Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketua MPR mengaku anaknya pernah pakai kaus bergambar palu arit

Ketua MPR mengaku anaknya pernah pakai kaus bergambar palu arit Zulkifli Hasan. ©2012 Merdeka.com/dok

Merdeka.com - Penggunaan kaus dengan lambang palu arit identik dengan logo Partai Komunis Indonesia, oleh warga mendapatkan tanggapan dari Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan. Dia mengaku anaknya juga pernah mengenakan kaus dengan logo itu.

Saat itu, Zulkifli mengaku tidak langsung menegur keras atau memarahi anaknya. Dia merasa perlu mengetahui alasan anaknya mengenakan kaus bergambar seperti itu.

"Setelah saya tanyakan, ternyata memang sama sekali tidak memiliki tendensi politik. Anak saya bilang, memakai kaus seperti itu hanya karena tren saja," kata Zulkifli di Solo, Selasa (10/5).

Orang lain juga bertanya?

Zulkifli mengatakan, anak muda masa kini memang memiliki selera khas dalam menentukan tren busananya. Kendati demikian, dia pun merasa harus memberitahukan kepada anaknya jika simbol itu (palu arit) dilarang diperlihatkan di Indonesia.

"Setelah saya beri pemahaman seperti itu, akhirnya dia bisa memahami dan tidak memakainya lagi," ucap Zulkifli.

Zulkifli juga meminta semua pihak bersikap dan bertindak hati-hati terkait perkara penggunaan atribut palu arit, supaya tidak salah dalam mengambil penanganan.

"Jangan buru-buru atau terlalu reaktif. Harus dipahami dulu ada motif apa di balik maraknya atribut tersebut. Kemudian baru kita tentukan langkah yang akan dilakukan untuk mencegahnya agar tidak kembali dipakai," ujar Zulkifli.

Zulkifli melanjutkan, masyarakat harus mengetahui dulu latar belakang pemakaian simbol itu. Dia khawatir jika hal itu hanya tren berbusana anak muda, dan tidak memiliki niatan politis apapun.

"Memang hanya tren atau jangan-jangan memang ada desain-desain khusus dari kelompok tertentu," imbuh Zulkifli.

Meski begitu, Zulkifli merasa maraknya atribut palu arit tidak bisa dipandang sebatas sebagai persoalan tren. dia tak menampik adanya kepentingan kelompok-kelompok tertentu. Apalagi, saat ini pemerintah sedang berupaya menuntaskan persoalan masa lalu terkait tragedi politik pada 1965.

"Tidak tertutup kemungkinan memang ada yang sengaja ingin membangkitkan ideologi tersebut. Kalau sudah begitu ya harus dilarang secara tegas," tandasnya.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PDIP Pertanyakan Maksud Kaesang Pakai Jaket Putra Mulyono
PDIP Pertanyakan Maksud Kaesang Pakai Jaket Putra Mulyono

Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat mempertanyakan tindakan Kaesang tersebut.

Baca Selengkapnya
Polemik Candaan Zulhas soal Salat, Ketum MUI: Hati-Hati Bercanda dengan Diksi Agama
Polemik Candaan Zulhas soal Salat, Ketum MUI: Hati-Hati Bercanda dengan Diksi Agama

Ketum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.

Baca Selengkapnya
Soal Erick Thohir jadi Cawapres, Zulhas: Jangan Kelihatan Ngejar Terus, Nanti Enggak Jadi
Soal Erick Thohir jadi Cawapres, Zulhas: Jangan Kelihatan Ngejar Terus, Nanti Enggak Jadi

Kalau terlalu kelihatan memaksa, maka apa yang diinginkan PAN tidak akan terjadi.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi soal Isu Kaesang Gabung PSI: Saya Bilang Tidak Pun, Dia Tetap Jalan
Presiden Jokowi soal Isu Kaesang Gabung PSI: Saya Bilang Tidak Pun, Dia Tetap Jalan

Jokowi membenarkan sempat ada diskusi dengan Kaesang soal langkah politik yang akan diambil.

Baca Selengkapnya
Megawati Singgung Puan Nangis di Rakernas: Enggak Perlu Cengeng Lah
Megawati Singgung Puan Nangis di Rakernas: Enggak Perlu Cengeng Lah

Megawati meminta agar para kadernya tidak cengeng dengan kondisi politik saat ini

Baca Selengkapnya
Hasto Kesal Bendera PDIP di Gunungkidul Dipaksa Diturunkan: Tapi PSI Diizinkan
Hasto Kesal Bendera PDIP di Gunungkidul Dipaksa Diturunkan: Tapi PSI Diizinkan

Namun partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu bisa memasang bertruk-truk bendera.

Baca Selengkapnya
Pernyataan Soal Capres Tes Mengaji Jadi Kontroversi, Kartika Putri Minta Maaf dan Mengaku Terima Dihujat Netizen
Pernyataan Soal Capres Tes Mengaji Jadi Kontroversi, Kartika Putri Minta Maaf dan Mengaku Terima Dihujat Netizen

Kartika Putri meminta maaf kepada publik soal pernyataannya tentang capres mengaji.

Baca Selengkapnya
Wapres Ma'ruf Tanggapi Candaan Zulhas Kaitkan Salat dengan Pilpres 2024: Jangan Kayak Anak-Anak
Wapres Ma'ruf Tanggapi Candaan Zulhas Kaitkan Salat dengan Pilpres 2024: Jangan Kayak Anak-Anak

Wapres Maruf Amin menyinggung candaan Ketum PAN Zulkifli Hasan soal salat dikaitkan dengan dukungan ke Prabowo bentuk kekanak-kanakan.

Baca Selengkapnya
Pemuda Muhammadiyah Bela Zulhas: Tak Ada Motif Mempengaruhi dan Menghasut
Pemuda Muhammadiyah Bela Zulhas: Tak Ada Motif Mempengaruhi dan Menghasut

Dzulfikar Ahmad mengingatkan soal pendewasaan dalam proses beragama dan berpolitik.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Anak Pejabat Pangkalpinang Ungkap Pengeroyokan Diduga Anggota Intel TNI di Kelab Malam
Blak-blakan Anak Pejabat Pangkalpinang Ungkap Pengeroyokan Diduga Anggota Intel TNI di Kelab Malam

Penganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.

Baca Selengkapnya
PAN Luruskan Polemik Pidato Zulhas: Mengingatkan Semua Pihak Agar Menahan Diri
PAN Luruskan Polemik Pidato Zulhas: Mengingatkan Semua Pihak Agar Menahan Diri

Zulhas tidak ada maksud melecehkan dan menistakan agama

Baca Selengkapnya
Pernyataan tentang mengaji menimbulkan pro dan kontra, Kartika mengungkap permintaan maaf dan menerima kritik
Pernyataan tentang mengaji menimbulkan pro dan kontra, Kartika mengungkap permintaan maaf dan menerima kritik

Kartika Putri meminta maaf kepada publik soal pernyataannya tentang capres mengaji.

Baca Selengkapnya