Ketua MPR: Negara harus hadir atasi kekerasan terhadap anak-anak
Merdeka.com - Ketua MPR Zulkifli Hasan turut hadir dalam acara puncak perayaan Hari Anak Nasional di Istana Bogor. Zulkifli mengatakan, kekerasan terhadap anak-anak masih sering terjadi.
"Terutama di daerah-daerah tertentu, tempat-tempat tertentu, perlindungan kepada anak, negara harus hadir. Itu amanat UUD," kata dia di Istana Bogor, Selasa (11/8).
Ketua Umum PAN itu menambahkan, upaya pembangunan manusia penting sekali dilakukan dengan langkah memotong rantai kemiskinan, ketertinggalan suatu daerah dan memberantas kebodohan. Sebab, jika suatu wilayah mengalami persoalan kemiskinan, maka pembangunan anak sebagai generasi bangsa juga akan mengalami kesulitan.
-
Siapa yang sering melakukan kekerasan pada anak? Sayangnya, sering kali kekerasan ini dilakukan oleh orang-orang terdekat, termasuk orang tua mereka.
-
Apa dampak kekerasan pada anak? Menurut American Psychological Association (APA), anak-anak yang mengalami kekerasan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, agresi, dan perilaku antisosial di kemudian hari.
-
Kenapa kekerasan bisa merugikan anak? Mereka berisiko mengalami masalah fisik dan mental, penyalahgunaan narkoba, serta penurunan kualitas hidup yang dapat berlangsung hingga dewasa, bahkan seumur hidup.
-
Kapan kekerasan seksual paling banyak terjadi pada anak? Dalam data IDAI yang dihimpun pada periode 1 Januari hingga 27 September 2023, Meita menyebut kasus kekerasan seksual paling banyak dilaporkan oleh korban yang berusia remaja atau pada rentang usia 13-17 tahun.
-
Kenapa kekerasan anak di sekolah semakin marak? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif. 'Kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif,' kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (11/3).
-
Apa tanda anak mengalami kekerasan? Apabila orang tua curiga anak mengalami kekerasan, maka perlu memperhatikan tanda-tanda emosional yang mungkin ditunjukkan.Misalnya seperti anak menjadi murung atau rewel lebih daripada biasanya, anak jadi takut dengan orang asing atau orang tertentu dan anak takut atau menghindari tempat tertentu.
"Itu saya kira menjadi tugas kita semua memotong rantai kemiskinan itu yang pada dasarnya intinya itu dari anak-anak kemudian menjadi keluarga, menjadi dewasa dan bekerja," jelasnya.
Adapun wujud hadirnya negara dalam memberantas kemiskinan, jelas Zulkifli, yaitu dengan peningkatan pendidikan. Salah satunya, pemerintah harus menggalakan program beasiswa kepada keluarga miskin tetapi mereka memiliki kemauan dan kemampuan untuk belajar.
"Dengan memberikan perhatian sunguh-sungguh pada anak-anak Indonesia. Tidak hanya SD atau SMP tetapi bahkan sampai PT, beasiswa untuk anak miskin, beasiswa untuk anak putus sekolah, itu harus kita utamakan," terang Zulkifli.
"Tetapi substansinya, kebijakan pemerintah itu terhadap anak itu harus dirasakan, kehadiran negara di tengah-tengah mereka. Dengan apa? Dengan memberikan anggaran besar terhadap pendidikan, anak beasiswa, anak di daerah tertinggal, yang tidak punya orang tua, anak terlantar, dan disabilitas," tutupnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPR RI Puan Maharani berharap ada program-program dari Pemerintah yang dapat mencegah terjadinya KDRT.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani menekankan agar Pemerintah harus segera memberikan pendampingan dan bimbingan keperawatan kepada masyarakat guna mencegah KDRT.
Baca SelengkapnyaKetua KPAI Ai Maryati Solihah menyebutkan regulasi yang berkaitan dengan perlindungan anak sebetulnya sudah cukup komprehensif.
Baca SelengkapnyaKasus kekerasan seksual di Indonesia hingga saat ini masih marak di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan
Baca SelengkapnyaWapres pun optimis ide ini akan mendapat dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPesan Puan inipun relevan dengan momen Hari Anak Sedunia Tahun 2024 yang diperingati setiap tanggal 20 November.
Baca SelengkapnyaDirjen HAM menyebut tindakan merundung bisa mencederai martabat dan merugikan seseorang.
Baca SelengkapnyaKPAI menyesalkan masih banyaknya pelanggaran hak-hak anak yang masih terus terjadi.
Baca SelengkapnyaKasus asusila ini tak hanya merusak masa depan anak, namun juga membuat mereka harus berurusan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaDeretan kasus di atas hanya segelintir. Tentu kondisi tersebut sungguh miris. Pelajar seorang tak lagi menunjukkan sikap sebagai seorang anak terpelajar.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan di dunia pendidikan, khususnya di pesantren, menjadi perhatian Menteri PPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Baca SelengkapnyaKPAI mengatakan bahwa kasus perundungan di Temanggung seharusnya menjadi sinyal bahaya.
Baca Selengkapnya