Ketika Ahok mulai sesumbar tak butuh PDI Perjuangan
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akhirnya memutuskan maju melalui partai politik (Parpol) di Pilkada 2017 mendatang. Ahok membelot dari keputusan awal yang berkeras akan maju melalui jalur independen setelah mendapat dukungan dari sejumlah parpol.
Keputusan itu diumumkan Ahok dalam gelaran acara halal bi halal antara TemanAhok dan partai-partai pendukung Ahok, Rabu (27/7). Di hadapan TemanAhok dan Parpol, Ahok memastikan keputusan itu diambil agar langkahnya memenangkan kursi DKI 1 berjalan mulus.
Selain menyatakan maju melalui jalur parpol, dengan tegas Ahok mengatakan akan segera menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam waktu dekat. Tujuannya tak lain untuk kembali meminang Djarot Saiful Hidayat sebagai bakal calon wakil gubernur mendampingi dirinya di Pilgub nanti.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja yang bertarung di Pilgub Jakarta? Kubu Pramono Anung-Rano Karno meyakini memenangi Pilkada satu putaran dengan perolehan 50,7 persen plus 2.943 suara. Sementara itu pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) meminta sejumlah pihak bersabar menanti pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Yang pasti saya masih mau ketemu Bu Mega. Saya enggak tahu kapan ketemunya, tapi saya ini kan belum lebaran," kata Ahok di markas TemanAhok beberapa waktu lalu.
Ahok mengakui jika keinginannya meminang Djarot itu sempat dimentahkan Megawati, lantaran PDI Perjuangan sebagai partai penguasa harus tunduk kepada Ahok yang berniat maju sebagai independen. Namun, setelah diusung oleh NasDem, Hanura dan Golkar, Ahok yakin sikap Megawati berubah.
"Dari dulu saya sudah bilang ke Bu Mega saya maunya Djarot. Tapi Bu Mega enggak ngasih kan dari dulu. Sampai Bu Mega bilang, 'Ahok berani melawan saya'," ujar dia.
Pernyataan Ahok akan menunggu PDIP untuk berkoalisi dan mengizinkan Djarot mendampinginya di Pilgub DKI tidak bertahan lama. Lagi-lagi Ahok menelan ludahnya sendiri. Kali ini mantan Bupati Belitung Timur itu menegaskan tidak akan menunggu PDIP dalam koalisinya.
Ahok merasa sudah cukup memiliki kursi untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta 2017 nanti. Menurutnya, kursi dari tiga partai pendukungnya yakni Hanura, NasDem, dan Golkar sudah sesuai dengan aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Enggak dong, kita enggak nunggu. Kita udah fix tiga kan (Hanura, NasDem dan Golkar)," jelas dia.
Ahok mengatakan setelah memutuskan maju melalui parpol, dirinya sudah melaporkan keputusan tersebut kepada Megawati saat satu mobil menuju penutupan Rapimnas Golkar. Namun, keputusan Ahok maju melalui parpol itu tidak mendapat respon baik dari Megawati.
"Kan beliau selalu marahin saya itu deparpolisasi, kan kita hubungan temen kan kalau silaturahmi halal bi halal ke rumah beliau (Megawati) sebelum saya umumkan mendingan sekalian datang sekalian minal aidin, bu aku udah enggak deparpolisasi ya," ungkapnya.
Kendati begitu, Ahok optimis Megawati tidak akan marah kepadanya jika melakukan koalisi dengan PDIP Perjuangan. Sebabnya, hubungan baik Ahok dengan Megawati masih terus terjalin. Bahkan, diklaim dia Megawati tertawa saat mengetahui Ahok maju melalui parpol.
"Cerita aja, beliau ada mekanisme beliau happy-happy aja kok. Cerita yang lain beliau juga bilang gini, 'mau kemana Golkar? Kalau gitu bareng aje," jelasnya.
"Enggak marah kok engga marah, ketawa-ketawa saja, berempat malah sama mbak Puan," pungkas Ahok.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok menanggapi pertanyaan adanya kemungkinan koalisi antara paslon 03 dengan paslon 01 jika ada putaran kedua
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menantang Partai Keadilan Sejahtera untuk mengusung Ahok.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaAda asumsi Ahok turut berkontribusi atas pendirian PSI.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, figur yang diusung PDIP diharapkan berasal dari kader, karena salah satu fungsi partai adalah mencetak kader-kader untuk dijadikan pemimpin.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut PDIP tinggal menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkan nama yang akan diusung di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaMengumpulkan dukungan untuk maju sebagai calon independen bukan merupakan perkara mudah.
Baca SelengkapnyaAhok mengatakan penolakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung capres Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaWalaupun keputusan akhirnya tetap akan berada di Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaAhok menyerahkan keputusan pencalonan Pilkada Jakarta kepada Tim Desk Pilkada DPP PDIP, Sekjen PDIP dan nantinya akan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaAhok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya