Ketika sepatu jadi penangkal pemerkosaan
Merdeka.com - Aksi kriminal seperti pemerkosaan kian memprihatinkan. Kondisi ini lantas menginspirasi Hibar Syahrul Gafur (14), pelajar kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Bogor, untuk menciptakan sepatu anti-kekerasan seksual Oktober 2012 lalu.
Alasan lain anak kedua dari pasangan Kopral Kepala (Kopka) TNI AD Jamaludin (46) dan Sri Hendrayanti (42) ini membuat produk itu karena memiliki kakak perempuan yang kapan pun bisa saja menjadi incaran pelaku kejahatan. Dia lantas mempunyai ide membuat sepatu khusus wanita yang sudah dialiri listrik.
"Di hak kiri sepatu ini saya pasang tombol, jika si pemakainya merasa terancam tinggal menginjak tombol yang terdapat di samping hak sepatu ini. Kemudian tendangkan sepatu tersebut ke si pelaku, pasti aliran listrik 450 volt itu dapat membuat pelakunya tersengat hingga terjungkal," kata Hibar saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? 'Pamannya melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak empat kali kali sehingga korban hamil dan sudah melahirkan,' kata Tri.
-
Apa bentuk kekerasan seksualnya? 'Keluarga korban direlokasi, namun untuk mempersiapkan tersebut korban masih tinggal dengan pamannya. Pada kesempatan itu pamannya tersebut itu melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak 4 kali. Sehingga mengakibatkan korban hamil dan saat ini korban sudah melahirkan,' kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto melanjutkan.
-
Kenapa pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? Lebih lanjut, dia mengungkapkan AR sendiri tinggal sementara di rumah korban dan pelaku mengaku melakukan kekerasan seksual untuk kepuasan pribadi.
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Warga Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor ini menambahkan, selintas sepatu ini, nyaris tak ada bedanya dengan sepatu casual yang biasa wanita gunakan jenis 'wedges'. Namun, jika dilihat lebih teliti, bocah kelahiran 26 Desember 1998 ini sebenarnya telah menanamkan sejumlah komponen rangkaian listrik.
Hibar menjelaskan, barang-barang yang dia pakai untuk membuat rangkaian listrik sangat mudah didapat. Seperti gelang logam dan rangkaian raket nyamuk. Tapi jangan salah, meski bahannya mudah didapat, ternyata biaya merakitnya cukup mahal.
"Tapi buat ngerakitnya dibutuhkan dana sekitar Rp 1,5 juta, jadi kalau mau dipasarkan harga jualnya kisaran Rp 2 juta," tambahnya.
Sebenarnya, lanjut Hibar, dirinya sempat memikirkan produk anti-kekerasan seksual model lain menggunakan pakaian wanita seperti bra dan celana dalam. "Tapi setelah saya pikir-pikir resikonya akan lebih berbahaya kepada pemakainya, akhirnya saya putuskan pada sepatu saja," jelas Hibar.
Gagasan tersebut langsung ia konsultasikan dengan guru fisika di sekolahnya. "Guru fisika Pak Aip dan pak Warsito guru pembimbing saya saat mendengar ide membuat sepatu listrik ini langsung merespon, hingga akhirnya saya ciptakan sebuah rangkaian listrik yang dipasang di bagian alas sepatu wanita," katanya.
Agar tak membahayakan, Hibar mempelajari cara membuat sepatu beraliran listrik dengan teliti melalui internet dan sejumlah buku. Lebih kurang satu bulan dia harus mempelajarinya.
"Lebih dari satu bulan saya belajar membuat rangkaian dan melilit-lilitkan kabel agar bisa menyimpan dan mengaliri listrik berdaya 450 volt," terangnya.
Meski secara keseluruhan berhasil, Hibar menyadari produk ciptaannya itu masih banyak kekurangan seperti tidak tahan hujan. Sebab, jika terkena air, menurut Hibar, bisa terjadi korsleting listrik.
Rupanya, usahanya mencari ide baru membuahkan hasil. Dia kemudian menambahkan lilitan yang bisa menghasilkan daya listrik berkekuatan 450 volt dengan memasang baterai kotak 9 volt yang dirangkai dengan sirkuit dan beberapa komponen yang ditempelkan PCB.
"Rangkaian itu dipasang di bagian alas sepatu (sole), yang dilengkapi dengan tombol on/off dan indikator lampu untuk mengetahui kekuatan baterai yang tersimpan," katanya.
Jika baterai itu habis, maka lampu indikator akan mati, dan pengguna hanya tinggal di charger, layaknya telepon genggam. "Hanya memerlukan 2 sampai 3 jam, untuk mengisi baterai di sepatu itu. Jika sudah full maka bisa digunakan selama 24 jam," tuturnya.
Ia juga sempat menyempurnakan karyanya itu dengan dua varian kekuatan listrik yakni sepatu anti-kekerasan seksual dengan kekuatan 450 volt dan 470 volt. "Untuk sepatu dengan kekuatan 470 volt masih bisa menyimpan listrik selama 5 menit meskipun sudah dimatikan," terangnya.
Meski produk ini cukup menarik dan berguna, Hibar mengeluhkan sulitnya mendapatkan investor atau pemodal untuk mengembangkan proyek ini. Tapi dia tak putus asa, apalagi hasil jerih payahnya itu pernah menyabet medali emas di kompetisi International Exhibition of Young Inventor (IEYI) di Malaysia, Mei 2013 lalu.
Hibar juga menceritakan awal perjuangannya agar sepatu anti-pemerkosaan ini bisa diproduksi. Bukannya mendapat dukung dari pemerintah daerah setempat, tapi malah ditolak mentah-mentah.
"Saya sempat mengajukan bantuan Rp 3 juta ke wali kota Bogor, tapi ditolak dengan alasan bantuan yang ada itu hanya untuk siswa yang tidak mampu," katanya.
Meski demikian, hal tidak membuatnya berkecil hati untuk terus berkarya tanpa harus mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah. "Saya akan terus berkarya walau bagaimanapun, toh masih banyak lembaga negara baik di dalam maupun di luar negeri yang berminat," tutur Hibar. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alat ini bisa membuat pelaku merasakan kesakitan luar biasa.
Baca SelengkapnyaAksi bejat SH yang terekam kamera bikin heboh jagat media sosial
Baca SelengkapnyaKorban dalam keadaan mabuk sempat diinapkan di rumah salah satu pelaku.
Baca SelengkapnyaUsai mengetahui anaknya dilecehkan, orangtua korban langsung melaporkan ke polisi.
Baca SelengkapnyaJika korban menolak, pelaku YH mengancam akan mengikat dan membunuh.
Baca SelengkapnyaKasus itu mengemuka setelah korban berperilaku tak biasa. Kondisinya kerap gelisah dan kerap ketakutan.
Baca SelengkapnyaHasil penyelidikan bocah yang menjadi korban pelecehan AFA berjumlah lima orang
Baca SelengkapnyaHingga saat ini penyidik masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap pelaku.
Baca SelengkapnyaSeorang montir di Palembang inisial B (30), diduga melakukan aksi sodomi terhadap lima bocah laki-laki.
Baca SelengkapnyaSelama disekap korban tidak diberi makan dan minum, hanya disuruh menenggak minuman keras
Baca SelengkapnyaMiris, Siswi SMA di Tapanuli Tengah jadi Korban Pemerkosaan 10 Laki-laki
Baca SelengkapnyaWarga Surabaya RH (47) diringkus polisi karena diduga mencabuli anak-anak di Sidoarjo dan Surabaya.
Baca Selengkapnya