Ketika Haji Lulung menyamar di festival musik DWP
Merdeka.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana atau Haji Lulung tegas menolak festival musik Djakarta Warehouse Project (DWP) di Jakarta Internasional Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta.
Politikus PPP itu beralasan karena panitia acara kalau ditanya selalu bilang rugi. Lulung merasa kesal karena penjualan tiket tidak terkontrol sehingga berdampak pada pendapatan pajak.
Merasa tidak percaya pada kegiatan sebelumnya Lulung sempat datang ke lokasi. Pria yang terkenal di Tanah Abang ini bahkan sampai menyamar.
-
Mengapa Festival Kedawung Ngesti Luhung diadakan? “Festival ini merupakan salah satu bentuk dan upaya kami melestarikan budaya Cirebon, agar anak-anak mengetahui budaya apa saja yang ada di daerahnya,“ terang Imron yang hadir di lokasi, Rabu (28/6).
-
Siapa yang menggagas Festival Kedawung Ngesti Luhung? Festival ini digagas oleh Pemerintah Kecamatan Kedawung, Cirebon.
-
Siapa yang membawa kabur uang konser? Usut punya usut, batalnya konser musik tersebut disebabkan ketua panitia yang membawa kabur duit kegiatan. Nilainya mencapai ratusan juta rupiah.
-
Siapa pelaku yang kabur dengan uang konser? Ternyata uang tersebut dibawa kabur oleh Promotor konser musik Lentera Festival berinisial MDP (27) alias Muhammad Dian Permana Angga.
-
Siapa yang menyerang festival musik? Mengutip sumber kepolisian dan aparat keamanan, Haaretz mengatakan, pejuang Hamas yang menyerang festival musik di Israel pada 7 Oktober lalu tampaknya tidak mengetahui adanya acara itu sebelumnya dan memutuskan menyerang massa di festival musik itu secara spontan.
-
Siapa yang melakukan pungli? Berdasarkan keterangan di video, disebutkan bahwa pungli di Babelan jadi pungli terkuat di muka bumi.
"Saya lihat di lapangan itu, saya pakai peci, nyaru. Itu enggak sama karena saya tanya tiket yang dijual sama yang ada di sana. Wah ini enggak benar, makanya tolak saja," ujarnya di Balai Kota DKI, Rabu (12/12).
Panitia, menurutnya, mendapat keuntungan besar, sementara pajak yang dibayarkan tak sesuai dengan tiket terjual. "Karena kan mereka dapat keuntungan. Masa kita melongo. Ini enak saja, ngeruk duit dari fasilitas yang diberikan pemerintah, enggak fair," tegasnya.
Lulung pun tak ingin di acara itu ada penggunaan narkoba. Menurutnya, acara seperti itu berpotensi terjadi penggunaan barang haram tersebut. Jika ditemukan narkoba, Lulung mengatakan polisi harus bertindak.
"Ya itu kewajiban polisi dong, harus siaga. Jangan siaga banjir saja," tegasnya.
Dari kepolisian Polda Metro Jaya akan mengumpulkan sejumlah nama panitia penyelenggara. Hal ini tidak terlepas dari adanya penolakan dari berbagai pihak. Disinyalir dalam pesta itu kental nuanasa pornografinya.
"Ada beberapa kita siapkan, kita juga minta data panitia berapa sih penonton yang datang, dari Polres dan Polda kita bantu pengamanan," tegas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di kantornya, Selasa (12/12).
"Kita hanya berkaitan dengan keamanan saja," tambahnya.
Seperti diketahui, acara musik itu bakal digelar pada 15 dan 16 Desember 2017 mendatang. Argo mengatakan, pihaknya siap untuk amankan acara tersebut.
Diharapkan, tidak ada pergesekan yang memicu terjadinya keributan.
"Mudah mudahan tidak ada (demo). Sampai saat ini belum dapat informasi itu, yang penting kita mengamankan," tandasnya.
Polisi juga meminta tidak ada Ormas yang melakukan sweeping saat DWP berlangsung. Acara ini akan menghadirkan sejumlah DJ dan menjadi ajang tahunan pecinta electronic dance music alias EDM.
"Akan ada tindakan tegas buat anggota ormas yang melakukan sweeping pada penonton DWP 2017. Jadinya tidak ada sweeping, kalau ada kami akan langsung tindak di tempat," kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu di Polda Metro Jaya, Rabu (13/12).
Sebelumnya, LSM Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz untuk tidak memberikan izin acara DWP. Bang Japar menilai, musik tahunan itu tidak memberikan manfaat yang positif.
"Kami meminta kepada Gubernur DKI Jakarta dan Kapolda Metro Jaya untuk tidak memberikan izin atas event dugem internasional tahunan DWP," ujar Direktur Lembaga Bantuan Hukum Bang Japar Juju Purwantoro, Minggu (10/12).
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batalnya konser Lentera Festival karena pihak panitia tidak bisa membayar sisa uang kepada artis
Baca SelengkapnyaMDP dilaporkan pihak vendor dengan sangkaan pasal penipuan dan penggelapan terkait batalnya konser musik tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi terus mendalami aliran uang hasil dugaan penipuan penyelenggaraan konser.
Baca Selengkapnya“Sudah tersangka,” terang Kasat Reskrim Polresta Tangerang, Kompol Arief
Baca SelengkapnyaVendor rugi ratusan juta akibat penonton yang ngamuk gara-gara konser batal digelar di Tangerang
Baca SelengkapnyaAcara yang rencananya menampilkan NDX AKA dan Guyon Waton sebagai artis utamanya ini batal digelar.
Baca SelengkapnyaLuhut mengaku kabar kenaikan pajak hiburan ini sudah didengarnya sejak lama.
Baca SelengkapnyaInul terang-terangan, mengaku akan memecat 5.000 karyawannya di Inul Vizta ketika pajak hiburan dinaikkan.
Baca SelengkapnyaPanitia pun mengakui jika uang acara musik itu digunakan untuk foya-foya.
Baca SelengkapnyaHal ini diharapkan akan mampu memberikan angin segar bagi pelaku usaha dan dapat menjaga iklim usaha agar tetap kondusif.
Baca Selengkapnya"Kepolisian bersama pihak terkait akan terus melakukan penyelidikan hingga kasus dugaan pungli tersebut terungkap," kata Ipda Dicka
Baca SelengkapnyaLuhut mengaku mendengar keluh kesah Hotman dan para pengusaha yang menolak kenaikan pajak hiburan mulai dari 40-75 persen.
Baca Selengkapnya