Ketua RT di Depok Sebut Dana Bantuan Dipotong untuk Bantu Warga yang Tidak Dapat
Merdeka.com - Warga terdampak Covid-19 di Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, mengaku jumlah uang bantuan yang diterima dipotong untuk biaya administrasi. Menanggapi hal tersebut, Ketua RT 05/06 Kelurahan Mampang Barep Suroso mengatakan, uang yang diambil dari jatah warga itu akan dipakai untuk membantu warga yang tidak mendapat bantuan. Karena di lingkungannya tidak semua warga terdata mendapat bantuan.
"Dari 100 KK yang saya ajukan, hanya 39 KK saja yang mendapat bantuan. Warga pun menanyakan pada saya kenapa tidak dapat seperti yang lain," kata Barep saat dikonfirmasi, Senin (20/4).
Kondisi ini tidak hanya terjadi di satu tempat. Di RT lain pun banyak warga yang sudah terdata namun tidak mendapat bantuan dana yang berasal dari APBD Depok sebesar Rp250 ribu per-KK.
-
Kenapa warga Bantargebang dapat uang kompensasi? Uang Kompensasi Bau TPST tak bebas dari permukiman warga. Bahkan, mereka yang tinggal di tiga kelurahan. Yakni Cikiwul, Sumur Batu, Ciketing Udik) dapat uang kompensasi bau senilai Rp400 ribu per bulan.
-
Apa yang dibagikan ke warga? Pihak perusahaan ternyata mengizinkan warga mengambil susu tersebut.
-
Siapa yang mendapat kompensasi? Pedagang pun mendapat kompensasi.
-
Kenapa Wali Kota Tarakan memberikan bantuan? Wali Kota juga mencatat pentingnya pemanfaatan lahan terbatas, dengan mendorong penduduk untuk mengolah halaman rumah mereka sendiri untuk bercocok tanam, termasuk hortikultura, guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.
-
Siapa yang mengembalikan uang Rp40 miliar? 'Telah berhasil mengupayakan penyerahan kembali sejumlah uang sebesar USD 619.000 dari tersangka AQ, sehingga total penyerahan uang tersebut senilai USD 2.640.000 atau setara dengan Rp40 miliar,' tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya, Selasa (21/11/2023).
-
Kenapa warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
"Tadinya akan dibelikan sembako dan dibagikan pada warga yang tidak dapat bantuan, tapi berita yang beredar jadi ada potongan," ungkapnya.
Dia meluruskan bahwa tudingan tersebut tidak benar. Karena yang dia dan pengurus RT lainnya lakukan adalah untuk memperjuangkan warga yang tidak dapat bantuan.
"Saya merasa tidak enak kepada warga yang tidak dapat. Saya pusing bagaimana membagikannya, jadi akhirnya sesuai keputusan bersama, kita minta pada yang menerima untuk disisihkan Rp25 ribu. Uang itu dikumpulkan di ketua RW," ucapnya.
Namun akhirnya dana tersebut dikembalikan lagi pada penerima. Dan warga yang tidak dapat pun terpaksa gigit jari. "Duitnya langsung saya ambil di Pak RW dan dikembalikan pada mereka," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, pihaknya sudah melakukan investigasi atas kasus tersebut. "Penyelidikan dan penelusuran tersebut dilakukan terhadap bansos yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Depok," katanya.
Sebelumnya diberitakan, penyaluran dana bantuan bagi masyarakat terdampak wabah Covid-19 di Depok dipersoalkan. Sejumlah warga mengakui mengaku dana yang diterima tidak utuh.
Berdasarkan anggaran yang disediakan Pemkot Depok, warga yang didata akan menerima bantuan sebesar Rp250 ribu. Namun kenyataannya, dana yang diterima tidak full alias dipotong tanpa alasan yang jelas oleh oknum pengurus lingkungan.
Kisaran potongan sebesar Rp25 ribu per kepala keluarga yang menerima bantuan. Salah satu warga di wilayah RT 05/06, Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas, mengaku hanya menerima uang Bansos sebesar Rp225.000 dari yang seharusnya sebesar Rp250.000.
"Saya menerima langsung uang nya dari Pak RT sebanyak Rp225 ribu, katanya yang Rp25 ribu untuk administrasi," kata salah satu warga yang menolak identitasnya diungkapkan saat ditemui, Minggu (19/4).
Mengaku keberatan dengan pemotongan uang bantuan dari Pemkot Depok itu, dia mengaku tidak bisa berbuat banyak.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Program BLT itu tidak boleh dikonversikan dalam bentuk barang, termasuk sembako.
Baca SelengkapnyaDuit tersebut berasal dari program Peningkatan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (PROPE)
Baca SelengkapnyaWarga Kecamatan Leuwigoong, Garut, Jawa Barat mengaku menjadi korban pungutan liar (pungli) pihak desa saat menerima uang ganti rugi pembangunan Tol Getaci.
Baca SelengkapnyaKetua RT 01/RW 16 Cinere Depok memergoki Caleg DPR RI di Depok yang melakukan serangan fajar di masa tenang.
Baca SelengkapnyaDana yang dihimpun dari peserta akan dikelola oleh BP Tapera sebagai simpanan yang akan dikembalikan kepada peserta.
Baca SelengkapnyaKeluhan tersebut ramai dikomentari dan menjadi pembahasan.
Baca SelengkapnyaDedi mengusulkan lebih baik membangun atau merenovasi sekolah yang rusak, dibandingkan memberi makan siang gratis
Baca SelengkapnyaAksi pengadangan truk sampah menggunakan Pajero ini disebut gara-gara kalah pemilihan ketua RT.
Baca SelengkapnyaSaat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memotong TKD ASN DKI Jakarta sebesar 25 persen.
Baca SelengkapnyaDewi Perssik berseteru dengan Ketua RT lingkungannya lantaran masalah hewan kurban. Mediasi kedua belah pihak pun gagal.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menyadari ada komunikasi yang tak tepat dalam proses relokasi ini. Sehingga memancing emosi warga.
Baca SelengkapnyaIqbal juga menyebut sekalipun dalam waktu setahun tabungan yang terkumpul Rp12,6 juta
Baca Selengkapnya