Ketua Gereja Palembang Maafkan Pembunuh Calon Pendeta
Merdeka.com - Pembunuhan ME (24), calon pendeta yang meninggal dunia di kawasan Camp 3 Dusun Sungai Baung, Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), pada hari Selasa (26/3) menoreh luka bagi para rekan seprofesinya.
Sebelum tewas di tangan Nang (20) dan Hendrik (18), ME baru saja wisuda usai lulus di Sekolah Tinggi Teologi Injili Palembang (STIIP). Sekolah ini berada di komplek Gereja Kristen Injil Indonesia (GKII) di Jalan Urip Sumoharjo Palembang.
Ketua GKII Palembang Pendeta Trisno Kurnia mengatakan, mereka marah saat mengetahui salah satu alumni STIIP menjadi korban pembunuhan pada hari Senin (25/3).
-
Bagaimana Ganjar berharap MK mengadili? 'Tim akan segera mendaftarkan itu, dan mudah-mudahan ini akan membuka tabir, dan tentu saja harapan kita MK-lah yang nanti mengadili ini dengan baik, dan bisa mengembalikan marwah demokrasi kita agar sesuai dengan harapan dan aturan,' kata Ganjar dalam konferensi pers di Posko Pemenangan, Kamis (21/3).
-
Mengapa DPR RI minta pelaku dihukum berat? 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4).
-
Siapa yang dituntut? Seorang pria Inggris dihukum hampir 20 tahun penjara karena menggunakan kecerdasan buatan untuk mengubah foto asli anak-anak menjadi gambar pelecehan seksual yang menjijikkan.
-
Siapa yang minta maaf? 'Saya ingin meminta maaf kepada Alex atas pernyataan saya yang terlalu 'kasar' dalam wawancara setelah balapan. Saat itu, emosi saya sangat tinggi karena situasi yang terjadi dan saya melihat data telemetri dari sudut pandang yang negatif. Namun, saya menyadari bahwa kata-kata saya terlalu 'kasar'. Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa ia sengaja menyebabkan kecelakaan saya,' ujar Bagnaia.
-
Bagaimana Pangkoopsudnas sampaikan permohonan maaf? 'Dengan telah berakhirnya tugas saya di Koopsudnas, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, saya atas nama keluarga dan pribadi menyampaikan permohonan maaf. Saya berharap jalinan silaturahmi, tetap terpelihara. Saya juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas loyalitas, dedikasi dan kinerja baik dari seluruh anggota sekalian dalam membantu tugas saya selama di Koopsudnas,' ujar Tonny.
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
"Secara manusiawi, kami marah dengan perbuatan yang sangat biadab ini. Tapi kami belajar memaafkan, namun hukuman harus tetap ditegakkan," ujarnya kepada Liputan6.com, sebelum Konferensi Pers di Mapolda Sumsel, Jumat (29/3).
Meskipun sudah memberikan maaf, namun dia mengharapkan kedua tersangka bisa dituntut hukuman semaksimal mungkin. Pihak GKII Palembang juga menyerahkan sepenuhnya kepada aparat hukum.
Dia pun mewakili pimpinan pusat gereja kristen, mengucapkan terima kasih kepada Polda Sumsel dan jajarannya. Karena dengan cepat mengungkap kasus pembunuhan calon pendeta tersebut.
Sosok ME sendiri di matanya, merupakan mahasiswa yang setia menjalankan tugas. Calon pendeta asal Kabupaten Nia Selatan, Sumatera Utara (Sumut) ini, tidak pernah mengeluh ditugaskan di mana saja.
"Status ME (saat terjadi pembunuhan) masih dalam rangka ikatan dinas. Itu diatur oleh pihak kampus dan gereja," ujarnya.
ME sendiri baru saja menyandang gelar Strata-1 (S1) bidang Teologi Injil pada bulan Agustus 2018. Calon pendeta ini bahkan sudah mendapatkan surat tugas selama dua tahun, untuk mengabdi sebagai pendeta di daerah.
Lady, jemaat Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA) Palembang juga cukup mengenal sosok ME. Calon pendeta ini dikenal sebagai pribadi yang ramah dan sangat dekat dengan jemaatnya.
"Dia sering mengajak para jemaat bernyanyi bersama. ME pernah praktek sebagai calon pendeta di GKP Palembang selama enam bulan, jadi saya benar-benar tahu dia," katanya.
Saat mendengar ME menjadi korban pembunuhan sadis, Lady langsung menangis dan tidak nafsu makan dan gelisah tidur. Dia teringat kenangan bersama calon pendeta yang diakuinya mempunyai paras cantik.
Lady juga mengenal sosok adiknya yang juga sedang mengenyam pendidikan di STIIP. Sang adik ikut mengiringi jenasah ME yang dibawa pulang ke kampung halamannya.
"Perjalanan adiknya membawa jenasah ME cukup lama. Pada hari Kamis (28/3) sekitar pukul 18.00 WIB, jenasahnya sudah sampai di Nias Selatan dan sudah dimakamkan," tutupnya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dudung menambahkan, ia tidak keberatan jika ada lembaga lain yang meminta peradilan koneksitas. Ia justru mendorong hal tersebut.
Baca SelengkapnyaAndika percaya para pejabat TNI saat ini pasti bisa menjatuhkan hukuman seadil-adilnya atas kejahatan yang dilakukan para tersangka.
Baca SelengkapnyaHari ini mereka berencana melakukan jumpa pers bersama di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca Selengkapnya