano Karno memang menawarkan kesan hangat dan kenyamanan di setiap sudutnya.
-
Kenapa penting memilih kursi pesawat yang nyaman? Memilih kursi pesawat penting untuk menunjang kenyamanan bepergian di udara. Apalagi jika Anda menggunakan long flight. Kursi yang tak nyaman akan membuat perjalanan yang memakan waktu berjam-jam terasa makin lama.
-
Kenapa kereta api wisata tipe Imperial nyaman? Dengan kombinasi fitur-fitur ini, tipe Imperial memberikan pengalaman perjalanan yang nyaman bagi wisatawan. Penumpang dapat menikmati perjalanan dengan beristirahat atau bekerja tanpa khawatir tentang kebutuhan daya listrik.
-
Bagaimana cara Mentan Amran mengungkapkan kebanggaannya? Bangga dengan perjuangan Timnas Indonesia, sangat gigih, serangan yang dibangun Timnas kita luar biasa' ungkap Mentan Amran.
-
Siapa yang memuji kesederhanaan Mayjen Kunto Arief? Unggahan tersebut lantas mendapat beragam komentar dari warganet. Tak sedikit yang memuji kesederhanaan mantan Pangdam III/Siliwangi itu.
-
Kenapa penumpang KRL bisa bernapas lega? “Diperbolehkan tidak menggunakan masker apabila dalam keadaan sehat dan tidak beresiko tertular atau menularkan Covid-19“. Adanya aturan itu otomatis pengguna KRL bisa bernapas lega. Kini mereka tidak wajib menggunakan masker di dalam KRL.
Rencana itu jelas membuat pemimpin Soviet Nikita Kruschev keberatan. Pemerintah Soviet saat itu langsung mengajukan usul akan menjemput sang proklamator di Jakarta menggunakan pesawat Soviet yang lebih megah, yakni Ilyushin L.111.
Bukan Soekarno namanya kalau mau didikte asing. Alih-alih luluh dengan bujukan Sang Kamerad, Bung Karno malah mengancam akan membatalkan kunjungannya ke Negeri Beruang Merah itu. Maklum, saat itu republik memang sedang jadi rebutan antara Blok Timur yang dipimpin Soviet dan Blok Barat yang dipimpin AS.
Akhirnya Soviet pun mengalah. Akan tetapi, Soviet tidak mau kehilangan akal. Mereka tetap tidak mau terlihat ada pesawat buatan kapitalis yang mendarat di negeri komunis itu. Alhasil, saat PanAm DC-8 yang ditumpangi Soekarno mendarat di Bandara Moskow, petugas Air Traffic Controller langsung mengarahkan pesawat parkir tepat di antara dua pesawat terbang raksasa negara itu. Jadilah pesawat PanAm itu tampak kecil diapit oleh Ilyushin L.111.
Setelah itu, Kruschev yang menjemput Bung Karno di lapangan terbang, masih menyindir, "Hai, Bung Karno! Itukah pesawat kapitalis yang engkau senangi? Lihatlah, tidakkah pesawat-pesawatku lebih perkasa?"
Mendengar ucapan pengganti Stalin itu, Bung Karno hanya tersenyum lebar dan menjawab, "Kamerad Kruschev, memang benar pesawatmu kelihatan jauh lebih besar dan gagah, tetapi saya merasa lebih comfortable dalam pesawat PanAm yang lebih kecil itu."
Ketegasan Soekarno membuat Kruschev makin kagum pada sosok pemimpin yang sudah kondang ke seantero dunia tersebut. Di kemudian hari, lobi yang dilakukan Soekarno bahkan sukses mendatangkan berbagai peralatan tempur dari Soviet untuk memperkuat TNI. Berkat aneka persenjataan Soviet itu, kekuatan militer RI saat itu menjadi salah satu yang terkuat di Asia Selatan.
Cerita Bung Karno soal pesawat Soviet ini seakan membantah anggapan Barat bahwa pemimpin besar revolusi tunduk oleh kekuatan kiri. Sikap Bung Karno yang tidak mau tunduk dalam hal kecil (pesawat), semakin menegaskan sikap republik yang memilih jalan nonblok. Bagaimana dengan pemimpin sekarang? (Dari berbagai sumber) (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kembali naik Pesawat Hercules. Pada momen tersebut, ia menanggapi wartawan yang merasa mual setelah terbang.
Baca SelengkapnyaF-15 dari AS dan Sukhoi serta MiG dari Rusia. Mana yang lebih baik dalam pertempuran?
Baca SelengkapnyaHasto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.
Baca SelengkapnyaMasa bakti pesawat Hercules C-130 dengan nomor registrasi A-1312 akan digantikan pesawat super jet Hercues C-130J dengan nomor registrasi A-1340.
Baca SelengkapnyaPesawat Antonov AN 124-100 telah naik tahta dan dinobatkan sebagai pesawat kargo terbesar di dunia. Ketahui fakta-fakta uniknya.
Baca SelengkapnyaKemampuan pesawat ini dirancang untuk terbang jarak jauh dengan kecepatan maksimum 2.120 kilometer per jam dan mengudara sekitar 10 jam lamanya.
Baca SelengkapnyaFoto-foto lama ini menunjukkan kekuatan raksasa TNI AU. Sangar banget.
Baca SelengkapnyaSetelah 30 menit melakukan penerbangan, Putin memuji TU-160M sebagai pesawat yang andal dan modern.
Baca SelengkapnyaDi masa Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno merumuskan politik luar negeri yang cenderung anti barat dan memihak kepada negara-negara Komunis.
Baca SelengkapnyaPesawat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, setelah menempuh penerbangan enam hari dari Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaIndonesia turut menawarkan pesawat CN2335-220 produksi PTDI.
Baca SelengkapnyaMisi TNI AU mengebom Basis PKI dengan pesawat Cureng peninggalan Jepang.
Baca Selengkapnya