Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketika media sosial dijadikan alat politik

Ketika media sosial dijadikan alat politik Barack Obama tunjuk ibu jari. ©newyorker.com

Merdeka.com - Kehadiran internet telah mengubah cara manusia berkomunikasi, termasuk dalam bidang politik. Jika dulu penyampaian pesan politik harus 'face to face', kini para politikus bisa memanfaatkan dunia maya untuk mendekati konstituen.

Barack Obama telah menunjukkan kepada dunia bagaimana cara memanfaatkan internet untuk menjaring para pemilih pada Pilpres AS 2008 silam. Lewat situs www.barackobama.com, dia berhasil menggalang dana kampanye sekitar USD 1 miliar, 12 kali lebih besar dibanding dana yang berhasil dihimpun John Kerry pada Pilpres 2004.

Jika situsnya menggalang dana, social media (media sosial) Obama terus menyampaikan pesan-pesan politik kepada pemilih. Sebuah data menyebutkan, sampai akhir Oktober 2008 atau sebelum detik-detik pemilihan, Obama memiliki lebih dari 1,7 juta teman di Facebook, 510.000 teman di MySpace, dan lebih dari 45.000 pengikut di Twitter. Sebaliknya, lawannya McCain hanya punya 309.000 teman di Facebook dan 88.000 di MySpace.

Dalam 'Obama Victory' (2010) bahkan tertulis, para pemilih menonton 1.800 video kampanye Obama di Youtube selama lebih dari 14 juta jam. Total semua video kampanye Obama di Youtube ditonton sebanyak 50 juta kali. Khusus untuk video 'Yes We Can' saja, ditonton sebanyak 20 juta kali.

"Salah satu keyakinan fundamental saya dari keseharian saya sebagai seorang community organizer adalah bahwa perubahan nyata datang dari bawah ke atas. Dan tidak ada alat yang lebih kuat untuk pengorganisasian akar rumput daripada internet," kata Obama dalam sebuah kesempatan.

Barangkali kredo Obama itu yang mempengaruhi politikus-politikus lain untuk berbuat yang sama, tak terkecuali di Indonesia. Banyak yang menilai kemenangan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI 2012 adalah salah satunya berkat komunikasi lewat media sosial, tak terkecuali pengaruh video parodi 'What Makes You Beautiful' yang diunggah di Youtube.

Pada masa-masa jelang Pemilu 2014 ini, media sosial juga sudah mulai dimanfaat oleh para kontestan politik. Kini hampir tidak ada parpol dan bakal capres yang tidak memiliki akun Twitter.

Mereka seolah mulai sadar bahwa media sosial adalah alat untuk menjangkau pemilih. Terlebih dari 186 juta pemilih di Pemilu 2014, sekitar sepertiganya adalah anak muda yang gandrung dengan internet dan media sosial.

Lalu, bisakah kemenangan Obama dengan 'merebut' dunia maya juga terjadi di Indonesia?

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peran Internet saat Soeharto Lengser
Peran Internet saat Soeharto Lengser

Ruang virtual ini menjadi satu-satunya tempat ‘aman’ membahas pergolakan politik Indonesia.

Baca Selengkapnya
Perkembangan Teknologi Sejarah Indonesia, Lengkap dengan Penjelasannya
Perkembangan Teknologi Sejarah Indonesia, Lengkap dengan Penjelasannya

Perkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak.

Baca Selengkapnya
Ada Digitalisasi, TV Masih Jadi Pilihan Perusahaan untuk Pasarkan Iklan
Ada Digitalisasi, TV Masih Jadi Pilihan Perusahaan untuk Pasarkan Iklan

Banyak perusahaan yang masih mengandalkan TV sebagai media iklan.

Baca Selengkapnya
Media Sosial: Kekuatan Tersembunyi yang Mempengaruhi Pemilih di Pemilu 2024
Media Sosial: Kekuatan Tersembunyi yang Mempengaruhi Pemilih di Pemilu 2024

Data tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 167 juta orang.

Baca Selengkapnya
Waspadai Cara Kerja Kelompok Intoleran dan Radikal Bikin Narasi di Dunia Maya
Waspadai Cara Kerja Kelompok Intoleran dan Radikal Bikin Narasi di Dunia Maya

Generasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.

Baca Selengkapnya
Reaksi Gerindra soal Anies Gunakan Tiktok untuk Saingi ‘Gemoy’ Prabowo
Reaksi Gerindra soal Anies Gunakan Tiktok untuk Saingi ‘Gemoy’ Prabowo

Cara yang dilakukan Anies merupakan upaya untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu

Daftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.

Baca Selengkapnya
Buzzer adalah Orang yang Mendengungkan Pesan, Ketahui Pengaruhnya
Buzzer adalah Orang yang Mendengungkan Pesan, Ketahui Pengaruhnya

Buzzer sering dikaitkan dengan orang yang membuat pencitraan.

Baca Selengkapnya
Sejak Kapan Buzzer Ada? Begini Awal Mula Hingga Peran Utamanya
Sejak Kapan Buzzer Ada? Begini Awal Mula Hingga Peran Utamanya

Di Indonesia istilah ini mulai populer setelah pemilu tahun 2019.

Baca Selengkapnya