Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketua Umum Muhammadiyah Ungkap Lima 'Virus' Pendidikan di Tanah Air

Ketua Umum Muhammadiyah Ungkap Lima 'Virus' Pendidikan di Tanah Air Haedar Nashir. ©istimewa/umm.ac.id

Merdeka.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengungkap lima virus pendidikan di Tanah Air. Haedar mengatakan virus pertama adalah cara pandang yang menjauhkan diri dari nilai-nilai ketuhanan. Virus ini Haedar nama sebagai agnostisisme.

Virus ini bukan hanya soal cara pandang, namun menurutnya juga merambah ke kebijakan di sektor pendidikan.

"Karena nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai agama dipandang sebagai sumber masalah itu yang saya sebut sebagai agnostisisme dari agnostik asalnya di Eropa jadi anti agama yang muaranya anti Tuhan," ujar Haedar dalam sebuah video yang diunggah kanal Youtube PP Muhammadiyah, Rabu (28/7/2021).

Pandangan ini, kata Haedar ulah penarikan kesimpulan secara dangkal olah kalangan tertentu. Seperti halnya ada orang-orang yang beragama dengan pikiran sempit melakukan aksi terorisme, lantas sejumlah pihak memaknainya bahwa agama biang masalah.

Virus agnostisisme jika menginfeksi dunia pendidikan, kata Haedar akan membuat kebijakan pendidikan serasa kering dari nilai-nilai agama.

"Nah (virus) ini hati-hati, bahwa menjauhkan nilai-nilai agama dari pendidikan," ucap dia.

Virus kedua, lanjut Haedar adalah ekstremisme dan radikalisme. Virus ini tak melulu berasosiasi dengan Islam. Haedar membagai beberapa penyakit dalam dunia pendidikan tersebut. Yakni ekstremisme dan radikalisme karena agama, kebangsaan, dan politik, maupun ideologi.

Haedar mencontohkan ekstremisme yang berbalut agama adalah sikap sejumlah kalangan yang fatalis dengan Covid-19. Mereka menganggap bahwa penyakit urusan Tuhan, manusia tak perlu melakukan ikhtiar untuk mencegahnya. Ekstrem ini selalu berlindung dibalik pernyataan, "Covid-19 kan dari Allah, kenapa takut?"

"Tapi juga ingat, ada juga ekstremisme dan radikalisme atas nama kebangsaan. Namanya sauvinisme nasionalisme, itu kan? Itu memandang bahwa nasionalismelah yang utama, agama dan lain-lain itu nomor dua. Nah itu ekstrem juga," paparnya.

"Atau ada juga yang radikalisme karena politik, bahkan separatisme. Atau karena ideologi, komunisme, ateisme, sekularisme itu juga ekstrem," sambungnya.

Kekerasan

Virus ketiga, menurut Haedar adalah virus kekerasan dalam dunia pendidikan, termasuk di dalamnya perundungan atau bullying.

"Yang ini juga menjadi tantangan kita, karena sering bahwa kekerasan di dunia pendidikan itu dianggap lumrah. Guru memukul anak itu sudah gak zamannya kan," ucap dia.

Virus selanjutnya adalah pelecehan seksual di dunia pendidikan. Dan yang kelima pembodohan.

Di mana menurut Haedar dunia pendidikan memberikan pengajaran soal hal-hal yang tak selayaknya.

"Yang membuat orang menjadi tidak cerdas, tidak berilmu. Misalkan kurikulum, kok ada di kurikulum pernyataan begini-begitu tapi memperbodoh," paparnya.

Kendati begitu, tetap saja ulama Muhammadiyah kelahiran Bandung, Jawa Barat 63 tahun silam itu mengakui sejumlah kemajuan dalam dunia pendidikan di Indonesia.

"Ada banyak prestasi dari anak-anak didik kita. Ini modal positif bagi kita untuk memajukan dunia pendidikan dalam rangka optimisme. Dan banyak para guru juga yang menjadi teladan dan pilar kemajuan," pungkasnya.

3 Dosa Besar Dunia Pendidikan

Lima virus dunia pendidikan yang dirumuskan Haedar seakan hendak mengoreksi rumusan tiga dosa besar dunia pendidikan yang diucapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.

Adapun ketiganya adalah pertama adalah radikalisme, kemudian kekerasan seksual, dan kekerasan atau perundungan.

"Secara pribadi saya berbicara ada tiga dosa yang harusnya ada penindakan yang sangat tegas. Yang satu adalah radikalisme diajarkan pada anak-anak kita, kedua adalah kekerasan seksual, ketiga adalah kekerasan, yaitu bullying," tegas Nadiem di hadapan Komisi X DPR RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Menurut Nadiem, pihaknya belum bisa menemukan ramuan kebijakan yang pas untuk menanggulangi ketiga dosa besar tersebut.

"Ini bisa terjadi antar dewasa-anak, bisa terjadi antar anak, dan lain-lain. Ini bisa (terjadi) di mana pun," beber dia.

Ia mengaku masih mengkaji kebajikan guna menangkal tiga dosa yang menurutnya tak dapat ditolelir.

"Bahwa itu harus penindakan luar biasa seriusnya dan tegas. Nah ini yang sedang kami rumuskan bagaimana caranya. Jadi tidak hanya pada perubahan pola pikir doang, (tapi) harus ada penegasan," pungkasnya.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
DPR Nilai Ada 3 Dosa Besar Dunia Pendidikan di Era Mendikbud Nadiem Makarim
DPR Nilai Ada 3 Dosa Besar Dunia Pendidikan di Era Mendikbud Nadiem Makarim

Ketua DPP PKB ini menyebut adanya terjadi tren tingkat kenaikan tindak kekerasan seksual.

Baca Selengkapnya
Sentilan Keras JK buat Menteri Nadiem, Kemendikbudristek Dipimpin Orang Tak Berpengalaman & Jarang Ngantor
Sentilan Keras JK buat Menteri Nadiem, Kemendikbudristek Dipimpin Orang Tak Berpengalaman & Jarang Ngantor

JK bahkan membandingkan kepemimpinan Nadiem dengan dengan para tokoh-tokoh pendidikan terdahulu.

Baca Selengkapnya
Ilmu Pengetahuan Terus Berkembang, JK Ingatkan Umat Islam Tak Terjebak Romantisme Kejayaan Masa Lalu
Ilmu Pengetahuan Terus Berkembang, JK Ingatkan Umat Islam Tak Terjebak Romantisme Kejayaan Masa Lalu

"Dulu ilmu pengetahuan sumbernya kita. Sekarang di Barat dan China," kata JK.

Baca Selengkapnya
MUI: Cegah Dai Kedepankan Intoleransi, Provokasi dan Pecah Belah Umat
MUI: Cegah Dai Kedepankan Intoleransi, Provokasi dan Pecah Belah Umat

Kehidupan beragama tentu tidak bisa dilepaskan dari urgensi menjaga keutuhan persatuan bangsa

Baca Selengkapnya
Wamen ATR Raja Juli Antoni: Kader Muhammadiyah Jangan Jago Kandang, Harus Diuji
Wamen ATR Raja Juli Antoni: Kader Muhammadiyah Jangan Jago Kandang, Harus Diuji

Raja Antoni, merasa heran apabila terdapat Kader Muhammadiyah menganggap kesalehan sosial tidak lagi keren, dan memilih kesalehan personal..

Baca Selengkapnya
VIDEO: Mahfud Ceplas Ceplos Sekarang Banyak Penegak Hukum Tidak Bagus, Banyak Mafianya!
VIDEO: Mahfud Ceplas Ceplos Sekarang Banyak Penegak Hukum Tidak Bagus, Banyak Mafianya!

Mahfud menegaskan saat ini banyak penegak hukum tidak bagus.

Baca Selengkapnya
Pesan Jokowi ke Pelajar Muhammadiyah: Jadi Generasi Tangguh, Tapi Harus Bermoral
Pesan Jokowi ke Pelajar Muhammadiyah: Jadi Generasi Tangguh, Tapi Harus Bermoral

“Buat saya itulah sosok pelajar muhammadiyah idaman. Memiliki moral, memiliki budi pekerti, memiliki mental juga yang hebat,” kata Jokowi.

Baca Selengkapnya
Di Hadapan Mahasiswa, Mahfud Ungkap Kemampuan yang Harus Dimiliki Manusia Unggul
Di Hadapan Mahasiswa, Mahfud Ungkap Kemampuan yang Harus Dimiliki Manusia Unggul

Mahfud menyampaikan delapan misi untuk menuju Indonesia Unggul di hadapan mahasiswa.

Baca Selengkapnya
Menkopolhukam Mahfud Md Akui Buruknya Kualitas Aparat Penegak Hukum Indonesia
Menkopolhukam Mahfud Md Akui Buruknya Kualitas Aparat Penegak Hukum Indonesia

MenkMenkopolhukam Moch Mahfud Md mengakui masih buruknya kualitas aparat penegak hukum (APH) di Indonesia yang turut memengaruhi penegakan hukum di tanah air.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Eks Ketua KPK Bicara Peluang Korupsi Hilang Dari Indonesia, Bisakah?
VIDEO: Eks Ketua KPK Bicara Peluang Korupsi Hilang Dari Indonesia, Bisakah?

Abraham mengungkapkan, di negara sukses tekan korupsi, ada 3 cara yang pasti diterapkan.

Baca Selengkapnya
Menuju Indonesia Emas: Pentingnya Peningkatan Kualitas Pendidikan
Menuju Indonesia Emas: Pentingnya Peningkatan Kualitas Pendidikan

Peluang Indonesia menjadi negara maju sangat besar jika masyarakatnya lebih banyak lagi yang berpendidikan tinggi

Baca Selengkapnya
Mahfud: Para Koruptor Hati-Hati, Menang Pilpres akan Kami Libas
Mahfud: Para Koruptor Hati-Hati, Menang Pilpres akan Kami Libas

Korupsi yang masih merajalela sudah mencoreng nama Indonesia.

Baca Selengkapnya