Ketika media sosial dijadikan alat politik
Merdeka.com - Kehadiran internet telah mengubah cara manusia berkomunikasi, termasuk dalam bidang politik. Jika dulu penyampaian pesan politik harus 'face to face', kini para politikus bisa memanfaatkan dunia maya untuk mendekati konstituen.
Barack Obama telah menunjukkan kepada dunia bagaimana cara memanfaatkan internet untuk menjaring para pemilih pada Pilpres AS 2008 silam. Lewat situs www.barackobama.com, dia berhasil menggalang dana kampanye sekitar USD 1 miliar, 12 kali lebih besar dibanding dana yang berhasil dihimpun John Kerry pada Pilpres 2004.
Jika situsnya menggalang dana, social media (media sosial) Obama terus menyampaikan pesan-pesan politik kepada pemilih. Sebuah data menyebutkan, sampai akhir Oktober 2008 atau sebelum detik-detik pemilihan, Obama memiliki lebih dari 1,7 juta teman di Facebook, 510.000 teman di MySpace, dan lebih dari 45.000 pengikut di Twitter. Sebaliknya, lawannya McCain hanya punya 309.000 teman di Facebook dan 88.000 di MySpace.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Mengapa Facebook Web populer? Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda.
-
Bagaimana internet mengubah dunia? Revolusi teknologi dan internet telah mengubah dunia dalam banyak cara. Ini telah menghubungkan miliaran orang di seluruh dunia, memfasilitasi komunikasi global, perdagangan elektronik, dan berbagai bentuk kolaborasi.
-
Kenapa Facebook jadi media sosial terbesar? Dengan kerja keras dan visi yang jelas, Mark Zuckerberg dan timnya berhasil mengembangkan Facebook menjadi salah satu jejaring sosial terbesar di dunia, mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi secara online.
-
Apa saja tantangan media siber di pemilu? Tantangan inilah yang akan dihadapi media massa dalam menghasilkan jurnalisme berkualitas.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Dalam 'Obama Victory' (2010) bahkan tertulis, para pemilih menonton 1.800 video kampanye Obama di Youtube selama lebih dari 14 juta jam. Total semua video kampanye Obama di Youtube ditonton sebanyak 50 juta kali. Khusus untuk video 'Yes We Can' saja, ditonton sebanyak 20 juta kali.
"Salah satu keyakinan fundamental saya dari keseharian saya sebagai seorang community organizer adalah bahwa perubahan nyata datang dari bawah ke atas. Dan tidak ada alat yang lebih kuat untuk pengorganisasian akar rumput daripada internet," kata Obama dalam sebuah kesempatan.
Barangkali kredo Obama itu yang mempengaruhi politikus-politikus lain untuk berbuat yang sama, tak terkecuali di Indonesia. Banyak yang menilai kemenangan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI 2012 adalah salah satunya berkat komunikasi lewat media sosial, tak terkecuali pengaruh video parodi 'What Makes You Beautiful' yang diunggah di Youtube.
Pada masa-masa jelang Pemilu 2014 ini, media sosial juga sudah mulai dimanfaat oleh para kontestan politik. Kini hampir tidak ada parpol dan bakal capres yang tidak memiliki akun Twitter.
Mereka seolah mulai sadar bahwa media sosial adalah alat untuk menjangkau pemilih. Terlebih dari 186 juta pemilih di Pemilu 2014, sekitar sepertiganya adalah anak muda yang gandrung dengan internet dan media sosial.
Lalu, bisakah kemenangan Obama dengan 'merebut' dunia maya juga terjadi di Indonesia?
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ruang virtual ini menjadi satu-satunya tempat ‘aman’ membahas pergolakan politik Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak.
Baca SelengkapnyaBanyak perusahaan yang masih mengandalkan TV sebagai media iklan.
Baca SelengkapnyaData tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 167 juta orang.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaCara yang dilakukan Anies merupakan upaya untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaBuzzer sering dikaitkan dengan orang yang membuat pencitraan.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia istilah ini mulai populer setelah pemilu tahun 2019.
Baca Selengkapnya