Ketum Muhammadiyah Minta Jokowi dan Prabowo Tidak Buat Pernyataan Konfrontatif
Merdeka.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau Capres Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto tak membuat pernyataan yang konfrontatif. Pernyataan konfrontatif ini dikhawatirkan akan membuat suasana tidak kondusif.
"Hendaknya (dua paslon) tidak membuat pernyataan spekulatif dan konfrontatif yang dapat menjadikan suasana pascapemilu dan kehidupan kebangsaan menjadi tidak kondusif," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Kamis (18/4).
Menurutnya, masyarakat juga diminta menunggu hasil keputusan KPU terkait pemenang Pilpres 2019, dan tak terpengaruh hasil hitung cepat yang disampaikan oleh berbagai lembaga survei.
-
Siapa yang ditegur Prabowo? Presiden Prabowo Subianto menegur Sekretaris Kabinet Mayor (Inf) Teddy Indra Wijaya dalam acara pembukaan Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12).
-
Bagaimana Prabowo merespon pernyataan Joe Biden tentang kerja sama? Merespons hal itu, Prabowo mengatakan, dirinya akan berupaya meningkatkan persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan AS.
-
Kenapa Prabowo akan minta pendapat Jokowi? 'Pak Prabowo kan mengatakan Pak Jokowi itu mentor beliau, di acara-acara internal Pak Prabowo berulang kali menyampaikan kepada kami bahwa beliau belajar banyak dari Pak Jokowi. Beliau kan sebagai tentara kan belajar kepemimpinan dari muda, tapi melihat sosok yang begitu luar biasa ya itu adalah Pak Jokowi,' tambahnya.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Siapa yang memberikan nasihat kepada Prabowo? Ketua Dewan Pembina Pondok Pesantren Cipasung, KH Koko Komarudin Ruhiat salah satu di antaranya yang memberikan nasihat kepada Prabowo.
"Kita mengajak semua pihak untuk cooling down yang ditunjukkan dengan sikap menahan diri, menjaga ketenangan, dan bersabar menunggu hasil penghitungan dan pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum. Masyarakat hendaknya tidak terlalu terpengaruh suasana oleh banyaknya hasil hitung cepat, exit poll, dan lain-lain yang disajikan di media massa, media sosial dan ruang publik," terangnya.
Haedar menjelaskan hasil hitung cepat haruslah dihargai sebagai sebuah kajian ilmiah. Namun menurut Haedar yang berhak untuk mengumumkan hasil akhir adalah KPU.
Terkait proses perhitungan suara, Haedar meminta kepada KPU untuk bisa bekerja secara profesional, independen adil dan jujur.
"Kita dukung agar KPU bisa bekerja secara profesional, independen, jujur dan adil sehingga proses penghitungan dan hasil Pemilu betul-betul terpercaya, objektif dan seksama serta diumumkan tepat waktu sehingga dapat diterima secara objektif oleh semua pihak," terang Haedar.
Tak hanya itu, dia berharap kepada elite politik dari kedua kubu agar ikut menjaga kondusifitas, dengan tidak mengeluarkan klaim-klaim politik dan menunggu hasil keputusan KPU. Diharapkan para elite politik dari kedua belah pihak bisa menjadi teladan bagi masyarakat.
"Kita berharap klaim politik ini tak menciptakan suasana paska pemilihan menjadi tidak kondusif. Para elite dari kedua kubu diharapkan memiliki jiwa kenegarawanan yang tinggi," urai Haedar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin mengaku belum melihat Jokowi memihak kepada salah satu pasangan calon.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku jengkel dengan isu keretakan hubungannya dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.
Baca SelengkapnyaHasto meminta Presiden Jokowi netral, dan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaDia bersaksi Jokowi benar-benar berjuang untuk rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara, presiden merupakan penyelenggara pemilihan.
Baca SelengkapnyaPrabowo ingin semua pihak mengedepankan kepentingan rakyat dan bangsa untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Baca Selengkapnya"Bukan ranahnya capres bicara etika. Mengimbau boleh, tapi bukan pada tempatnya," jelas Budi Arie
Baca SelengkapnyaPernyataan Hasto dinilai jauh dari kesan dan sikap seorang kader partai politik.
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan Ungkap Maksud Prabowo Sindir Partai Tak Mau Diajak Kerja Sama Jangan Mengganggu
Baca SelengkapnyaPDIP menegaskan tidak punya niatan untuk membubarkan koalisi lain.
Baca SelengkapnyaJokowi dengan tegas mengingatkan, jangan tidak boleh tidak saling menyapa karena adanya perbedaan pendapat saat pemilu.
Baca Selengkapnya