Keterbatasan fisik tak halangi Fahmi raih juara desain mobil listrik
Merdeka.com - Keterbatasan fisik tak membuat mahasiswa Prodi Komputer dan Sistem Informasi, Sekolah Vokasi, UGM, Muhammad Fahmi Husein putus asa. Keterbatasan yang dimilikinya justru dijadikan pelecut semangatnya untuk meraih prestasi.
Pemuda kelahiran 18 Mei 1997 ini mengidap kelainan otot atau bahasa medisnya, Duchne Muscular Distropy (DMD). Penyakit itu membuat itu membuat otot Fahmi tak seperti manusia pada umumnya. Bahkan sejak kelas 4 SD, penyakit DMD yang dideranya membuat Fahmi tak bisa lagi berjalan.
Dengan keterbatasan yang dipunyainya, Fahmi ternyata mampu meraih prestasi desain terbaik dalam kompetisi Electric Car Design Contest yang digelar oleh Muscle Car Indonesia (MCI).
-
Bagaimana caranya meraih prestasi? Kedisiplinan dan kerja keras adalah kunci untuk mendapatkannya.
-
Apa usaha yang sukses dijalankan Fitri? Fitri dan suami memulai usaha peyek belut pada tahun 2005.
-
Siapa yang berprestasi gemilang? Niquita Juan telah menyelesaikan studinya di IFA Paris, Prancis. Ia meraih gelar wisuda pada tanggal 13 Juli 2023, namun kabar bahagia ini baru diumumkan oleh keluarga pada hari ini, Selasa (8/8). Setelah upacara wisuda, Niquita Juan kini memegang gelar Sarjana (S1) dalam bidang Bisnis Fashion dan Manajemen Prancis dan Eropa.
-
Kenapa usaha Fitri sukses? Keberhasilan pertamanya datang ketika banyak teman dan tetangga mulai menitipkan belut untuk dijual kembali. Fitri yang awalnya hanya menjadi pengepul, akhirnya melihat peluang untuk mengolah peyek tersebut menjadi produk camilan peyek belut.
-
Kapan Fahrizi ikut lomba? Tamara Geraldine mengungkapkan bahwa Fahrizi pernah mengikuti Lomba Cipta Lagu Cinta Indonesia 2020 yang diselenggarakan oleh Seniman Nusantara di Rumah Budaya Nusantara.
-
Bagaimana perjalanan karier Fahmi Bo? Fahmi Bo mengawali kariernya sejak tahun 1991. Pada saat itu ia terlibat serial televisi berjudul Opera Tiga Jaman. Tahun 1993 Fahmi memulai debutnya di film layar lebar. Ia terpilih menjadi salah satu pemain di film Si Rawing II (Pilih Tanding). Mulai tahun 1995 Fahmi semakin terkenal lantaran menjadi bagian dari serial televisi Lupus. Selama dua kali musim, Lupus dan Lupus Milenia Fahmi selalu jadi Guntur. Fahmi juga bertahan selama 3 musim di acara Kiamat Sudah Dekat. Laki-laki berusia 50 tahun ini sempat masih eksis di sinetron Tukang Ojek Pengkolan sejak 2015-2023.
Untuk membuat desain electric car atau mobil listrik tersebut, Fahmi mengaku membutuhkan waktu kurang dari satu bulan. Desain tersebut dilembur oleh Fahmi dari malam hingga pagi hari.
"Saya merancang konsep desain mobil listrik yang dinamis dan elegan. Konsep ini memiliki bentuk mobil dinamis memaksimalkan aliran angin untuk meningkatkan pengendalian namun tetap memiliki desain yang simple," ujar Fahmi saat ditemui di UGM, Jumat (16/3).
Putera dari Anik Marwati dan Murtandlo ini menjelaskan untuk mendesain mobil listrik hingga jadi dirinya menggunakan beberapa software maupun aplikasi. Di antaranya Adobe Illustrator, Autodesk Alias, Solidworks danKeyshot. Sketsa yang sudah dibuat, kata Fahmi, diproyeksikan ke blueprint dengan tampilan depan, samping dan atas sebagai panduan untuk membuat model 3D.
Prestasi yang diraih Fahmi saat ini bukanlah diperoleh secara tiba-tiba. Sejak bangku SMP dia aktif mengikuti berbagai lomba dan berhasil mendapatkan juara tiga di gelaran Indonesia ICT Award 2010. Selanjutnya meraih medali perak di Olimpiade Sains Nasional (OSN) Difabel 2015 dan telah memiliki buku tentang desain mobil 3D.
Mahasiswa angkatan 2016 ini mengaku prestasi yang diraihnya tak lepas dari dukungan keluarga terutama ibunya. Sang ibu selalu mendampingi Fahmi dalam setiap aktivitasnya, termasuk saat mengikuti kompetisi kemarin.
Fahmi menceritakan dirinya sempat terpuruk karena penyakit yang diidapnya. Fahmi juga sempat frustasi melihat kondisinya yang mengalami gangguan otot. Tetapi berkat dukungan dari ibu dan keluarganya, Fahmi pun bisa bangkit dari keterpurukannya. Bahkan, dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya, Fahmi mampu meraih prestasi
"Jangan takut dengan keterbatasan. Jangan takut berkarya. Lakukan yang bisa dilakukan," tutup Fahmi.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rifki Apriansyah diganjar Adhi Makayasa Bintara Polri di momen kelulusannya sebagai siswa.
Baca SelengkapnyaDi tengah keterbatasan, sosok Sukarno begitu menginspirasi di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024.
Baca SelengkapnyaIkram bahkan menyarankan menghitung langkah dengan bertasbih, termasuk saat berkompetisi.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan fisik tak jadi alasan untuk tetap jadi polwan, siswi Sepolwan asal Bangka Belitung ini curi perhatian.
Baca SelengkapnyaFakta Ahmad Faury, penyandang disabilitas yang lolos seleksi Bawaslu Kota Serdang Bedagai.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Indonesia dari berbagai Perguruan Tinggi di tanah air meraih prestasi gemilang di Shell Eco-marathon Asia-Pacific and the Middle East 2024. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaNur Fatia tinggal melangkah satu tahapan lagi untuk mewujudkan cita-citanya menjadi polisi wanita (polwan).
Baca SelengkapnyaCatar raih nilai tinggi saat tes jasmani, begini kata pelatih.
Baca SelengkapnyaBerkat ketekunan Faris, dia berhasil mendapatkan banyak tawaran kerja meski dengan keterbatasan fisik.
Baca SelengkapnyaMereka berhasil membawa kemenangan pada ajang Championship of World Robotic Center Competition 2024 di Multimedia University, Cyberjaya Malaysia.
Baca SelengkapnyaPerjalanan pendidikan Raditya Arief Putrasetiawan bisa menjadi pemicu semangat banyak orang.
Baca SelengkapnyaKisah mahasiswa fakultas hukum ini sungguh menggugah. Keterbatasan tak menghalanginya menjadi sosok berprestasi.
Baca Selengkapnya