Ketua KPK Usul ke Jokowi Agar Tidak Ada Penambahan Kementerian Baru
Merdeka.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo berharap kepada Presiden Joko Widodo agar tidak ada penambahan lembaga, kementerian, atau organisasi baru. Dia menilai lebih baik jika ingin menambah organisasi baru lebih baik dijadikan satu organisasi agar lebih efisien.
"Kami sangat berharap, betul-betul berharap tidak ada penambahan organisasi baru. Kalau mau efektifkan kerja kita jadi satu organisasi yang ada jadi cara yang lebih baik," kata Agus dihadapan Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (13/3).
Kalau pun ada kata dia, pemerintah bisa melihat negara Amerika Serikat yang dibentuk homeland security bukan menciptakan organisasi baru. Homeland security, kata Agus adalah gabungan imigrasi, custom and border protection dan coast guard.
-
Kenapa Jokowi tidak ikut campur dalam kabinet? 'Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024,' kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Apa yang bisa dilakukan Jokowi untuk kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Bagaimana tanggapan Jokowi soal Kabinet Prabowo? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian. 'Kabinet yang akan datang ditanyakan dong kepada presiden terpilih. Tanyakan kepada presiden terpilih. Tanyakan pada presiden terpilih,' kata Jokowi kepada wartawan di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
-
Siapa yang Jokowi instruksikan untuk menggandeng pihak lain? Jokowi berharap ITDH menjadi tak hanya sekadar pusat uji sertifikasi perangkat teknologi. Tetapi, mesti menjadi pusat inovasi dan penelitian. Jokowi menginstruksikan Kominfo untuk menggandeng perguruan tinggi, perusahaan rintisan atau startup, serta UMKM dalam mendorong riset dan paten, serta mendukung pengembangan dan sertifikasi produk-produk lokal.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
Tidak hanya itu, dia juga meminta agar organisasi, lembaga atau kementerian yang ada juga perlu adanya evaluasi. Dia menilai saat ini lembaga terlalu banyak. Dan terjadi tumpang tindih. Dia melihat saat ini pemerintah memiliki 34 Menteri sementara di Amerika hanya memiliki 17. Ditambah kata dia memiliki banyak lembaga.
"Apa misalkan yang ngurusi pegawai negeri, hari ini kan banyak banget ada Menpan, Lan, BKN, KASN, apa tidak bisa sih itu misalkan satu kementerian ministry of personnel management, itu jadi deputi-deputinya. jadi right sizing juga harus dilakukan," kata Agus.
"Seperti yang ngurusi laut, kalau di banyak negara pertahanan navy yang di dalam coast guard. kita banyak coba lihat, polisi air, kplpnya kementerian perhubungan, kapalnya Bu Susi juga nyidik, Bakamla. apa tidak bisa itu?" tambah Agus.
Walaupun akan banyak undang-undang tetapi hal tersebut adalah konsekuensi yang harus dilakukan jika melakukan penataan organisasi. "Ya itu kan konsekuensi. konsekuensi dari dilakukannya right-sizing pasti ada perubahan UU," kata Agus.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Respons Jokowi soal Rencana Prabowo Tambah Jumlah Kementerian Jadi 40
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menegaskan, seharusnya isu tersebut ditanyakan langsung pada presiden terpilih
Baca SelengkapnyaModel pengelolaan wirausaha di negara lain, seperti Korea Selatan, dapat dijadikan contoh.
Baca SelengkapnyaDia menilai pansel harus 'jemput bola' kepada tokoh-tokoh yang kompeten dalam pemberantasan korupsi.
Baca SelengkapnyaCak Nanto menilai diperlukan kajian yang mendalam apabila pemerintah baru akan membentuk kementerian khusus haji.
Baca SelengkapnyaKetua Banggar DPR Said Abdullah mengatakan postur APBN Tahun 2025 tidak akan terpengaruh jika nantinya jumlah kementerian ditambah
Baca SelengkapnyaTanak mengaku siap menghapus Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang biasa dilakukan lembaga antirasuah.
Baca SelengkapnyaKejagung dan Polri Bantah Tutup Pintu Koordinasi, Ini Respons KPK
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP: UU Kementerian untuk Tujuan Negara, Bukan Akomodasi Kekuatan Politik!
Baca SelengkapnyaAgus Rahardjo sebelumnya menyebut pernah dipanggil ke Istana dan diminta presiden menghentikan kasus korupsi e-KTP melibatkan mantan ketua DPR Setya Novanto.
Baca Selengkapnya