Ketua Komisi III salahkan polisi atas kerusuhan Sumbawa
Merdeka.com - Ketua Komisi III DPR, Gede Pasek Suardika mengatakan, kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Sumbawa, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena lemahnya respons polisi. Dia menilai polisi lamban melerai aksi massa.
"Deteksi dininya (polisi) lemah, ketegasan aparat payah, malah aparat memilih menonton aksi kerusuhan daripada mengatasi kerusuhan," kata Pasek saat dihubungi wartawan, Rabu (23/1).
Menurut Pasek, polisi tidak bergeming ketika ratusan massa merusak belasan rumah dan beberapa di antaranya hangus dibakar. Bahkan, lanjut Pasek, ketika jumlah massa bertambah, polisi hanya menghalau saja tanpa disertai tindakan tegas.
-
Siapa Kerto Pengalasan? Dalam pasukan Pangeran Diponegoro yang ikut bertempur dalam Perang Jawa (1825-1830), ada seorang panglima yang cukup kontroversial bernama Kerto Pengalasan.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Bagaimana Persib mengatasi kerusuhan? 'Kami mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam mengusut tuntas serta memproses hukum para pelaku kekerasan tersebut.'
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
"Kalau atasannya gamang, tentu aparat di bawahnya ragu-ragu," kata Pasek.
Diakui Pasek, bisa jadi keraguan polisi menghalau massa yang anarki karena polisi menjaga diri dan mengantisipasi, takut dituduh melanggar HAM ketika bertindak kasar. Sehingga polisi terkesan hanya menyaksikan kerusuhan. Namun, seharusnya polisi tidak bersikap demikian.
Sebagai bagian dari penegak hukum, sudah sepatutnya polisi memiliki wewenang menindak tegas siapa saja yang melanggar hukum. "Kalau mengatasi aksi massa ratusan saja sebuah Polres sudah tidak mampu, bagaimana dengan massa yang lebih besar?," kata Pasek.
Sebelumnya, kerusuhan di Sumbawa diduga berawal dari kecelakaan lalu lintas, yang menewaskan seorang wanita. Kerusuhan tersebut terjadi sekitar pukul 23.00 Wita.
"Yang jelas pemicunya kecelakaan out of control pada malam Minggu sekitar pukul 23.00 Wita ada kecelakaan dua orang naik motor, kemudian pacar korban meninggal peristiwa menyulut emosi massa bergerak ke rumah cowok," kata Kabid Humas Polda NTB, AKBP Sukarman Hussein lewat telepon selulernya, Selasa (22/1).
Massa dari pihak wanita kemudian mendatangi rumah korban laki-laki. "Sempat melempar beberapa rumah korban kecelakaan, kerugian material belum tahu," ujarnya.
Saat ini, polisi dan TNI berhasil menenangkan massa agar tidak anarkis. "Situasi berhasil diamankan," tegasnya. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usman menyoroti penggunaan water cannon, gas air mata, atau penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang kepada pengunjuk rasa.
Baca SelengkapnyaMenurut Moeldoko, kericuhan tersebut merupakan emosi spontanitas dari massa.
Baca SelengkapnyaKapolres menyesalkan tindakan warga yang menghalangi penangkapan pelaku kejahatan bahkan menyerang dan menyandera polisi.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaKapolda telah menyampaikan permohonan maafnya kepada TNI
Baca SelengkapnyaMenurut Dedi kedatangan mereka ke Polrestabes Medan telah sesuai prosedur.
Baca SelengkapnyaTim advokasi melaporkan kasus dugaan penembakan tersebut ke Bareskrim Polri lantaran tak ada perkembangan dari Polda Kalimantan Tengah.
Baca SelengkapnyaAgar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui, sejumlah massa menggelar aksi unjuk rasa di depan Lapangan Lagoon di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (24/8) sore.
Baca SelengkapnyaEmpat polisi itu terdiri dari dua anggota dari Polda Sulawesi Utara dan dua anggota dari Polda Sulawesi Selatan.
Baca Selengkapnya"Kami sudah mengambil keterangan dari 9 orang, 4 dari anggota Dit Polairud, 3 Masyarakat dan 2 dari pelaku," kata Kabid Propam Polda Sultra, Mochammad Sholeh.
Baca Selengkapnya