Ketinggian Air Bengawan Solo Kembali Naik, Warga Diminta Waspada Banjir
Merdeka.com - Banjir yang menggenangi sejumlah daerah di Jawa Timur pada Kamis (7/3), kini sudah mulai surut. Namun masyarakat diminta tetap harus waspada karena masih ada potensi hujan lebat hampir di sebagian besar wilayah tersebut yang dapat memicu terjadinya banjir susulan. Terlebih, ketinggian air Bengawan Solo kembali naik setelah sebelumnya sempat surut.
Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya menyebutkan, bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di sejumlah daerah di Jatim hingga dua hari ke depan, di antaranya Lumajang, Probolinggo, Situbondo dan Bondowoso.
Selain itu, kondisi yang sama berpeluang terjadi di Malang, Pasuruan, Bangkalan, Madiun, Tulungagung, Trenggalek, Gresik, Sampang, Ngawi, Ponorogo, Blitar, Pacitan, Tuban dan Sumenep.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Di mana banjir sering terjadi? Fakta menunjukkan bahwa banjir tidak hanya terjadi di wilayah-wilayah yang biasanya dianggap rawan banjir, tetapi juga di daerah perkotaan yang memiliki sistem drainase yang buruk.
Terkait dengan hal tersebut, Perum Jasa Tirta (PJT) I Subdivisi Jasa ASA III/2 Madiun, Jawa Timur, meminta daerah hilir tetap waspada dalam menghadapi luapan Bengawan Solo, karena ketinggian air kembali naik, akibat pasokan air dari hulu.
"Ketinggian air Bengawan Solo sempat turun, tapi sekarang naik lagi karena ada pasokan air dari Kali Madiun juga Jurug, Solo, Jawa Tengah, yang sempat masuk siaga merah sehari lalu," kata Petugas PJT I Subdivisi Jasa ASA III/2 Madiun Muhammad Yudo Nugroho, di Madiun, Jumat (8/3). Dikutip dari Antara.
Oleh karena itu, menurut dia, adanya tambahan pasokan air dari Kali Madiun dan air dari Jurug, Solo, Jawa Tengah, itu akan mempengaruhi kenaikan air Bengawan Solo secara signifikan di hilir Jawa Timur.
Mengenai kewaspadaan dalam menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo dibenarkan Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, yang menyebutkan Bengawan Solo di hilir memperoleh pasokan air dari Kali Madiun.
"BPBD sudah menetapkan tanggap darurat banjir sejak beberapa hari lalu. Kewaspadaan tetap kita lakukan, sebab ada kiriman tambahan air dari hulu," ujarnya.
Data di BPBD setempat menyebutkan luapan Bengawan Solo dengan status siaga kuning merendam 48 desa yang tersebar di 10 kecamatan, antara lain, Kecamatan Kota, Kalitidu, Trucuk, Kanor dan Baureno.
Di wilayah genangan banjir air merendam tanaman padi seluas 1.594 hektare, juga permukiman warga, di antaranya satu rumah warga di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, hanyut terbawa banjir. Perhitungan BPBD untuk kerugian akibat rusaknya areal pertanian, juga lainnya mencapai Rp 1 miliar lebih.
Data PJT I Subdivisi Jasa ASA III/3 Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo, di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro, merangkak naik menjadi 28,25 meter pukul 07.00 WIB.
Ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko itu, karena memperoleh pasokan air dari hulu, menjadi naik tajam dibandingkan sehari lalu yang hanya mencapai 27,44 meter.
Begitu pula ketinggian air di TBS di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, semula sudah berangsur-angsur turun menjadi 14,18 meter. Tapi kemudian naik menjadi 14,20 meter, padahal sebelumnya sempat mencapai 14,53 meter pada 7 Maret.
Di hilirnya mulai Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, pada waktu bersamaan status Bengawan Solo juga siaga dengan ketinggian air masing-masing 8,26 meter (merah), 5,65 meter (merah), 4,52 meter (merah) dan 2,21 meter ( kuning).
"Sodetan Plangwot-Sedayu Lawas, Lamongan, berfungsi normal bisa mengalirkan debit air banjir Bengawan Solo ke laut sekitar 640 meter kubik per detik," kata Yudo menambahkan.
PT Jasamarga Ngawi-Kertosono (JNK) membuka akses Tol Ngawi-Kertosono setelah banjir di kawasan itu surut, dan sejumlah kendaraan untuk arah Jakarta kini diperbolehkan kembali melewatinya dengan batasan kecepatan maksimal 40 km.
"Alhamdulillah yang sebelumnya kami tutup sudah mulai dibuka sejak pukul 02.30 WIB, dan mulai pagi ini kendaraan arah Jakarta diperkenankan melewati akses tersebut," kata Area Manager Tol Ngawi-Kertosono, Sabililah ketika dikonfirmasi.
Meski telah dibuka, kata Sabil, namun pihak PT JNK tetap memasang sejumlah rambu lalu lintas di sekitar KM 603 hingga KM 604, tujuannya agar pengendara bisa tetap berhati-hati karena masih adanya genangan air di sisi tepi tol.
"Untuk tepi ruas jalan tol ketinggian genangan air masih sekitar mata kaki orang dewasa, namun di sisi tengah sudah surut dan bisa kembali dilewati normal," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir satu meter di kawasan Pejaten membuat warga beraktivitas menggunakan perahu.
Baca SelengkapnyaHujan deras beberapa hari terakhir mengakibatkan lima kabupaten dan kota di Sumatera Selatan terendam banjir.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem terjadi di wilayah Bali beberapa hari terakhir. Dampaknya, sejumlah tempat mengalami banjir usai hujan mengguyur sejak pagi tadi hingga sore.
Baca SelengkapnyaIndonesia bagian tengah dan timur mayoritas masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras pada Agustus
Baca SelengkapnyaKondisi ini biasa terjadi karena pengaruh fenomena cuaca global dan regional.
Baca SelengkapnyaPj Gubernur mengimbau warga selalu waspada mengingat cuaca hujan masih akan terjadi beberapa saat ke depan.
Baca Selengkapnyawaspada potensi terjadinya gelombang tinggi mencapai 1,25 hingga 2,5 meter
Baca SelengkapnyaBanjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung itu sempat mencapai ketinggian sekitar 2 meter. Sejumlah warga terlihat sibuk menguras banjir yang memasuki rumahnya.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaBNPB menyebut terdapat sekitar 39 kejadian bencana alam yang terjadi selama periode 4-10 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaCurah hujan yang tinggi menyebabkan debitnya yang masuk ke badan sungai menjadi lebih besar hingga akhirnya meluap.
Baca SelengkapnyaPrediksi hujan tersebut akan terjadi diberbagai daerah diantaranya Sumatera Barat, Bengkulu hingga Jawa Barat.
Baca Selengkapnya