Ketua Satgas IDI: Covid-19 Tidak akan Hilang Sepenuhnya
Merdeka.com - Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tidak akan hilang sepenuhnya di Indonesia meski per 5 Juni 2022 separuh dari 34 provinsi dilaporkan nihil angka kasus.
"Apakah berarti 17 provinsi per 5 Juni itu nihil di seluruh Indonesia? Kelihatan tidak. Karena salah satunya dipengaruhi juga sama negara tetangga kita, seperti Malaysia, Singapura, Australia, semua negara ini tinggi kasusnya. Jadi tidak mungkin langsung turun semua," kata Zubairi Djoerban yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (7/6).
Menurut Zubairi penurunan angka kasus dalam suatu populasi belum tentu diiringi dengan lenyapnya COVID-19 dari muka bumi, termasuk Indonesia.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kapan jumlah kasus HIV di Jawa Tengah menurun? Dia menyebut temuan pada 2023 ini menurun dibanding 2022 kemarin. Sebab pada tahun sebelumnya tercatat ada 3.120 kasus.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Menurut Zubairi situasi yang tepat untuk menggambarkan situasi pelandaian kasus di Tanah Air saat ini adalah risiko tertular COVID-19 yang lebih rendah dari sebelumnya.
"Hanya kalau tertular sudah vaksinasi dua kali, apalagi ada yang sudah booster, kemungkinan kalau sakit karena tertular dan harus rawat inap di rumah sakit itu risikonya rendah," katanya.
Zubairi mengatakan situasi perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit yang kian sepi saat ini, bukan berarti tidak ada pasien yang sedang dirawat. "Yang sakit masih ada beberapa, juga banyak yang kosong," katanya.
Zubairi yang juga seorang dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (Kanker) itu menyebut COVID-19 jangka panjang akan tetap ada di tengah masyarakat dalam jangka waktu panjang.
"Kemungkinan untuk terjadinya lonjakan ada, tidak hilang, kemungkinannya sedikit banget. Kemungkinan makin hilang nyaris enggak ada, kalau berkurang masih bisa, hilang tidak mungkin. Artinya kita sekarang ini menjadi lebih longgar, tapi tidak boleh terlalu percaya diri dan jumawa," ujarnya.
Di tengah transisi menuju endemi, Zubairi berpesan kepada masyarakat bahwa masker akan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.
"Presiden juga bilang, bahwa kita boleh lepas masker di luar ruangan, tapi kalau di ruang tertutup tetap harus pakai masker. Kalau misalnya saya yang keluar rumah di tempat terbuka, tetap harus pakai masker. Kenapa?, karena usia saya 75 tahun, usia yang lanjut untuk yang punya komorbid," katanya.
Komorbid seperti diabetes, kanker, lupus dan sebagainya, tidak akan membuat seseorang sehat 100 persen, katanya menambahkan.
"Jadi tetap saja kalau di ruang tertutup wajib tanpa terkecuali pakai masker. Ini juga yang harus selalu diingatkan, kalau membaca pelonggaran masker secara lengkap, di ruang tertutup wajib, rapat-rapat di ruang tertutup untuk pakai masker juga wajib," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya